[1/1]

64 10 7
                                    

𝘀𝗵𝗼𝘂𝗹𝗱𝗲𝗿
𝑴𝒊𝒏𝒂𝒎𝒐𝒕𝒐 𝑲𝒐𝒖 𝒙 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓

Bagi seorang [Name], sore ini adalah akhir dari hari yang sangat berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi seorang [Name], sore ini adalah akhir dari hari yang sangat berat. Yah, walaupun hari esok akan sama saja beratnya. Pasalnya, seharian penuh ini sang gadis dengan nama lengkap [Full Name] itu mengerjakan banyak pekerjaan menjadi seorang sekretaris osis.

Menulis berlembar-lembar, mengatur dan mendiskusikan segala hal tentang sekolah dengan ketua dan juga wakil osisnya membuat jiwa [Name] seakan di buat menghilang pelan-pelan.

"Sialan," umpat [Name] pelan di halte bus.

Gadis itu tiba-tiba teringat sesuatu atas asal mula semua keletihannya ini.

Aoi Akane, ketua kelas yang [Name] selalu sebut brengsek itu-lah yang telah menyeretnya untuk ikut tersiksa di osis bersama-sama.

Sambil menunggu bus dengan jadwal berangkat sore hari, gadis itu bersandar pada sandaran kursi halte.

"Fuh..."

[Name] merasa penatnya langsung menghilang sedikit kala punggung itu bersandar pelan.

Di pikir-pikir, telah satu jam berlalu sejak [Name] menunggu bus waktu sore. Namun, bus itu tak kunjung datang dan melewati halte tempat [Name] menunggu. Apa hari ini busnya tidak ada jam beroperasi pada waktu sore? Batin [Name] bertanya-tanya sejak tadi.

"Aku bosan! Dan ingin cepat-cepat pulang dan beristirahat, ini semua gara-gara Akane!" umpat [Name] sekali lagi seraya menendang-nendang angin kosong yang tak bersalah.

[Name] menutup wajah eloknya itu dengan kedua tangannya. Rasanya ia ingin menangis karna terlalu lelah dan banyak pikiran. Ia hanya ingin cepat beristirahat, itu saja. Cepat beristirahat dan segera terlelap di bawa oleh bunga tidur.

Hari sudah semakin sore, namun bus itu tak kunjung datang. [Name]-pun sudah lelah menunggu dan akhirnya ia memilih untuk segera berdiri dan berjalan kaki saja.

Namun sebelum ia berdiri, ia terhuyung ke depan, hampir berciuman dengan jalanan trotoar yang kasar itu sebelum seorang pemuda bersurai pirang— yang entah datang dari mana— menahan tubuh mungilnya.

"Senpai! Senpai tidak apa-apa?!" celetuk sang pemuda dengan cepat, yang tak lain dan bukan adalah Minamoto Kou. Adik dari ketua osis [Name], Minamoto Teru.

"M-minamoto-kun?!" kaget [Name] saat wajahnya hampir saja mencium trotoar kasar itu.

Kou dengan segera menuntun sang senpai kembali ke kursi halte.

"Senpai baik-baik saja?! sedang apa senpai masih disini hingga sore sekali?" tanya kou, membantu [Name] yang masih sedikit terhuyung-huyung.

"Aku menunggu bus untuk kembali ke rumah Kou, tapi tidak kunjung datang juga ..." kata [Name] dengan lesu.

"Eh? Bus hari ini tidak lewat sini, senpai. Apa senpai tidak membaca pemberitahuan tentang bus itu?"

"Eh?! Pantas saja! Aku tidak tau karena aku sibuk di ruangan osis sejak pagi tadi ..." [Name] semakin lesu, rasanya jika kembali dengan berjalan kaki hingga ke rumah, [Name] sudah tidak sanggup lagi.

Dia sangat lelah, sangat.

"Pekerjaan osis sangat melelahkan ya, senpai. Nii-chan juga tampak sangat sibuk saat di sekolah," kata Kou, ikut duduk di samping sang senpai.

"Benar, dan aku mengantuk, Kou. Aku ingin cepat pulang dan tidur, aku sangat lelah ..."

Perlahan-lahan, buliran bening tumpah dari pelupuk mata [E.C] sang senpai. Ia benar-benar lelah, rasa lelahnya kini tidak bisa di deskripsikan oleh apapun. Intinya, energi dan semua semangat [Name] telah hilang dan lenyap tergantikan rasa lelah yang tak kunjung mereda.

"S-senpai! Jangan menangis!" panik Kou, ia segera mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya.

Ia mengusap 'kannya ke pipi sang senpai untuk menghapus buliran yang tumpah semakin banyak dari netra [E.C] itu.

"Apa nii-chan memberikan banyak pekerjaan berat terus menerus kepada senpai?" tanya-nya, masih menenangkan sang gadis.

[Name] menggelengkan kepalanya pelan, "Ini hanya aku yang lemah, aku cepat stres jika mempunyai banyak pekerjaan yang datang terus menerus ..."

"Senpai tidak lemah. Senpai mengantuk 'kan? Senpai bisa tidur di bahu ku sebentar! Aku akan menjaga senpai, tenang saja!!" kata si pemuda pengusir roh itu, menepuk bahunya, memberikan bahunya sukarela pada [Name].

"Memangnya kamu mau menjagaku tertidur sementara kamu tidak pulang ke rumah?"

"Nii-chan pasti bisa mengerti, tenang saja! Aku bisa mengatasi ini dengan sangat mudah, untuk sekarang senpai tidur saja di bahuku, setidaknya senpai tidak merasakan kantuk yang luar biasa lagi nanti!" Kou mengepalkan tangannya tinggi-tinggi dengan sangat bangga hingga beberapa detik tidak ada jawaban dan bahu Kou terasa sedikit berat, ia menoleh— ke tempat [Name] duduk di sebelahnya.

Rupanya, [Name] sudah tertidur di bahunya dengan nyaman, tidak lupa dengan dengkuran halus yang sangat lucu. Membuat si pemuda pengusir roh itu mati-matian menahan jantungnya yang berdetak dua kali lipat sangat kencang sekarang.

Dia yang menawarkan bahunya, dia sendiri yang tidak bisa menahan perasaannya.

Dengan begitu, Kou membenarkan duduknya, menatap wajah cantik kakak kelasnya yang sedang tertidur pulas di bahunya. Tak lama, jari jemari Kou bergerak menyelipkan anak surai milik [Name].

Wajah sang senpai kini hampir terlihat sangat jelas. Cantik, pikir Kou saat menatap lama wajah kakak kelasnya yang sedang terlelap. Semburat merah tanpa sadar sudah menjalar hingga ke ujung telinga sang pemuda.

Kembali memalingkan wajah, Kou menengadah menatap langit sore. Berusaha untuk tidak terlalu dalam memikirkan wajah cantik kakak kelas yang ia sukai.

Benar, Dia— Minamoto Kou sangat menyukai kakak kelasnya, [Full Name].

- END -
[ 29 Juni 2022 ].

Omaigat, ini fanfiction pertamaku😭☝️. Mohon maaf kalau jelek, ooc banget dan ada typo ya :(.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shoulder - Minamoto Kou x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang