(8)

847 64 3
                                    

: Hargai semua author selagi kamu membaca ceritanya (vote/komen/folow) Jika ada typo atau hal lain blh bantu dikoreksi dan komen apa kesalahan author ok?






Bapak Ketos


Sesuai apa yang direncakan oleh Wika, setelah pulang sekolah dia akan langsung membawa Jean ke butik keluarganya. Sekarang Mereka berdua sudah didepan butik yang terkenal ini, namun halangan lelaki itu kali ini adalah harus membujuk Jean supaya segera turun dari mobil untuk memilih 2 pasang gaun dan jas serta celana untuk dirinya.

"Jean ayo" bujuk Wika yang tidak mau menyerah.

Jean hanya acuh dan menatap lurus saja, dia tidak suka di jodoh-jodohkan, apalagi orang yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya ini adalah adik dari mantan tunanganya dulu.

"Jean, saya tau kamu gak mau melakukan pernikahan dengan saya nantinya tapi saya mohon kamu harus menerima dan melakukan ini demi kakak saya" ujar Wika seraya menatap gadis ini sedih berharap dia luluh. "Jangan memandang saya sebagai adik dari kakak saya jika itu bikin kamu teringat sama dia" jelasnyaseraya mengelus pucuk kepala Jean.

Jean hanya diam dia tidak menjawab.

"Kenapa lo mau nerima perjodohan gak guna ini?" ahkirnya gadis itu membuka suara.

Wika yang mendengar itu tidak menjawab sama sekali, dia juga terdiam tidak tau mau mencari alasan apa lagi.

"Apa bisa kita nikah terus cerai?" pertanyaan Jean kali ini membuat dia menoleh.

"Bisa, jika kamu tidak tahan sama saya atau gak bisa menerima saya dalam satu tahun kita bakalan cerai, itu janji dari saya sama kamu." Jelasnya dengan menepuk pucuk kepala Jean, walaupun kata-kata yang baru saja dia lontarkan ini menurutnya membuatnya sakit hati namun apa lagi yang bisa dia lakukan. Hati gadis ini hanya untuk kakaknya bukan untuk dirinya, Wika memaklumi itu sebab kakaknya adalah cinta pertana Jean.

"Janji?" tanya Jean sembari mengacungkan jari kelingkingnya.

Wika tersenyum tipis dan menyatukan kelingkingnya dengan Jean. "Saya janji, sekarang ayo kita turun" kata Wika.

Baru saja ingin membuka pintu, salah satu pegawai sudah bersiap-siap membukakan pintu untuk mereka dengan senyuman ramah.

"Jean disini ada nenek saya kamu harus sopan dan harus berpura-pura menjadi pasangan yang baik." Gadis itu yang mendengar bisikan dari lelaki disebelahnya hanya memutar bola malas. Menambah dosa saja.

Saat mereka berdua sudah masuk nenek dari Wika sudah menyambut cucunya dengan pelukan hangat.

"Ternyata kamu bisa melawan rasa cinta kamu sama cucu pertama nenek" ucapan dari nenek Wika yang tiba-tiba, membuat tubuh Jean terpaku dan menoleh dengan gugup.

"Jangan berpikir nenek udah tua jadi pikun, nenek ingat betul kamu gadis yang merubah cucu pertama nenek, dia dulu sering cerita tentang kamu juga" tubuhnya yang ingin terperosot langsung ditahan Wika dengan mengelus-elus pundaknya supaya menenangkan Jean.

"E-emm maaf nek sebelumnya Wika minta jangan bahas itu lagi didepan Jean oke?" nenek Wika mengangguk paham, bahkan dia sendiri kaget tidak mengira reflek Jean yang sangat berlebihan ketika mengingat cucu pertamanya.

Nenek Wika yang khawatir pun langsung membekap mulutnya sendiri lalu meminta maaf dan menyuruh pegawai membawakan segelas air kepada Jean.

"Nenek gak tau Wik" cicit neneknya.

Wika tersenyum tipis, "Iya nek gak papa."

"Kamu minum ini pelan pelan ya" titah Wika seraya memberikan minuman kepada Jean.

Bapak KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang