3. Boys Time

764 93 19
                                    

Jangan lupa vote dulu sebelum baca. HAPPY READING..




...

Rose itu polos.

Jimin mau mengulangi kata itu. Maksudku, Rose dulunya itu polos. Sangat polos sekali sampai akan berteriak nyaring kalau menonton film yang ada kecup-kecupannya. Sekarang sudah tidak. Dan pelaku yang membuat sepupunya itu beralih tidak polos, tidak suci dan tukang mengadu--tidak lain dan tidak bukan adalah Jeon Jungkook. Yang menyeretnya kemari sambil mengatakan hal yang Jimin bersumpah kalau dia kaget mendengarnya. Katanya mau ditemani belajar disini.

Dunia pasti sudah gila.

"Jung~lihat itu Park Jimin sinis sekali menatapku. Aku takut~"

Nah, kan? Sudah kubilang dia suka sekali mengadu yang tidak-tidak.

Jungkook terpaksa harus melepaskan pulpennya. Dan apa yang dia lakukan dengan benda itu? Jawabannya adalah belajar, seperti katanya Jimin. Jeon Jungkook dan belajar. Dua hal yang awalnya tidak bisa bersatu, kini pada akhirnya beralih akur. Disamping--sang pacar manis kesayangan--yang juga menemaninya belajar di ruang OSIS. Yah. Jungkook memilih tempat ini untuk beradu otak dengan pelajaran yang dia hadapi, karna dia sudah berjanji untuk Rose bahwa kali ini dia akan menaikkan peringkatnya di kelas. Atau minimal menghilangkan nilai C di raportnya. Dimana hal itu mustahil menurut Namjoon. Bagaimana bisa orang naik peringkat dalam kurun waktu kurang dari dua minggu sebelum penerimaan raport? Jeon Jungkook memang terkadang ngawurnya tidak main-main. Dan melihat semangat belajarnya meningkat begitu, tidak bisa dipungkiri kalau mereka semua tercegang.

"Jim, awas saja kau."

Park Jimin memilih memutar bola mata. Toh, dia tidak melakukan apa-apa selain mengunyah kacang asap dan akhirnya di ancam juga. Kemudian melihat si pengadu--Park Chaeyoung--tengah terkikik jahil dan menjulurkan lidah mengejek padanya sambil bergelung manja di lengan Jeon Jungkook.

"Aku bahkan cuma bernafas di tempat dan tidak melakukan apa-apa." Katanya lelah.

Namjoon mendengus geli di tempatnya. Tengah menonton video di Youtube dengan tab andalannya dengan volume terbilang hampir hilang. Habisnya tahu betul Jungkook butuh konsentrasi disana. Salah-salah Jungkook akan menjungkirkan meja kearahnya.

"Kalau begitu jangan bernafas, Bung."

Ini membuat Jimin memerosotkan bahu dan mendengus. Berposisikan dia duduk dengan Namjoon, sementara diseberang mereka ada Jungkook yang mencoba fokus belajar dan Rose menemaninya karna awalnya dipaksa.

"Ya ampun, ini alasanku membenci Kimia." Keluh Jeon Jungkook. Memasang tampang frustasi dan menggaruk kepalanya melihat hamparan bukunya yang penuh coretan--maksudku tulisan tapi dalam bentukan coretan karna tulisannya memang jauh dari kata rapi. Rose disebelahnya sedang mengunyah--entah dia sedang makan apa, Jungkook tidak sempat untuk mengawasi. Toh, pacarnya ini--dibalik tubuh rampingnya--biasanya diam-diam makan ramyeon instan mentah dan menurutnya itu tidak sehat.

"Mana kulihat."

Ia mau tak mau menyodorkan buku dan memperlihatkan tulisannya yang tidak memungkinkan.

"Tapi tulisanku tidak bagus. Kau bisa baca?"

Gadis itu malah tersenyum padanya dan mengangguk mengerti.

"Kau tenang saja. Tulisan jelek kebanyakan dimiliki oleh orang pintar kok."

"Benarkah?" Sahut Namjoon dari seberang, yang mengangkat pandangannya karna kebetulan mendengar itu dan menyela.
"Menurutku itu Hoax." Katanya. "Lihat saja Jimin. Tulisannya seperti cakar kalkun dan yang kuamati selama ini, dia tidak pintar-pintar amat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

XOXO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang