12 - Warm

287 36 0
                                    

Happy Reading 🌺

Seoul 10.00 a.m

Ketika Seungmin membuka mata, matahari sudah Nampak mulai memunculkan sinarnya, seluruh ruangan menampilkan pendar termaram dari sinar matahari musim dingin yang terlihat setengah malu menunjukkan hangatnya.

Hal pertama yang Ia lihat wajah damai Jeongin yang masih tertidur lelap, meringkuk memegangi selimut tebal seolah-olah hal itu adalah penghangat satu-satunya bagi pemuda itu. Jemari tebal Seungmin mengusap pelan pipi putih bulat milik Jeongin.

Hangat,

Halus,

Seungmin ingin mencubitnya.

Pemuda dihadapannya terbangun, membuka matanya, menakup jemari Seungmin dipipi bulat pemuda bermata rubah itu dan tersenyum lembut.

"Selamat pagi kak" ucap Jeongin dengan suara serak bangun tidur yang membuat muka Seungmin memerah panas.

Salju turun diluar, suhu di Seoul sedang menunjukkan suhu terendah selama musim dingin ini. Dekorasi khas natal mulai tampak diseluruh sudut ruangan rumah mereka. Perayaan yang sudah lama Seungmin lupakan, karena bertahun tahun ia tak bisa membedakan natal dengan hari-hari lainnya.

Tetapi tahun ini berbeda, ia memiliki Yang Jeongin kali ini. Hatinya menghangat Ketika ia memikirkan ini. Ia memiliki seseorang disini, menemani natal yang semula begitu dingin.

Seungmin kembali mengusap pipi Jeongin, "Ayo bangun, sebelum bioskopnya penuh, dan nanti malam ayah mengundang kita untuk makan dirumahnya"

Seungmin mengecup puncak kepala Jeongin yang tertutupi oleh poni hitam. Dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia tak ingin saat saat seperti ini berlalu dengan cepat.

Jika tuhan bisa mengabulkan satu saja permintaannya. Ia tak akan ragu untuk meminta waktu terhenti sekarang juga,

di saat ini,

di rumah mereka,

selamanya.

+ + +

Seungmin menunggu antrean tiket bioskop yang mengular panjang, Suasana serta jingle lagu khas natal tak luput menyemarakkan suasana perayaan setahun sekali itu. Banyak keluarga yang menghabiskan waktu Bersama tentu saja salah satunya dengan menonton film. Tak heran jika Seungmin sudah memprediksi hal ini, tetapi ia gagal untuk mengantisipasinya sehingga Ia harus terjebak ditengah antrean mengular ini.

Sebenarnya jika Seungmin cukup tega untuk menolak ajakan Jeogin untuk menonton film ini, ia memilih untuk kencan di café saja. Tetapi, sudah berminggu-minggu lamanya pemuda bermata rubah itu menunggu rilisnya film marvel favoritnya sehingga ia tak tega untuk menolaknya.

Pada dasarnya Seungmin juga bukanlah seorang movie addict, tetapi demi Yang Jeongin, ia harus menurutinya.

Dari kejauhan Seungmin melirik Jeongin yang tengah berlarian kecil membeli popcorn serta minuman. Rambut hitam lurus lembutnya bergerak keatas dan kebawah seiring dengan Langkah kecil Jeongin. Seungmin tersenyum, apapun yang dilakukan Yang Jeongin selalu saja terlihat menggemaskan dimatanya.

Jeongin mengambil pesanan popcorn dan minuman yang ia pegang dengan kedua jemari panjangnya. Menunduk mengucapkan terima kasih ke pelayan bioskop yang juga membalas senyuman pemuda itu dan mengucapkan ucapan selamat natal singkat.

Ketika ia berbalik hendak mengambil tempat duduk dimana ia akan menunggu Seungmin membali tiket. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya. Sama sepeti beberapa bulan silam, dan bahkan kali ini terasa lebih menyakitkan.

Ia berusaha mengatur napas tapi sia-sia. Tubuhnya rubuh kedepan menjatuhkan popcorn serta minuman yang ia pesan tadi. Sayup ia mendengar teriakan orang-orang disekelilingnya, ia juga mendengar teriakan Seungmin.

Bayangan pria tinggi berkacamata dan berambut cokelat mengahampirinya dan berlarian menuju tempatnya, teriakan untuk memanggil ambulan bercampur dengan riuh orang orang yang mengerubunginya.

Aroma parfum maskulin menyelimuti indra penciuman. Tubuhnya terasa ringan serta hangat kala itu. Seungmin mendekapnya erat. Hal yang terakhir Jeongin dengar ialah suara Seungmin memanggil namanya. 

.

.

.

tbc

.

.

.

Note: happg weekend ❤️

Sequence | Seungin/Jeongmin (Seungmin x Jeongin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang