Five

9 1 1
                                    


Zerrin yang menyadari Shea tak mengejarnya lagi pun panik, ia berbalik dan berlari untuk mencari Shea namun nihil.

Tak ada satupun murid disana, bahkan gerombolan yang tadi pun sudah tidak ada.

Zerrin mencari di seluruh sudut sekolah, dan sampailah ia di belakang sekolah saat ini.

"Buka!" terdengar bentakan keras dari sebuah tempat, Zerrin yang mendengarnya langsung pergi mencari sumber suara tersebut.

"Apanya yang dibuka??!" teriak nya saat melihat beberapa murid sedang menyiksa Shea.

Disitulah amarahnya memuncak, melihat temannya disiksa oleh seniornya. Ia ta akan terima jika sesuatu terjadi pada Shea.

Mata Zerrin sudah tertutup oleh amarah, ia bisa saja membunuh semua orang yang menyakiti Shea saat ini.

Semua mata tertuju pada Zerrin yang berjalan cepat menghampiri gerombolan itu dengan tangan terkepal.

"Wah kebetulan ada gadis malam nih." ucap Arabella menyambut kedatangan Zerrin.

"Ngapain tangan lo? cari mat* lo?" sambungnya, setelah melihat tangan Zerrin yang terkepal.

Bugh

Tak menunggu lama, Zerrin langsung menghajar wajah Arabella, membuat ia tersungkur di tanah dan mengeluarkan darah dari hidungnya.

Hanya satu pukulan saja.

"Ah! d-darah!!! guys tolongin gue, hidung gue berdarah! hiks." tangis Arabella, saat hidungnya mengeluarkan banyak sekali darah.

"Kurang ajar lo! lo berani mukul senior lo sendiri?!!"

"Hajar orang gila ini sampe habis!!!!" ucap salah satu senior lainnya,

6 murid angkatannya mengelilinginya menggunakan senjata acak, ditambah hanya 4 seniornya yang kompak memegang bat kasti.

Lainnya membantu Arabella menghentikan pendarahan.

"Maju kalian semua sialan!!!" teriak Zerrin tak kalah seru.

Bugh
Bugh
Bugh

"Kya!" teriak salah satu murid yang terlempar karena tendangan Zerrin.

Bugh

"Ouch, s-sakit!"
"Ack!"

Bugh

"Maju kalian semua b******!!!"

Bugh
Bats

"Argh."

"Dia beneran Zerrin?? gila! mending kita kabur dari pada habis." ucap Arabella yang sedang mengobati luka bersama temannya.

Zerrin cepat menyadari jika ada yang hendak kabur,

"Senior!" panggilnya,
"Mau kemana? baru juga main."

"M-maafin gue, gue nyesel. hiks." kata Arabella gemetaran,

"Gue nggak akan maafin lo, kecuali lo yang ngakuin ke pihak sekolah kalo lo yang melakukan semua ini."

"Dan, lo seharusnya minta maaf ke Shea, bukan ke gue yang jelas bakal buat lo mat* kalo lo nggak mau nurutin perintah gue." ucap Zerrin membuat bulu kuduk senior-seniornya berdiri.

"Okeh. gue bakal ngaku ke pihak sekolah tentang semua ini, gue janji gue bakal sembunyiin kalo lo yang ngehajar semua murid yang terkapar disini. tapi lo harus janji juga kalo lo nggak bakal macem-macem ke gue setelah ini." Arabella menyetujui permintaan Zerrin, sebagai gantinya Zerrin harus membiarkannya setelah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHASHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang