13

13K 396 13
                                    


Hi

***

H A P P Y R E A D I N G

Part 14

Pertengkaran tak terelakkan terjadi antara regan dan raja. Kedua saudara kandung itu saling memukul bagian saling melemparkan kata-kata kasar.

Luna sedikit menjauh setelah mendapat dorongan kuat dari Raja hingga membuat punggungnya sedikit terbentur. Luna berdoa semoga anaknya tidak kenapa-napa.

Saat regan kembali akan melayangkan pukulannya untuk raja suara sisil menghentikannya.

"REGAN!" Sisil berlari menuju kedua putranya dan menarik tangan regan agar menyingkir dari atas tubuh raja yang sudah tampak terluka. Bahkan ada beberapa bagian tubuh pria itu yang mengeluarkan darah. Tapi, pria itu tidak memperdulikan melainkan kini tatapannya menatap Luna tajam.

"Perempuan sialan, " Gumam raja memandang Luna dengan tatapan penuh dendam.

"REGAN, KENAPA KAMU MEMUKUL RAJA? RAJA ITU ADIKMU! " bentak sisil pada regan.

Raja mengusap sudut bibirnya saat melihat regan bungkam. Lelaki itu tidak menjawab.

"Gara-gara luna, ma." Sahut raja menjawab membuat regan menatap raja lalu Luna.

"Dasar laki-laki tidak bertanggung jawab. Lelaki macam apa kamu? Sudah tidak mau bertanggung jawab, dan sekarang tidak mau mengakui kesalahan lagi? " Regan dengan terang-terangan menatap raja, ia kesal kepada lelaki sejenis raja. Tidak memiliki sifat bertanggung jawab.

Raja mengepalkan tangannya saat mendengar perkataan Regan yang jelas menyinggung perasaannya.

"Tau apa Lo?"

Regan terkekeh. "Gue tau semua, puas lo!" Bentak rehan bahkan ia mengganti kosa katanya.

Perkataan Regan jelas membuat raja menegang. Tak lama setelah itu Sura pukulan serta teriakan terdengar.

Sisil serta Luna berusaha menghentikan raja yang tampak membabi buta memukul Raja. Sedangkan Regan ia malah tersenyum ke raja. Hal itu tentu memancing emosi raja yang sedang di tahan oleh Luna. Sedangkan Sisil menahan Regan.

"Lancang." Desis raja pada Regan, ia menghempaskan tubuh luna sebelum meninggalkan ketiga orang yang menatap kepergiannya.

Sisil lalu berjalan ke arah Luna dengan cepat.

Plak!

Setelah mendapat tamparan di pipi kirinya dari suaminya, kini pipi kanannya juga mendapat tamparan oleh ibu mertuanya.

"LIHAT, KAMU LIHAT KAN? REGAN DAN RAJA SELAMA INI TIDAK PERNAH BERTENGKAR! TAPI, SETELAH KEDATANGAN KAMU KE RUMAH INI. SEMUANYA MENJADI KACAU. DASAR PEREMPUAN SIALAN?" Sisil baru saja ingin menjambak rambut Luna. Tapi, suara Regan menghentikan.

"Ma, stop jangan lukain Luna. Regan gak suka." Ujar Regan, hal itu membuat perhatian Sisil beralih.

"Maksud kamu? Kenapa kamu selalu melindungi dia? Kamu tidak lupakan, tantenya yan---"

"Ma, please."

Sisil menggeleng. Netranya menatap Luna yang hanya menunduk di depannya.

"Lihat Luna, setelah menghancurkan masa depan raja, kini kamu mau mempengaruhi regan. Ck, tidak ada bedanya kamu dan tante mu  yang pelacur itu." Ucapan tajam Sisil menggores hati luna.

Luna mengepalkan tangannya saat Sisil berjalan menjauh dari Regan dan Luna.

Dasar tidak tau diri

***

Luna duduk termenung di kamar raja, sedangkan pemilik kamar tidak tau pergi kemana setelah marah-marah tadi.

"Aku gak ngehancurin masa depan raja kan?" Gumam luna pada dirinya sendiri.

Perempuan itu mengusap perutnya mencoba mencari kekuatan lewat bayinya.

"Aku gak boleh egois, aku harus bertahan demi anak ini."

Luna berdiri lalu bergerak menuju satu lemari plastik yang memang khusus untuknya. Karena raja tidak mau jika pakaiannya di simpan di tempat yang sama dengan pakaian milik luna.

"Lo simpan baju murahan Lo di lemari itu," raja menunjuk lemari plastik terletak di pojok ruangan.

"jangan berani-berani simpan baju lo di lemari gue sama walk in closet gue." Lanjut raja.

***

Sorry guys baru up. Soalnya akhir-akhir ini aku ngerasa otak aku buntu jadi gak bisa mikir.

😂😂

LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang