Assasin

449 67 1
                                    

Segelas minuman kaleng diberikan pada si gadis, pemuda bersurai putih gading tersenyum di balik jaket birunya. Reaksi menggemaskan Nobara membuat senyuman tercipta di bibir, jarang sekali ia bisa berinteraksi dengan wanita selain Maki.

"Terima kasih kak Inumaki" Ucap Nobara. Teman Maki yang satu ini agak pendiam, sedari tadi selalu Nobara yang membuka pembicaraan. Ini bukanlah sikap membenci atau mengabaikan, buktinya setiap Nobara meminta apapun, pasti dituruti.

Kini mereka duduk di taman kota. Beberapa orang berlalu lalang melewati keduanya, suasana sejuk nan ramai, belum lagi terlihat beberapa keluarga sedang menghabiskan waktu di tempat tersebut. Nobara tersenyum kecut, ia jadi teringat akan masa lalunya. Netra violet Inumaki melirik Nobara penasaran, kenapa ekspresi si gadis tiba-tiba saja berubah.

"Sebentar lagi Maki akan pulang" Nobara menoleh, ia menepuk-nepuk area kosong di bangku taman yang ia duduki.

"Duduk sini" Ajaknya lembut. Inumaki mengerjap beberapa kali, tak lama ia memilih menurut dan duduk di sebelah Nobara.

Kikuk. Nobara tak tahu bagaimana cara mencairkan suasana canggung ini. Sejujurnya Nobara juga belum terlalu mengenal orang ini, tatapan dingin dan tajam Inumaki selalu membuatnya canggung.

"Anu, kak Inumaki" Ujarnya membuka pembicaraan. Si pemilik nama menoleh, ia menanti kalimat apa yang akan keluar setelah ini.

"Kalau boleh tau, kenapa Kak Inumaki selalu mengenakan masker, syal, dan jaket berkerah panjang, apa ada sesuatu yang disembunyikan?" Hampir semenit pemuda itu tak merespon, Nobara meneguk salivanya gugup, mungkin ia salah bertanya. Nobara mengalihkan pandangan, ia berteriak dalam hati menahan malu. Mudah membuat laki-laki terpikat, tapi jika mereka dalam zona pertemanan Maki Zenin sebaiknya jangan sampai terlibat. Nobara tahu kalau pria ini juga orang yang sangat berbahaya. Sudah hampir seminggu Inumaki menemani dan menjaganya, tapi pria ini cuma sesekali membuka suara.

Suara resleting jaket diturunkan kembali menarik atensi Nobara untuk menoleh, ia terperangah kala mendapati tato aneh di antara mulut Inumaki. Tak lama pria itu kembali menarik resletingnya. "Maaf" Ucapnya singkat.

Alis Nobara berkerut bingung, "Kenapa minta maaf?" Tanya Nobara lugu.

Inumaki terkekeh, apa Maki sama sekali tak memberitahu identitasnya pada Nobara?

"Kau tau itu tadi lambang apa?" Balas Inumaki. Akhirnya orang ini menyahuti perkataan Nobara, si gadis tersenyum tipis.

"Tidak." Katanya sembari menggeleng.

"Kau tidak takut saat melihatnya?" Tanya Inumaki lagi.

"Tidak, tidak seram" Jawaban Nobara membuatnya tertawa, baru kali ini ada orang yang tak mengenali tanda itu, padahal Nobara sudah sangat dekat dengan dunia gelap mereka, tapi sepertinya Maki tak membiarkan Nobara mengetahui apapun.

"Aku mendapatkan tanda ini setelah lulus sekolah, bergabung dalam sebuah organisasi dan menjalankan misi memuakkan."

"Apa itu juga yakuza?" Nobara penasaran, kenapa orang-orang yang berada di sekitar Maki selalu menutup diri.

Inumaki menggeleng pelan, ia tersenyum tipis lalu menjawab, "Organisasi berbahaya, tapi bukan yakuza. Apa kau sudah bertemu Yuuta?"

"Kak Okkotsu Yuuta?" Nobara mengangguk cepat, bahkan sebelum dipertemukan dengan Inumaki orang itu yang muncul duluan.

"Dia dan Maki membantuku keluar dari organisasi tersebut, makanya sekarang aku bekerja dengan Maki dan Yuuta. Bisa dibilang, tanda ini kutukan sekaligus saksi bagaimana aku bisa keluar dari tempat yang sangat berbahaya. Dan sekarang, kami jadi teman dekat." Mimik muka yang semula dingin kini tampak teduh, seolah memori lama sedang menyelimuti Inumaki kembali pada masa lalunya yang kelam.

My Yakuza Wife [MakiNoba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang