14

224 16 0
                                    

Donghyuck tidak tahu apa yang membuatnya melangkahkan kaki menghampiri rumah lelaki pemilik hatinya.

Ya, Minhyung masih menempati ruang di hatinya. Tidak ada bagi keduanya, mempunyai niatan untuk mengakhiri hubungan terlarang yang sudah terjalin beberapa bulan.

Tok! Tok! Tok!

Sesampainya di depan pintu rumah Minhyung, Donghyuck memberi ketukan pada pintu kayu itu sebanyak 3 kali. Dan tak berapa lama kemudian pintu terbuka, menampilkan sosok lelaki dewasa berwajah tampan dengan rahangnya yang tegas.

"Donghyuck, masuk. Mau bertemu Minhyung? Kebetulan sekali dia baru pulang. Sepertinya sedang mandi"

Papa Minhyung menepi dari pintu dan memberi jalan bagi Donghyuck untuk masuk, di sertai deretan kata yang lumayan panjang.

"Baru pulang? Larut sekali" balas Donghyuck yang berjalan bersisian dengan tuan rumah menuju ruang tamu Minhyung.

Wajar Donghyuck bertanya, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam. Dimana seharusnya orang kebanyakan sudah beristirahat, akan tetapi Minhyung justru baru pulang dari kantor. Abaikan Donghyuck yang dengan tidak tahu dirinya bertamu di jam segitu. Dia ingin melihat lelakinya. Sebut saja rindu meskipun dia juga bingung merindukan apa?

"Hahaha, sepertinya Minhyung sedang di perbudak kantornya" jawab Papa Minhyung yang di sertai gelak tawa khas lelaki dewasa.

Donghyuck tersenyum sembari menganggukkan kepala mengerti.

"Sepertinya Minhyung masih lama Hyuckie. Kau sudah makan apa belum?" tanya Mama Minhyung sembari memanaskan makanan untuk putranya.

"Sudah, bibi Yeji tidak perlu repot-repot" kata Donghyuck menjawab dengan sopan.

"Bibi merasa tidak di repotkan sama sekali. Sekalian kau menemani Minhyung makan nanti" kata Mama Minhyung dengan senyum keibuannya.

Donghyuck tertawa pelan mendengar perkataan perempuan tersebut "Serius bibi. Aku sudah makan" katanya.

"Ngomong-ngomong, ada perlu apa kau malam-malam kemari nak Donghyuck?" tanya Paman Soohyun.

Donghyuck terdiam selama beberapa saat. Memilih rangkaian kata yang kiranya tidak menimbulkan salah paham antar kedua belah pihak.

"Entahlah Paman. Tiba-tiba aku ingin kemari" jawab Donghyuck dengan kekehan nya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Jawaban Donghyuck justru membuat orang tua Minhyung ikut tertawa. Dua orang dewasa itu tidak habis pikir dengan tingkah yang lebih muda.

"Aku bercanda. Ada yang ingin aku tanyakan soal pekerjaan. Aku butuh sedikit bantuan Minhyung" dusta Donghyuck sembari menunjukkan senyum canggung nya.

"Sebentar bibi panggilkan. Jika tidak di ingatkan anak itu akan berendam  lebih lama dari biasanya" Mama Minhyung pamit menuju kamar putranya.

Namun suara Donghyuck menghentikan langkah perempuan tersebut yang baru berjalan beberapa langkah.

"Aku saja bibi yang ke sana. Jika perlu, sekalian aku bawakan makanan untuk Minhyung" kata Donghyuck menawarkan diri.

"Lagipula aku juga datang di waktu terlalu larut" ucapnya dengan perasaan tidak enak.

Soohyun yang mendengar perkataan Donghyuck kembali di buat tergelak pelan.

"wajar Donghyuck. Namanya juga anak lelaki, main ke rumah teman sampai tengah malam pun tidak masalah" katanya.

Teman ya? Tapi mereka bukan sekedar teman ...

"Ya sudah, tolong ini bawakan untuk Minhyung. Jika perlu kau nanti menginap saja Hyuckie. Sudah terlalu malam jika kau pulang nanti"

Beruntung selama ini Donghyuck sudah terbiasa keluar masuk kamar Minhyung. Jadi tidak membuat orang tua Minhyung curiga jika sebenarnya mereka berdua menjalin suatu hubungan. Begitu juga sebaliknya, ketika Minhyung berkunjung ke rumah Donghyuck.

Rasa Hati || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang