Hari pertama magang....
Bangun subuh, mandi, siap", otw pengadilan... Pengadilan?
Ah.. ya kenalin aku Huang Renjun mahasiswa semester 5 Jurusan Hukum.. yang sekarang lagi menjalankan tugas mahasiswa -_- iya.. praktik di Pengadilan, okey jam 8... hmmm sial... Telat... "Jaemin... Kenapa gk bilang kalau udah jam 8?" Teriak Renjun kepada jaemin yang sudah di luar kosan.
Oh iya aku dan jaemin ngekos berdua gara" magang ini soalnya rumah kita jauh Sama lokasi tempat kita dari Pengadilan nya dan untung jarak dari kosan ke Pengadilan hanya 10 menit jdi dengan semangat pagi Renjun dan jaemin berlari ke Pengadilan...
Ohooo sepertinya mereka melupakan jika hari pertama untuk waktu pasti diberi kelonggaran karena untuk mengumpulkan mahasiswa lainnya.Sesampainya mereka di Pengadilan dengan keadaan acak" kan dan nafas yang tidak beraturan dikarenakan berlarian mereka dibuat kesal karena acara pembukaan belum akan dimulai dikarenakan pembimbing nya pun belum terlihat batang idungnya alias blm datang karena terhambat di jalan.
Okey kita lupakan soal kekesalan dua best friend itu...
Disisi lain didalam ruangan dengan Pintu berwarna coklat dengan tulisan hakim di atasnya terdapat seorang pria tampan berkacamata, kemeja bagain lengannya di gulung sampai siku dengan rapi dan jangan lupakan kulit tan nya yang menggoda untuk di sentuh sedang menyiapkan diri karena dia ditunjuk oleh ketua di Pengadilan untuk membimbing mahasiswa yang akan melakukan magang di Pengadilan tersebut.
Tok tok
"Permisi.. pak untuk semuanya sudah kumpul bapak bisa langsung menyambut para mahasiswa dan dosen" ucap staf yang dimintanya untuk mengabari jika semuanya sudah siap.Dia...
Hakim muda di Pengadilan tersebut... Lee Haechan dengan percaya diri dia berjalan menuju ruang tunggu yang sudah disiapkan untuk pembukaan magang.
Haechan merupakan satu-satunya hakim muda yang sangat disegani di Pengadilan tersebut karena cara dia menangani persidangan dan lainnya sunggu sangat patut diacungkan jempol sebab karena pembawa nya sangat tenang sehingga suasana di persidangannya pun tidak ada kericuhan dan berjalan dengan lancar.Sesampainya di ruang tunggu kedatangan Haechan menjadi pusat perhatian dengan para mahasiswa yang memandangnya terpesona karena wajah rupawannya.
"Selamat pagi semua" ucap Haechan denga senyum tipis yang dapat membuat para mahasiswa memekik tertahan. "Pagi" ucap para mahasiswa serentak.Setelahnya Haechan pun duduk di kursi yang telah disediakan.
Sesudah basa basi sedikit untuk saling sapa.Setelahnya salah satu dosen yang mengantarkan para mahasiswa pun memberikan surat izin dari universitas dan pembukaan pun dimulai dengan diisi dengan pengenalan Pengadilan dan seluk-beluk Pengadilan tersebut. Saat sesi akhir pembukaan para mahasiswa ditunjuk untuk memperkenalkan diri sendiri dari nama, jurusan sampai tempat tinggal. Pembukaan pun ditutup dengan absensi para mahasiswa dan mengisi nomor telepon masing-masing.
Mereka pun keluar untuk sesi foto untuk dokumentasi dan berakhir Renjun yang bersebelahan dengan Hakim karena para lelaki insecure bersebelahan dengan Hakim muda tersebut.
"Ahk" kaki Renjun terinjak oleh Haechan.
"Ma.." tatapan Haechan dan Renjun bertemu.
'deg'
"Cantik" gumam Haechan refleks
Blush wajah Renjun seketika memerah.
"1 2 3" cekrek
Haechan segera mengalihkan pandangannya ke depan.
Dan alhasil salah satu fotonya terdapat Haechan dan Renjun yang saling pandang dan tidak ada yang mempermasalahkan hal itu. Setelah sesi foto merekapun disuruh masuk kembali dan para dosen yang mengantar para mahasiswa pun izin untuk meninggalkan Pengadilan."Untuk sekarang tolong bagi kelompok menjadi 2 kelompok dan menentukan kelompok mana yang akan memantau sidang untuk hari pertama" ucap Haechan menginstruksi.
Pembagian kelompok pun berakhir dengan baik dan beruntung karena Renjun dan Jaemin di kelompok yang sama.
Setelah menjelaskan dimana ruangan persidangan, apa yang harus mereka lakukan dan perkara apa yang akan di sidangkan hari ini Haechan pun berpamitan karena Haechan ada pertemuan.
Renjun dan Jaemin sudah berada di kosan karena kelompok mereka mendapat bagian esok harinya.
"Hakim nya tampan" celetuk Renjun
"Setuju... masih muda sudah sukses, Hakim lagi" ucap Jaemin
"Sepertinya aku menyukainya" ucap Renjun dengan menangkup wajahnya yang memerah.
Jaemin memutar matanya bosan "Kebiasaan liat cowok ganteng" sindir Jaemin
"Yak.. ini beda lagi ya.. sepertinya aku jatuh cinta" ucap Renjun menggebu-gebu.
"Ya ya Semangan Renjuuun" Jaemin
"Memang Hakim muda itu mau apa sama modelan kaya ....." Gumam Jaemin yang tidak dapat didengar oleh Renjun yang sedang senyum-senyum sendiri karena membayangkan wajah Hakim mudanya.Hari pertama Renjun memantau persidangan bener" menyenangkan karena dengan kebetulannya Haechan yang menjadi Hakim ketua.
"Berwibawa, tenang, tegas itu sangat mengagumkan saat pak Haechan memimpin persidangan" ucap Renjun kepada Jaemin yang duduk dengan lesu disampingnya..
"Sepertinya cuman kamu sama yang di ruang sidang 2 deh Ren yang menikmati persidangan" keluh Jaemin yang cape, bosan dan lesu karena dia di bagian ruang sidang 1 yang kebetulan banyak jadwal sidang. Bagaimana tidak mengeluh Jaemin dan yang lain harus duduk selama kurang lebih 5 jam untuk memantau persidangan yang tidak ada akhirnya itu.
"Kenapa harus banyak yang berakhir dengan perceraian sih kan kasian kita yang sedang magang dan mantau persidangan mana kebanyakan perceraiannya karena masalah ekonomi lagi " keluh Jaemin
"Kan bisa cari solusi terbaik gimana caranya dapat banyak uang terus bisa memenuhi kebutuhan hidupnya"Tambahnya
"Ish jangan keras" ngomongnya Na Jaemin" bisik Renjun karena Jaemin yang mengeluh sedaritadi
"Ayo kita cari makan udah laper tau" ucap Jaemin dengan menarik Renjun untuk cari makan."Wahh ternyata kantin di pengadilan kumplit juga ya" ucap Renjun yang sedang memakan nasi goreng pesanannya.
"Aku mau persen lagi tapi di bungkus buatdi kosan kamu mau nitip apa?" Tanya Jaemin yang sudah selesai dengan makannya.
"Samain aja tapi pengen minta yang agak pedes ya, lagi pngen nih" ucap Renjun. "Okey" balas JaeminTanpa mereka sadari sedaritadi ada yang memperhatikan mereka dari kejauhan. "Mine" gumam orang tersebut dengan seringnya.