Malam hari yang sangat damai, tentram dan begitu harmonis, angin berhembus begitu tenang nan damai, sungguh suasana yang sangat enak bukan?
Ya damai... sangat.. da....
"ARLAAAND!!" Pekik nyaring kencang tujuh lantai Bunga menggelegar, Arland terpanjat, dia bangun spontan dari rebahannya di sofa.
Ia menoleh seketika matanya molotot melihat Bunga yang lari lalu naik di atas sofa, cewek itu berusaha keras bersembunyi di belakang bocah itu.
"Bunga napa?!"
"TIKUS GOBLOK ITU ANJIR LO GAK LIAT!" Hesteris Bunga.
"Apa? Tikus apa gak ada!"
"ADA ANJIM MATA LO BUKA- AAAAAAA ANJENG!" Pekik Bunga makin kencang dia lompat ke sofa sebelah.
Arland heran, tikus opo seh?!
"Gak ada tikus Bunga."
"ITU DI KAKI LO GOBLOK!" Pekik Bunga lagi, Arland spontan saja menunduk dan matanya melebar seketika.
"AAAAAAAAAAAAAA!" Arland melopat lalu berlari kearah pintu unit.
Panik?! Woh jelas besti, bocah itu menekan pin namun salah terus menerus hingga tikus yang tadinya di kolong meja kini mengarah padanya.
Arland melotot lebar, "HUAAAAAAAA AAAAAA BUNGA!!!!!" Dengan brutal Arland menekan pin lalu pintu terbuka dan dia langsung keluar berlari kencang menjauh dari unitnya sendiri.
Bunga mematung, bengong ngeblenk, hingga tanpa sadar ada orang masuk kedalam unit apartemennya.
"Loh? Mba? Mba gak papa? Ada apa?" Bunga mengejab melihat pria berkaca mata dan rambut kriwil berantakan menatapnya.
"Ha?" Beo Bunga masih blenk.
"Tadi saya denger ada yang teriak kenceng banget jadi saya cek ternyata dari unitnya mba, saya takut ada apa-apa, jadi... mba kenapa?"
"Saya?" Bunga dengan wajah watadosnya, "Saya gak papa."
"Trus... mba ngapain teriak dan.." mata pria itu menatap Bunga dari atas sampe bawah hingga Bunga spontan turun dari sofa, dia memalingkan muka sambil mengibas-ibaskan bajunya.
Lalu mata Bunga memincing lagi, dia nyengir, "Maaf ya.. mas tadi.. ada tikus.. maaf jadi heboh, maaf banget." Bunga menggaruk tengkuknya dia menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah bak muka kudanil.
"Tikus? Gagara tikus doang jadi ribut kayak gitu?" Buset mas mulutmu sepedas mulut emak ku rupanya.
Bunga diam saja tak mau menjawab, "Mba tau gak sih, tetangga unit mba pada keluar gagara denger suara mba." Omelnya.
"Masa cuman karna tikus doang mba sampe heboh gitu? Mba kayak gitu bisa ngengganggu yang lain loh mba." Tegasnya lagi.
Bunga semakin menunduk, ati ku nyut nyutan di marahin tetangga. Bunga terpejam dramatis sambil terus mendengar ocehan tetangganya itu.
"Trus sekarang mana tikusnya?" Bunga menganggkat kepalanya sedikit lalu menunduk lagi, dengan gerakan pelan nan halus dia naik ke sofa lalu tangannya menunjuk ke sepatu yang berceceran.
"Itu." Beritahu Bunga.
Pria itu mendengkus menoleh dan.. "ASTAGHFIRULLAH!!!! BUNDA!!"
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" Bunga ikut berteriak karna om-om itu juga berteriak, eh bentar...
"MAS KENAPA TERIAK!" Kesal Bunga om-om malah ikut naik ke sofa.
"TIKUSNYA GEDE BANGET!"
"KATANYA GAK TAKUT TIKUS!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Baby Big ✔
Teen Fiction🚩Follow sebelum membaca 🔞 Akan ada adegan 18+ #2 : ARLANDstory "Tante titip Arland ya." "Iya." _______ "Bunga kenapa pulang malem? Aku dari tadi nungguin Bunga." _______ "Lo itu cowo jangan lembek bego." ______ "Aku suka Bunga, Bunga adalah peremp...