One

1.5K 243 32
                                    

Bucin-1

"Ingat ya, Nar....harus sampai ke tangan Sasuke!"

"Semua perintah Lo sudah gue lakukan sesuai permintaan," ucap pemuda jabrik berkulit Tan, Naruto Uzumaki. Wajahnya terlihat malas saat melirik gadis cantik di hadapannya.

"Apanya? Kemarin gue lihat sendiri Sasuke buang bekal pemberian gue," ucap gadis itu kesal. Pasalnya nasi goreng tomat buatannya malah berakhir di perut ayam milik pak kebun sekolah.

"Ya terserah dia dong. Bukan hak gue nglarang dia."

"Harusnya Lo bilang, itu nasi goreng bikinnya gak gampang. Butuh perjuangan." Haruno Sakura memasang mimik lesu. Segala usaha telah ia lakukan demi menarik hati si pangeran sekolah, Uchiha Sasuke. Namun sampai hari ini belum ada tanda tanda perasaannya terbalas.

"Lo pikir dia mau dengerin kata kata gue?" ujar Naruto yang sama frustasinya. Pria itu adalah sahabat dekat Sasuke. Sakura sengaja mendekatinya untuk menjadikan pria itu sebagai jembatan cintanya. Beruntung Naruto bukan pria dingin yang sulit didekati. Kepribadiannya yang mudah akrab dengan orang lain membuat Sakura tidak kesulitan untuk meminta bantuannya.

"Tapi kali ini harus berhasil ya....terserah Lo mau ngomong apa. Yang jelas ceritain semua sisi baik gue," bisik Sakura dengan mengedipkan matanya.

"Siap....yang penting jangan lupa kerjain PR gue."

Sakura mengacungkan jempolnya. Ia memang sudah berjanji, jika Naruto mau membantunya maka ia harus mengerjakan semua PR Naruto selama dua bulan.

Sakura segera memberikan sebuah totebag yang berisi sarapan buatannya. Dengan penuh percaya diri ia pun berdoa semoga kali ini berhasil. Meski sudah hampir satu bulan ia ditolak, hal itu tak menyurutkan semangat juangnya demi memikat sang pujaan hati.

***

Sasuke mengerutkan keningnya saat totebag dengan motif bunga sakura berada di atas mejanya. Di dalamnya berisi kotak makanan yang terdapat sebuah sandwich.

Sasuke melirik teman sebangkunya yang menguap malas di sampingnya. "Dari siapa?"

"Oh itu.....dari Ibu Negara," jawab Naruto sambil merenggangkan ototnya. Padahal hari masih pagi, namun pria itu sudah loyo dan mengantuk berat. Oh ya, 'Ibu Negara' adalah sebutan untuk Sakura. Gadis itu yang mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai Ibu Negara karena Sasuke menjabat sebagai ketua OSIS di sekolah.

"Buat Lo aja." Sasuke menggeser totebag itu dari hadapannya.

"Sas, gak baik nolak rejeki."

"Hn." Sasuke acuh sambil meletakkan tas ranselnya di kursi.

"Sekali kali terima aja, Sas. Kasihan anak orang, tiap hari rela buatin Lo makanan. Seenggaknya hargai pemberiannya."

"Gue gak pernah minta apapun."

Jawaban singkat dari Sasuke seketika membuat Naruto tak bisa menyangkalnya. Ya benar, Sasuke tidak pernah minta apapun. Tapi menghargai pemberian orang lain apa salahnya?

Kali ini Naruto benar benar kasihan terhadap Sakura. Gadis cantik, populer, kaya raya sepertinya kenapa harus menyukai manusia es seperti Uchiha Sasuke?

*** 

"Yakin mau ikut?" Yamanaka Ino menatap malas Sakura yang sedang memoles make up pada wajahnya. Meski sudah terlahir cantik, namun sepertinya gadis itu kurang puas jika belum mengoleskan lipbalm pada bibir tipisnya.

"Yakin. Gue mau mengajukan diri jadi apapun. Yang penting bisa terlibat dalam kegiatan OSIS."

"Karena Sasuke?"

Bucin (two shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang