Prologue - Fresh

7 2 5
                                    

7.30 *beep* *beep* *beep*

Suara dari jam tanganku berbunyi, sepertinya sudah setengah 8. Kepalaku masih sangat terasa nyeri dan setelah ku ingat-ingat semalam diriku menghantam lemari besi dikamarku. Duh, kurasa aku tidak bakalan bisa menutupi bekas memarnya itu.

Aku tidak tau apa yang menyebabkan diriku bisa menghantam lemari besi itu, tapi.... Oh tidak, aku tau alasannya.

Indirect call to Mr. Latuska

"Halo Tuan Latuska, maaf mengganggu pagi anda. Aku rasa mungkin hari ini aku tidak akan pergi bekerja dulu. Kau tau.... Aku mengalami demam hari ini. Apa 3 hari masa cuti masih bisa ku ajukan?"

"Kau sudah mengambil izin cuti itu seminggu yang lalu. Tidak bisakah kau pergi bekerja hari ini? Aku tidak mau memberatkan pekerjaanmu kepada Fred."

Oh celaka! Harusnya aku tahu kalau Tuan Latuska tidak terlalu menyukai diriku. Terlebih sudah 4 kali aku izin selama 2 bulan ini dan Fred selalu menggantikan pekerjaanku itu. Sial, aku merasa prihatin dengannya disaat yang bersamaan.

"Baik Tuan Latuska, aku akan pergi kekantor sekarang juga tapi aku mohon untuk meringankan jam keterlambatanku."

"Itulah jawaban yang kuharapkan darimu. Yasudah, pergilah kekantor sekarang. Aku akan mengatakan bahwa kau ditugaskan secara private oleh ku dan datang terlambat karena overworked." 

*Tuutt...* *Tutttt...* *Tuuttt...*

"Oke, sepertinya aku harus bersiap-siap." Gumamku.

Jarak tempuh dari rumahku menuju kantor tergolong cukup dekat. Aku hanya perlu 30 menit untuk sampai disana, namun aku akan melewati jalan shortcut yang bisa membawaku sampai ketempat tujuan dengan lebih cepat. Paling tidak selama 12 menit.

---------------------------------

"Aku rasa aku sangat malu karena Tuan Lambert sedikit mendapatkan kemajuan dari kasus yang diambilnya. Kau tau K, satu-satu nya yang mau mengambil kasus rumit ini hanya kau dan aku berharap kasus ini bisa di selesaikan dalam tempo 1 tahun."

Perkataan dari pria berkacamata itu menyiratkan pesan bahwa aku tidak boleh gagal dalam kasus kali ini. Aku paham bahwa kasus kematian dari keluarga Brenich masih mengalami stagnansi. Tapi aku cukup kagum dengan Tuan Lambert, dia mampu... well bisa kukatakan cukup berhasil memecahkan beberapa puzzle terkait keluarga Brenich.

"Persetan dengan C.O. Priv, jika saja Lambert tidak di utus mungkin aku lah yang akan mendapatkan petunjuk berikutnya." Gumamku

"Kau mendengarkanku kan K?"

"Oh iya Tuan Latuska, sungguh aku mendengarkanmu." Ucapku yang baru sadar jika Tuan Latuska pasti sudah panjang lebar mengoceh.

Tuan Latuska kemudian mempersilahkanku keluar dari ruangannya. Dia sedikit memberikanku informasi terkait pergerakan berikutnya dari COPRIV, yang baru kusadari bahwa mereka akan melakukan otopsi kedua terhadap Tom Brenich namun terkendala izin dari pihak rumah sakit. Tentu aku tidak akan melewatkan kesempatan ini.

"Mia pasti akan membantuku kali ini." Ucapku

-----------------------
Bersambung....

TRIBUTE FOR THE CLOCK SWIPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang