•Janji•

418 32 1
                                    

Pemuda bersurai kuning berjalan pulang kerumahnya dengan perasaan yang sulit ditentukan.

Memegang erat ujung jaket yang dipakainya belum siap untuk bertemu dengan kedua orang tuanya.

Dia menghela nafas panjang sebelum membuka pintu rumah.

"Aku pulang.." lirihnya, sepi seperti biasanya sang kembaran sedang menginap dirumah Suna malam ini orang tuanya mungkin belum pulang, membuat Atsumu sedikit lega.

"Bagaimana jika aku memasak terlebih dahulu?" Pikir Atsumu, orang tuanya pernah berkata kalau Atsumu tidak pernah membantu mereka sama sekali tidak seperti Osamu yang selalu membantu bahkan memasak makanan untuk mereka.

Tangan mungil Atsumu mencari keberadaan bahan bahan makanan yang mau dibuatnya, sedikit sulit karena dia jarang memasak. Itu pun tidak dibantu oleh siapapun.

Saat sedang asik memasak dia merasakan cairan kental mengalir dari hidung Atsumu.

Sedikit terkejut tapi tak berlangsung lama dia menaruh pisau yang digunakan untuk memotong bahan bahan tadi dan segera pergi ke kamar mandi.

Kepalanya terasa pusing bahkan dia merasa barang barang disekitarnya berubah menjadi banyak.

Dia menutup rapat matanya menunggu hingga darah yang mengalir berhenti.

Beberapa menit kemudian darah yang mengalir dengan deras tadi berhenti dia segera membasuh wajah dan pergi dari sana untuk lanjut memasak.

Tak berselang lama masakan itu jadi dia menatanya dimeja makan berharap orang tuanya akan memakan masakan miliknya. Tak lupa dengan sebuah surat yang bertuliskan nama Atsumu disana.

Dengan perasaan senang Atsumu kembali ke kamar dan segera mandi.

"Yosh setelah mandi kita belajar, semangat Tsumu!" Ucap Atsumu seraya menepuk kedua pipinya.

Keadaan rumah kembali hening hanya terdengar suara air yang mengalir, terasa dingin bahkan suasananya sangat menyeramkan.

Namun tidak berlaku bagi Atsumu, dia menyukainya, tidak ada yang menganggu dia bisa fokus dan menjadi lebih baik lagi.

"Atsumu!!" Seketika hal itu terpecahkan, mendengar suara yang berat itu berteriak memanggil namanya berkali kali.

Atsumu meletakkan pulpen yang dipegangnya dan menghampiri asal suara itu, apakah orang tuanya sudah pulang?

"Iya...?" Seketika badannya bergetar melihat sosok lelaki berbadan besar membawa tongkat besi panjang dengan wajah yang terlihat marah. Apa lagi kesalahannya hari ini?

"Kau yang memasak ini?" Tanya sosok itu sambil memegang piring.

Atsumu mengangguk perlahan.

"BODOH KAU BISA MEMASAK ATAU TIDAK HAH!!?"

PRANGG

Piring itu dibantingnya masakan Atsumu tadi terlempar kemana mana serpihan serpihan dari piring itu mengenai kaki Atsumu membuatnya meringis.

"T-tsumu coba tadi e-enak yah..." Atsumu menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis.

Sosok didepannya semakin murka dan menjambak rambut Atsumu dengan kencang.

"Enak..?, KAU BILANG ENAK ANAK SIALAN!!?, DAN KAU JUGA SUDAH BERANI MENJAWAB MAKA RASAKANLAH HUKUMANMU!!"

DUK!!

Sosok yang diketahui adalah ayah Atsumu itu membenturkan kepala Atsumu ke dinding berkali kali, darah mengalir dengan deras bersamaan dengan air matanya.

Lebih baik-(Miya Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang