THE STARS

2.2K 178 65
                                    

A/N :
hiii. ini fanfiction pertamaku, jadi semoga suka ya! maaf banget kalo ada part yang ga jelas atau bahasa yang salah atau tulisan yang typo *nangis*
kalo kalian suka, please banget vote & comment :---) don't be a silent reader *wink, wink*
thank you & enjoy.

P.S : A/N di bagian akhir sudah menantiii

***

"Bagaimana dengan bintang-bintang?"

"Apa?"

"Bintang-bintang... Yang terlihat dekat, namun ternyata berjauhan."

"Lalu?"

"Bagaimana kalau ada orang yang sama seperti bintang-bintang?"

"Ap-" Aku terdiam.

THE STARS

Presented by : radicalls

Lagi. Kenapa harus mimpi yang sama setiap malamnya? Sudah cukup. Mimpi itu menghantuiku lebih dari seratus kali dan kini aku sudah selesai bermain-main.

Siapa yang bermain-main?

Dan suara itu. Suara yang berbicara di dalam kepalaku, bagai ada dua jiwa di dalam diriku. Aku serius sudah selesai. Aku ingin menyudahi semuanya. Suara itu, mimpi itu-semuanya terasa bagai tiada akhir.

Tidak, kau tidak bisa, suara itu berujar lantang dipikiranku

Aku mengerang frustasi, kemudian turun dari kasur. Jam di dinding menunjukkan sudah pukul setengah tujuh pagi. Dengan malas, aku melakukan segala aktivitas rutin pagiku : mandi dan turun untuk sarapan di aula besar.

*

Desas-desus heboh pagi ini membuatku semakin gila. Semua orang berbisik-bisik di sepanjang jalan tiada henti. Hal yang sama terjadi di dalam aula besar dan membuatku ingin pulang ke manor yang jauh lebih tenang saja. Aku mendudukkan diri dengan sebal di seberang seorang murid cowok yang kelebihan berat badan. Hari-hari yang sama, sebenarnya namun yang berbeda hanyalah bisik-bisikkan yang lebih heboh dari biasanya.

Gossip apa?, aku berpikir sendiri

Bukan gossip, bodoh. Ini tentang sebuah hal serius, suara itu menjawab. Suara yang biasa, suara lembut dan manis seorang perempuan yang terdengar familiar namun entah kenapa dan bagaimana aku tak dapat mengingat suara siapa itu.

­"Bagaimana bisa dia tahu? Sementara aku sendiri tidak tahu apa-apa" Aku memutar bola mataku. Tak kusadari sebelumnya, cowok tadi memandangku seolah-olah aku ini sudah gila (walaupun ternyata iya karena bagaimana bisa sebuah suara lain ada dipikiranku?)

"Apa?" Aku berkata datar. Cowok itu menggelengkan kepalanya cepat, kemudian kembali menyantap makanannya setengah ketakutan terhadapku. Lebih baik begitu daripada tatapan sialannya itu terus mengintimidasiku. Aku meminum jus labuku namun sebuah tepukan kencang dipundakku membuatku kaget dan tersedak.

"Bloody-hell, Nico. Aku benci kau." Gerutuku sebal. Dia terengah-engah di belakangku namun masih sempatnya nyengir kuda, namun tiba-tiba air mukanya berubah menjadi serius.

"Maaf, Scorp. Ini penting, sungguh."

"Apa?"

"Nampaknya kau harus ikut bersamaku"

"Aku baru saja ingin-"

"Ini penting, ­dummy" Dia berujar. Aku melebarkan mataku, namun akhirnya tetap mengekor dibelakangnya, menuju entah ke mana.

*

"Lihat." Dia memberikan selebaran berjudulkan Lost setelah kami berdua berada di luar kastil.

The Stars [Scorose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang