D u a
'Memulai Semua Dari Halaman Pertama'
🍃🍃🍃
Cloudy menatap punggung ramping didepannya, bertanya-tanya mengapa Sheza memperlakukan Zayna seperti itu. Sebagai seorang anak dari keluarga kaya, bukankah seharusnya Sheza bergaul dengan orang-orang seperti Zayna? Mengapa Zayna di abaikan dan malah berteman dengan Cloudy yang hanya seorang gadis miskin yang mengandalkan beasiswa agar bisa bersekolah di tempat seperti ini.
"Aku nggak suka dia,"
"Hm?" sahut Cloudy spontan dengan mata berkedip bingung. Dia melangkah maju untuk menyamakan langkah mereka.
"Aku nggak suka Zayna," Sheza menatap lurus kedepan tanpa menoleh, "Jadi, jangan paksa atau meminta aku buat bikin hubungan baik sama dia,"
"Kenapa? Bukannya kalian baru pertama kali bertemu?" tanya Cloudy sembari mendorong kacamatanya yang kendur.
Sheza mengangguk, "Um, aku tahu."
"Terus ... kenapa?"
Sheza mengangkat bahunya acuh, "Entahlah, aku merasa nggak cocok berteman dengan dia."
Sebelah alis Cloudy terangkat bingung. Dia tidak mengerti mengapa Sheza tidak merasa mereka akan cocok. Bukannya orang kaya akan berteman dengan orang kaya lainnya?
Meskipun pertanyaan bermunculan di kepalanya, Cloudy tidak ingin banyak berpikir. Toh jika Sheza tidak ingin berteman dengan Zayna, itu hak nya. Lagipula dia juga tidak akrab dengan Zayna karena gadis itu jarang ada di asrama.
Setelah berkeliling cukup lama, Sheza merasakan bosan. Dia sudah mengenal semua tempat yang di jelaskan Cloudy, namun dia tidak mengatakan apapun pada Cloudy agar gadis itu tidak mencurigainya.
Saat Cloudy hendak mengajaknya ke belakang gedung dan melihat taman, Sheza menghentikan langkah mereka. Dengan nada bosan dia berkata, "Hm, aku udah paham kok, sekarang aku lapar. Gimana kalau kita ke kantin?"
Mendengar kata "kantin," Cloudy tidak langsung menjawab. Ekspresinya menunjukkan keraguan, sebelum akhirnya dia menganggukkan kepalanya. Sheza tersenyum lebar dan langsung menarik gadis itu menuju ke kantin.
Aula kantin terlihat sepi. Hanya beberapa orang yang terlihat duduk di antara meja-meja kosong serta mereka yang berlalu-lalang di sekitar sambil membawa tugas. Ketika malam tiba, banyak penghuni asrama yang memilih untuk makan di luar, berkumpul dan bertemu teman-teman. Sementara mereka yang ada di kantin memilih untuk menetap dengan alasan akhir bulan atau sedang tidak ingin keluar.
Sheza sudah lama melupakan tempat ini, namun suasana dan interiornya terasa familiar. Ada berbagai macam kejadian yang membuat ingatannya kembali. Salah satunya saat dia berkuasa dan memaksa orang-orang yang sedang duduk di meja yang mereka inginkan untuk di usir. Tak hanya itu, dia juga membully banyak teman-temannya dengan cara yang mengenaskan.
"Sheza, dimana kamu ingin duduk?" tanya Cloudy membuyarkan lamunannya.
Sambil memegang nampan berisi makanan, mereka berdua berdiri di tengah lorong meja. Sambil melihat-lihat dimana mereka akan dengan nyaman duduk dan makan, tiba-tiba pandangan Sheza berhenti pada sesosok laki-laki familiar yang sedang memasuki aula kantin bersama ke lima temannya.
Seketika Sheza merasakan waktu di sekitarnya berhenti dalam seperkian detik. Wajah yang tampan dan muda, badan tinggi yang tegap, auranya yang maskulin membuat Sheza tidak dapat melepaskan pandangannya dari orang itu. Inilah Veen yang ia rindukan.
Tanpa sadar, Sheza mencengkeram sisi nampannya. Jantungnya berdetak dengan cepat sehingga terasa sesak di dada. Apa yang harus ia lakukan? Apa?
"Sheza," panggil Cloudy menyikut Sheza, "Ada apa denganmu? Kamu baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED DESTINY [Revisi]
RomansaSheza merasakan beban rasa bersalah atas kehidupannya terhadap Mahveen. Ketika diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu, rencananya untuk membuat Mahveen membencinya berubah menjadi kejutan besar saat Mahveen justru semakin jatuh cinta pada S...