LISA POV
Mengemudi dan terus mengemudi entah sudah berapa titik yang kami datangi tapi sejauh ini aku belum dapat menemukan keberadaan jennie, aku semakin khawatir setiap waktunya karena aku tahu setiap detik yang berlalu beberapa kemungkinan bisa saja terjadi.
ketakutan yang aku rasakan semakin menjadi-jadi aku berusaha keras untuk lebih tenang tapi ingatan tentang adikku selalu berputar dikepala membuat aku berfikir kalau kali ini aku juga tidak dapat melindungi jennie seperti halnya aku yang tidak bisa melindungi adikku.
Tuhan..... aku mencintainya.
"belok kanan" jisoo memberi arahan untuk menuju lokasi lainnya yang di tunjukan oleh peta daerah yang mungkin salah satunya adalah tempat dimana jennie berada.
jalanan sempit tanah berbatu di hampit oleh pepohonan besar dikanan dan kiri, aku mengemudi dengan dengan hati-hati karena jalanan yang kami lewati menanjak dan cukup licin.
sampai pada dimana kami sampai di ujung jalan, kami dari kejauhan melihat lampu remang menyinari sebuah gudang atau entah sebuah kandang, instingku mengatakan bahwa jennie ada disana. semoga dia baik-baik saja.
sebelum turun aku dan jisoo mengatur strategi karena akan sangat berbahaya jika kami masuk secara bersamaan jika jackson ada didalam sana. jadi jisoo akan masuk lewat depan sedangkan aku dari belakang.
jika jackson membawa pistol itu tidak berarti apa-apa karena kami menggunakan rompi anti sepeluru kecuali kami ditakdirkan mati hari ini.
operasi dimulai
aku mengendap-endap meminimalisir suara agar pergerakan kami tidak diketahui dan saat aku sudah berada disamping bengunan aku dapat emilhat mobil yang terparkir yang aku sangat yakin ini adalah milik jackson terlihat dari merek,warna dan platnya tentu saja.
jadi aku memberi tahu jisoo melalui alat bantu kami agar dia lebih waspada karena didalam terdapat jackson, aku tidak tahu bagunan ini tempat apa tapi kami tidak dapat mendengar apapun dari dalam.
BRAAAAKKKK
terdengar suara dorongan pintu keras yang aku yakini adalah jisoo sementara aku masih berusaha untuk membuka pintu kecil yang ada di belakang bangunan dengan hati-hati karena seperti rencana aku akan melepaskan jennie sedangkan jisoo adalah orang yang akan mengalihkan perhatian jackson.
setelah berhasil membuka pintu itu aku perlahan masuk dan aku sudah dapat pelihat jennie yang tengah duduk dikursi dengan lemah beserta darah di tangan dan sudut bibirnya, pemandangan yang sangat membuatku marah.
aku bersembunyi dibalik tumpukan kotak kayu tidak jauh dari jennie, aku juga dapat mendengar suara jisoo yang sedang menghadapi jackson. mereka belum beradu fisik saat aku mengintip dari balik tumpukan kotak kayu tapi jisoo masih berusaha untuk meminta jackson mengangkat tangan sayangnya pria cabul itu sangat keras kepala, dia bahkan tidak membuang pisaunya.
"J..." aku memanggil sepelan yang aku bisa, setelah beberapa kali akhirnya Jennie menyadari keberadaanku yang segera aku beri intruksi untuk tetap diam. setelah aku memberi kode pada jisoo untuk tetap mengalihkan perhatian akupun segela menghampiri jennie untuk membuka ikatannya.
"sssttt tenang ok? aku di sini. kamu aman" aku berbisik saat sedang membuka ikatan jennie, dia dengan cepat mengangguk jennie menangis namun dia berhasil menahannya, aku yakin dia ketakutan saat ini dan akan aku pastikan jackson akan membusuk dipenjara.
setelah berhasil membuka ikatan aku membawa jennie kembali ke belakang tumpukan kotak kayu lalu memintanya untuk mengenakan rompi anti peluru yang sebelumnya aku kenakan "bagaimana denganmu?" jennie bertanya saat aku mengenakan rompi itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JL Story //JENLISA
Short Storybeberapa cerita berbeda tentang JL berada disini sesuai dengan judul