3 hari berlalu. Entah mengapa Naufal dan Jevano merasa masih canggung sejak insiden tempo lalu. Masih sama-sama merasa tidak enak walaupun kenyataannya mereka tidak sengaja. Tapi tetap saja, keduanya tak banyak bicara saat bertemu di kosan, tidak seperti biasanya yang selalu mengobrol sambil menikmati kopi dan rokok masing-masing.
Waktu pun berjalan begitu cepat. Kini sudah 2 minggu setelah insiden itu. Nampaknya pun Naufal dan Jevano sudah lupa dengan kejadian hari itu. Terbukti, saat ini mereka tengah menikmati dinginnya percikan air hujan di balkon depan kamar kost nya. Sambil menyesap kopi, Naufal bertanya soal kakak Jevano yang sempat kecelakaan tempo lalu.
Setelah percakapan itu selesai, Naufal kembali bersuara, ia sedikit curhat pada Jevano soal kuliahnya dan pekerjaan paruh waktunya. Naufal bilang ia sangat rindu dan khawatir dengan ibunya.
Memang bener, Naufal baru saja video call dengan sang ibu tadi malam. Tapi nampaknya sang ibu tidak sedang baik-baik saja. Dugaan Naufal pasti ibu nya habis bertengkar lagi dengan ayah tiri nya.
"Gue jadi gak fokus ngampus sama kerja gegara kepikiran mama"- ucap Naufal sambil memegang gelas lebih erat.
Rintik hujan menjadi satu-satunya suara yang mereka dengar saat ini. Semakin sore semakin lebat hujan turun membashi permukaan bumi. Angin pun sangat kencang meniup air hujan. Tanpa sadar pakaian mereka pun sudah basah hanya karena percikan hujan. Bodohnya mereka, untuk apa berdiri di balkon jika sudah tau balkon tersebut terciprat air hujan.
Jevano menghela nafas, "bukan cuma lo yang kepikiran orang tua, gue juga, kepikiran keluarga di kampung"- Naufal masih untung hanya memikirkan satu orang saja, ibunya. Tidak seperti Jevano yang memiliki ibu, kakak dan 2 adik. Tentu saja Jevano memikirkan semua keluarganya.
"Eh kok makin lama makin dingin sih"- celetuk Jevano yang memang baju nya sudah basah. Jevano memutuskan masuk kamar diikuti oleh Naufal.
"Ngapain juga kita diri di balkon anjir"- gerutu Jevano sambil memeras baju yang sudah ia buka.
"Lo sering ngegym ya pas dikampung?"- tanya Naufal sambil membuka kaosnya.
"Gak pernah sih. Cuma rajin olahraga aja kek lari pagi atau sepedaan. Kalo lagi mager keluar palingan workout dirumah aja"- jawab Jevano tersenyum.
"Wow so sekseh.. Hasilnya keren banget gila"- sahut Naufal sambil melihat otot-otot ditubuh Jevano yang lebih terlihat dominan dibagian pundak dan lengan.
"Lo kali yang sering ngegym pas dikampung, itu abs lo mateng banget, badan lo juga bagus"- puji Jevano tanpa sadar.
Naufal tertawa mendengarnya sambil sedikit mendekat ke arah Jevano, "mau pegang?"- tanya nya.
Masih dengan ke-tidak fokus-an nya karena memang sudah kepalang dingin, Jevano pun mengulurkan tangan kanannya, menyentuh perut kotak-kotak milik Naufal dengan perlahan yang membuatnya terkesan sensual. Mengusap nya beberapa kali dengan jarak cukup dekat, membuat Naufal memperhatikan nya dan tanpa sadar sudut bibirnya pun terangkat.
DUAARRR
"UWAAHH"- teriak Jevano yang kaget mendengar suara petir.
Jevano menatap lurus arah pandangnya, sepertinya ada yang aneh. Ia pun mendongakkan wajahnya sedikit ke atas. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat wajah Naufal diatasnya. Itu artinya benda didepannya itu adalah dada Naufal. Jevano melihat keadaannya saat ini. Dan benar saja. Ia sedang memeluk Naufal dengan keduanya yang sama-sama tidak memakai atasan.
Jevano segera melepas pelukannya dengan rasa tidak enak hati. Baru saja mereka melupakan insiden ciuman itu, sekarang justru ada insiden baru lagi diantara mereka.
Jevano berdehem sambil mengatakan maaf pada Naufal atas ke-tidak sengaja-an nya memeluk Naufal. Jevano benar-benar terkejut saat mendengar suara petir yang sangat keras tadi. Untungnya Naufal memaafkannya dan tidak memperpanjang soal pelukan tadi. Tapi mungkin saja Naufal merasa kembali canggung seperti kemarin-kemarin.
DUARRRR
Sekali lagi. Suara petir membuat Jevano terkejut, kali ini ia tidak memeluk Naufal tapi hanya menutup telinganya. Namun entah mengapa, Naufal reflek menarik Jevano ke dalam pelukannya. Menyalurkan rasa aman dalam dirinya untuk lelaki dipelukannya.
Beberapa detik mereka hanya diam namun setelahnya Jevano mendongak dan Naufal melihat ke bawahnya. Mereka bertatapan cukup lama masih dengan acara teletubbies nya. Entah keduanya sadar atau tidak, wajah mereka perlahan mendekat.
Cup
Kedua belah bibir mereka pun bertemu dengan mata yang masih terbuka. Naufal dan Jevano saling bertatapan. Sepersekian detik kemudian keduanya sama-sama memejamkan mata lalu bibir yang sedari tadi hanya menempel pun kini berubah menjadi lumatan lembut.
Beberapa menit hanya ada lumatan yang lembut tanpa pergerakan lainnya. Naufal melepaskan tautan mereka. Menatap dalam netra hitam legam didepannya, seperti bertanya untuk meminta persetujuan melalui tatapannya. Entah kerasukan setan apa, Jevano menganggukkan kepalanya tanda setuju. Naufal segera meraih pipi kiri dengan tangan kanannya dan tangan kiri memeluk pinggang Jevano lalu kembali melumat bibir lelaki itu dengan lebih menuntut.
Jevano sedikit terkejut karena ciumannya sangat berbeda dibanding dengan yang sebelumnya. Ia mencoba mengimbangi ciuman Naufal sambil mengalungkan tangannya ke leher lelaki yang saat ini mendominasi ciuman.
Keduanya merasa jantung mereka berdetak lebih cepat tapi masih terus melanjutkan ciumannya. Entah pikiran dari mana, tapi Jevano merasa ciuman dengan laki-laki lebih nikmat dibanding dengan perempuan. Sedangkan Naufal, ia hanya merasa nikmat saja tanpa bisa membandingkan.
"Enggh"- lenguh Jevano saat Naufal mengigit bibir bawahnya lalu memasukkan lidahnya ke dalam mulut Jevano.
Ciuman semakin dalam saat Naufal memiringkan kepalanya. Bunyi kecipak pun menyaingi suara hujan diluar sana. Beberapa menit kemudian Jevano yang merasa kehabisan nafas pun akhirnya memukul-mukul dada bidang Naufal. Naufal segera melepaskan tautan nya. Keduanya sama-sama menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Tubuh yang tadinya kedinginan pun kini mengeluarkan peluh yang cukup banyak.
"Anget, Jev. Enak"- celetuk Naufal.
Jevano yang mendengar pun membelalakan matanya, merasa malu, ia menundukkan kepalanya. Pipi nya memanas, jantung nya berdetak lebih kencang, dengan kupu-kupu beterbangan diperutnya dan tubuh yang seperti tersengat listrik saat Naufal mengusap sisa saliva disudut bibir Jevano.
-🐰🐶-
Pagi gaes...
Gimana nih readers lama kuwkwk di RWB, kangen gak aku up pagi² gini awokawok. Kalo readers baru mungkin agak aneh karena biasanya cerita kek gini di up siang, sore atau malem, ya paling pagi jam 10 gak jam 6 pagi kek gini wkwk.Oke bacotan di atas sangat tidak fenting ygy.
Jadi gini gaes, tadinya mau ngasih spoiler dikit lah.. Tafi tydack jadi awokawok.
Jan lup pot komen ygy👍
Oke bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK RANTAU | JAEMJEN √
Fanfiction"sekilas doang sih..."- ljn "...tapi berkesan"- njm . . >cerita ini berhubungan sama Rival With Benefit, jadi biar ngga bingung harus baca RWB dulu baru baca ANAK RANTAU< ----- ⚠️bxb area⚠️ Copyright ⓒ wtfftttt 2022