Chapter 6; Nekat

5 0 0
                                    

.
.

"Oke, gue bakalan berusaha buat deketin Bhivan!" Gumam Maura sembari melewati koridor kelas SMA Bhintara.

Kini ia berjalan memasuki ke dalam ruang kelasnya, dan segera ia meletakkan tas nya di tempat duduk secara sembarangan.

"Mau, lo udah ngerjain kimia bel-" Ucapan Zhafran terputus tatkala perempuan bernama Maura yang tadi ada di hadapannya tiba-tiba menghilang.

"ZHAFRAN GUE MAU NYONTEK PR FISIKA DONG" Teriak Nage dari arah pintu kelas XI MIPA 1.

"Lo lagi nyariin siapa? " Tanya Nage yang kini berjalan mendekati Zhafran.

"Si Maura tadi ada, tapi tiba-tiba ilang Na" Jawab Zhafran sembari mencari eksistensi dari Maura.

"Oh, dia pergi ke kelas gue tadi. Nemuin Bhivan" Jawab Nage sembari menatap ke arah Zhafran.

"Si Maura nekat juga, gws deh Mau"
Batin Nagendra.

.
.
.

"Bhivan, lo udah sarapan belum? Ayo sarapan bareng sama gue di kantin" Ajak Maura.

Bhivan yang keheranan melihat tingkah Maura hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hah? Gimana? " Tanya Bhivan

"Ayo sarapan sama gue di kantin" Ajak Maura sekali lagi.

"Aduh-aduh, anak muda jaman sekarang sarapan aja bareng ya. Serasa dunia milik berdua. "

Nyinyir Nalula yang ternyata duduk di belakang Bhivan.

Ia sedari tadi menundukan kepalanya di atas meja untuk tidur. Tetapi usaha untuk tidurnya gagal, dikarenakan kedatangan Maura yang mengajak Bhivan untuk sarapan bersama.

"Nyinyir aja, emang lo siapanya Bhivan? " Tanya Maura pura-pura tidak tahu.

"Gue emaknya Bhivan" Ucap Nalula sembari terkekeh.

"Ngadi-ngadi, lo kan ayang gue lul"
Ucap Bhivan menghadap ke arah Nalula

"Ayang ayang, mulut lo gue sumpel pake kaos kaki mau? Alay tau ga? "
Ucap Nalula galak.

Nalula sendiri bukan tipe orang yang suka akan hal-hal romantisme. Bisa dibilang, Nalula mempunyai love language tersendiri.

"Kata gue lo mending pergi deh Mau, soalnya tadi Bhivan udah sarapan pake bubur sumsum Mang Ujang sama gue" Jelas Nalula sembari mengerjapkan matanya.

"Oalah, oke next time sarapannya sama gue ya Van! " Ucap Maura sembari meninggalkan Bhivan dan Nalula.

"Lah ngelunjak" Gumam Nalula

Baik Nalula, Bhivan maupun Maura tidak menyadari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baik Nalula, Bhivan maupun Maura tidak menyadari. Ada sepasang manik mata yang memperhatikan mereka sedari tadi.

"Maurana Angkasa ya? " Gumam orang tersebut.

Arisha Dan JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang