Jongin past 1

462 75 24
                                    

Jongin berlari kencang sambil sesekali melihat ke belakang. Beberapa orang ditabraknya dan tak satupun ia mengatakan maaf. Saat berbelok disebuah gang kecil, Jongin mengatur nafasnya sambil sesekali melihat keluar. Ia berharap tak lagi dikejar. Ia harus mencari tempat untuk tidur yang aman.

Jongin menyusuri gang-gang sempit. Ia terus berlari tanpa tujuan. Saat berbelok disalah satu gang, ia bertemu segerombolan preman yang sedang berkumpul. Tampangnya sangat tak ramah. Banyak tato ditubuhnya. Badannya juga kekar.

Jongin mundur perlahan saat orang-orang itu mendekatinya. Jongin merasakan ketakutan melihat tampang preman-preman itu. Mereka seperti memiliki niat jahat saat melihatnya. Jongin mencoba berlari tapi tangannya sudah ditahan oleh salah seorang preman. Preman lainnya memukul bagian belakang leher Jongin hingga Jongin pingsan. Gerombolan preman itu tersenyum penuh kemenangan dan meninggalkan lokasi mereka.

***

Jongin terbangun dengan kepala pening luar biasa. Ia memegang kepalanya yang seperti ingin pecah itu. Matanya mengedar melihat sekitarnya. Ia melihat beberapa remaja seusianya dalam satu ruangan yang sama. Tak banyak remaja di dalam ruangan itu, sekitar 5 orang termasuk dirinya. Beberapa terlihat mendekap tubuhnya sendiri dan menangis. Jongin tak tau keberadaannya dimana. Ia yakin jika ia saat ini sedang diculik dan ditempatkan di penampungan. Jongin bergerak menuju pintu yang hanya memiliki celah sedikit dibagian atas pintu. Ia melihat keluar dan mengamati sekitar. Ternyata banyak ruangan-ruangan seperti miliknya. Jongin melihat banyak sekali pintu didepannya. Pintu di ruangannya terkunci dari luar. Tak ada alat apapun yang dapat ia gunakan untuk membuka pintu. Jongin berjalan mengitari ruangan itu mencari sesuatu yang dapat dijadikannya sebagai senjata.

Pintu ruangan terbuka. Semua remaja yang disana termasuk Jongin bergerak mundur sejauh mungkin dari pintu. Pria berbadan besar menyeret satu persatu remaja disana agar keluar ruangan. Jongin menjadi orang terakhir yang keluar dari 'kamar'nya. Semua remaja berbaris sebelum keluar ketempat lain. Jongin mengamati sekitarnya. Ruangan lainnya tak jauh berbeda dari miliknya.

Jongin memasuki sebuah ruangan yang lebih besar lagi seperti aula. Ada beberapa ring di aula tersebut dan terlihat jika ring itu untuk pertarungan liar. Jongin melihat keatas dan ada semacam tribun untuk penonton. Jika dilihat dari tribun penonton itu bukan untuk penonton biasa. Banyaknya kursi-kursi mewah dengan meja kecil menunjukkan jika kalangan tertentu yang dapat duduk disana.

Tubuh Jongin terdorong saat mereka melewati kerumunan. Remaja-remaja diluar ring bersorak menyemangati temannya yang sedang kesulitan bertahan di dalam ring. Barisan Jongin berhenti di salah satu ring kecil dibagian ujung aula. Mereka di dorong membentuk lingkaran sesuai dengan bentuk ringnya. Jongin menoleh ke kanan dan ke kiri melihat sekitarnya. Banyak pria berbadan besar yang berjaga di dekat dinding seperti mengawasi.

Jongin melihat beberapa orang duduk di tribun atas. Mereka menantikan keseruan yang akan dibuat kelompoknya. Jika dilihat lagi, kelompok yang bersamanya merupakan anak-anak baru. Rata-rata dari mereka menampilkan raut wajah ketakutan bahkan masih ada yang menangis. Berbeda dengan kelompok di ring lain yang sepertinya sudah terbiasa dengan kegiatan ini.

Anak di sebelah Jongin di dorong memasuki ring dengan salah seorang lainnya yang berada di seberangnya. Keduanya terlihat ketakutan. Pria besar yang membuat mereka masuk dalam ring menjelaskan beberapa hal tentang aturan disana. Seperti dugaannya, ini merupakan pertarungan liar dengan para remaja sebagai pelakunya. Bagi Jongin, ini hal keji yang dilakukan orang dewasa untuk mengadu domba anak-anak demi keuntungan mereka.

Jongin benci ini tapi satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan bertarung. Saat giliran Jongin, ia dipasangkan dengan pria kecil yang menatapnya takut. Jongin menghela nafas dan berkata maaf sebelum memukulnya keras hingga pingsan. Kemenangan kecil Jongin menyita perhatian orang dewasa disana. Jongin dibawa ke ring lain dan disuruh bertarung dengan anak yang lebih berpengalaman. Hanya dengan beberapa pukulan dan tendangan, Jongin mampu menumbangkan anak itu.

I DON'T NEED A DAD (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang