ucapan

629 55 4
                                    

Pagi ini Sanzu terbangun dengan perasaan yang penuh kebahagiaan, ini tidak lain tidak bukan karena ulah Ran yang memanjakannya mulai dari mandi pakai seragam sampai sarapan.

"Oh ya kak Ran, kak Rindou kemana?" Tanya Sanzu yang memang sedari tadi dia tidak melihat jamet jadi-jadian itu.

"Uhuk... Uhuk tadi kau panggil aku kak biasanya panggil Lo gua." Ran tersentak kaget kagak bisanya sang gebetan memanggil dia kak.

"Uh he anu eto hehehe."

Terlihat semburan kemerahan di wajah Sanzu, pria bersurai broken white itu tidak bisa menyembunyikan blush di wajahnya.

"Sanzu mungkin ini gila tapi mau tidak kau jadi pacarku." Sambil menggenggam kedua tangan Sanzu dengan tatapan tajam, Ran mengutarakan isi hatinya.

Mereka tidak mengetahui jika Rindou berada di depan pintu masuk asrama bersama seseorang yang tempo lalu memberi tau Rindou jika Ran tidak sebaik apa yang ada di pikirannya.

Dengan mengepal kuat kedua tangannya Rindou pergi menjauh dari tempat itu.

"Bagaimana apa kau menerimaku." Tanya Ran sekali lagi.

Untuk sekian kalinya jantung Sanzu dibuat tidak berdaya tapi dia juga ragu mengingat masih ada rasa untuk Mikey, di lain sisi Sanzu juga merasa jika dia bersama Ran tidak memungkinkan dia juga akan bersama Rindou, dia takut kejadian seperti semalam akan terulang kembali.

"Ma maaf."

Satu kata berhasil keluar dari mulut Sanzu, membuat pria bersurai broken white itu langsung pergi melangkah keluar dari asrama dan menuju kelas.

***

Di dalam kelas Sanzu tidak banyak bicara dia hanya diam memikirkan pernyataan cinta Ran, bahkan sangking diamnya membuat guru disana bertanya apakah dia sakit. Tapi sanzu hanya diam tak memperdulikan, sampai akhirnya jam istirahat berbunyi.

"Haru ayo kita ke kantin aku udah lapar." Tawar mikey sambil mendorong tubuh Sanzu keluar ruangan.

"Ciye maksa Aa, ya udah nanti Aa traktir neng ."

Diluar dugaan Sanzu dia kira temannya itu akan memukulnya, justru dia malah kena jitak dari Draken.

"Godain bini orang gua penggal kepala mu." Bukan minta maaf Sanzu malah menunjukkan jari tengahnya.

"Kelamaan jomblo sih." Timpal Baji di ikuti kazutora dan Chifuyu yang berada di kiri kana pemuda itu.

"Asik ya ketempelan." Tutur Sanzu yang langsung berlari menjauh dari trio bajigur.

"Siapa yang ketempelan anjing." Tanya Baji.

"Anjing kok ngatain anjing." Teriak Sanzu.

Draken Mikey Chifuyu kazutora dan juga Hanma hanya bisa ngelus  dada melihat seberapa bodoh temannya ini, untung mereka limited edition jadi kagak terlalu merusak ketentuan hidup.

***
Di kantin Sanzu banyak bercerita dan bilang kalo dia sudah tau apa impian dan cita-citanya, semua yang ada disana merasa kepo dan ingin segera tau, soalnya setiap di tanya dia akan menjawab cita-citanya hanya ingin menikah dengan Mikey, tapi sekarang apa yang telah membuat sanzu berfikir memiliki cita-cita baru.

"Gua memutuskan akan menjadi."

Namun sayang disaat dia ingin memberitahu Izana Kakucho Ran Rindou dan juga Koko datang, tapi disini ada sedikit berbeda.

"Kok pemandangannya sedikit berbeda, Lo sadar kagak Haru Chan." Tanya Mikey yang terus melihat kedua Haitani bersaudara itu sedang saling memberi jarak.

"Biasanya nempel kayak surat dan prangko." Timpal Baji, ya sepertinya Baji itu bodoh dalam membaca pelajaran tapi dia cukup pintar saat membaca keadaan, mungkinkah ini yang dinamakan bakat terpendam.

"Sanzu tawaranku masih berlaku Lo." Seperti menulikan diri Ran tidak memperdulikan omongannya Baji justru pemuda itu malah asik memandang wajah lucu Sanzu.

"Gak usah jadi kompor gas Lo mayat." Kini giliran Rindou yang ambil suara dan tak lama pemuda itu pergi.

Ran yang melihat sang adik pergi segera menyusul, tapi sayang ada telpon mendadak. 'ck siapa sih ganggu aja."

"Halo."

"Waktun tinggal besok jika kau tidak memberikannya kepadaku sudah di pastikan Rindou akan membenci mu."

Setelah menyampaikan apa yang ingin di sampaikan penelpon misterius itu langsung menutup telponnya, Ran yang mendengarnya langsung lemas tak bertulang dia bingung harus melakukan apa, antara cinta dan pengorbanan.

***

Sanzu yang emang dari awal merasa retaknya hubungan Ran dan Rindou ada sangkut pautnya dengan dia, segera menyusul Ran pergi namun siapa sangka pemuda bersurai broken white itu melihat Ran diam termenung di lantai dekat tong sampah depan toilet.

"Ran."

Bukanya menjawab Ran memeluk tubuh Sanzu dengan erat, entah mengapa Sanzu meras basah di pundaknya.

"Aku mohon lima menit saja tetap seperti ini."

"Ran Lo nangis."

Kini Sanzu bisa merasakan tubuh Ran bergerak hebat dan benar saja saat, Sanzu memegang Kedua pundak pemuda kepang itu tubuhnya mengeluarkan banyak keringat wajahnya memerah dan nafas yang tidak beraturan.

"Kau sakit."

"Tolong antar aku kerumah." Ucapa Ran sambil menunjukkan alamat rumahnya, namun siapa sangka walau mulutnya berkata seperti itu tapi tubuhnya menolak. "Sanzu maafkan aku."

***

Sementara di tempat Rindou dia terlihat shock saat membaca salah satu surat dari seseorang yang tak dikenal.

"Apa apa ini?"

Tanpa banyak waktu dia segera pergi, ke temat surat itu tunjukan.


Sebenarnya Book ini melenceng dari tujuan awal aku membuat tapi tetap alurnya sama walau perbedaan.

Oke sampai disini

See y....

can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang