Bab 1: The Unexpected Kiss

5.2K 190 8
                                    

And I see the permanent damage you did to meNever again, I just wish I could forget when it was magic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

And I see the permanent
damage you did to me
Never again,
I just wish I could forget
when it was magic

—better man, Taylor Swift

"Minggir! Ada yang pingsan!"

Nigel dengan sigap bangun dari tempat duduk dan berlari keluar tenda ketika mendengar seruan itu. Tatapannya berpendar dengan waspada memperhatikan orang-orang yang kini berlarian di hadapannya dengan panik.

"Berapa orang lagi yang pingsan?" tanya Nigel kepada salah seorang panitia yang juga tampak sibuk.

"Tadi lagi satu orang. Udah dibawa ke tenda," jawab panitia itu. "Gue duluan."

Nigel hanya mengangguk singkat menanggapi laki-laki itu. Setelahnya, ia kembali berdiri sendirian dan memperhatikan sekitarnya yang terlihat semakin kacau.

"Belum selesai juga acaranya?"

Seorang laki-laki menghampiri Nigel dengan penampilan yang terlihat berantakan dan wajah yang basah oleh keringat. Nigel segera menoleh ke arah orang yang mengajaknya berbicara dan menghela napas panjang.

"Belum," jawabnya. "Udah makin banyak yang pingsan."

"Selesaiin aja udah," sahut laki-laki itu.

"Nggak bisa, Der. Bukan acara gue," balas Nigel dengan helaan napas panjang.

Dery yang saat ini posisinya sebagai tim medis dalam kegiatan pengenalan lingkungan kampus itu lantas menghela napas pasrah. Kehadirannya yang notabene adalah orang luar membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa meskipun situasi saat ini sudah sangat parah.

"Tenda kesehatan kayaknya udah nggak muat kalau ini diterusin," cetus Dery dengan pandangan berpendar.

"Tap—

"Nigel!"

Ucapan Nigel seketika menggantung di udara ketika seorang gadis memanggilnya dengan panik. Segera Nigel berjalan ke arah gadis yang sekarang berlari ke arahnya dengan napas terengah dan penampilan acak-acakan.

"Kenapa, Na?"

"Ada yang pingsan di lapangan. Tenda kesehatan udah nggak cukup nampung orang," cerca gadis itu dengan napasnya yang memburu.

Nigel menoleh sekilas ke arah Dery yang masih berdiri di belakangnya dan menganggukkan kepala singkat. Setelah itu perhatiannya kembali beralih kepada gadis yang masih terlihat panik di hadapannya.

"Gue yang kesana," cetus Nigel.

Setelah itu, tanpa banyak kata Nigel langsung berjalan mengikuti gadis tadi ke arah lapangan tempat acara berlangsung. Keramaian yang tampak runyam itu memang tidak kondusif sehingga banyak mahasiswa baru yang berakhir tumbang karena terlalu lama berdiri di bawah terik matahari.

Turning PointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang