Part 2

268 26 2
                                    

Setelah aku akan menutup pintu toilet, aku dikejutkan oleh beberapa siswi yang sepertinya sedang menungguku.

"Kalian mau apa? Apa kalian sedang menungguku?" Tanyaku langsung dengan datar dan dingin sekaligus cuek.

"Jangan sok dingin gitu deh!! Kamu itu hanya gadis murahan yang memiliki warna rambut yang sangat aneh!!" Ujar salah satu dari mereka yang memiliki rambut sepundak berwarna coklat muda yang bernama Zita. Siswi yang tidak jarang membullyku saat di sekolah.

"Benar! Apa kau mewarnai rambutmu agar orang tertarik denganmu?!" Ujar siswi berambut gelombang sepanjang pinggang berwana hitam pekat bernama Lisa. Dia segerombolan dengan Zita.

"Huh! Tidak akan! Tidak akan ada orang yang akan tertarik denganmu sekalipun itu adalah laki laki!!" Ujar seorang lagi yang memiliki rambut lurus yang panjangnya sampai paha kakinya yang bernama Rita. Sama seperti Zita,Rita juga segerombolan dengan Zita.

"Aku tidak mewarnai rambutku. Rambutku seperti ini sejak aku lahir." Sahutku dengan nada suara dingin dan nada yang sedikit ku tinggikan.

"Huh! Sejak lahir konon!" Ucap Rita.

"Kau pasti memakai alasan itu agar guru dan Kepala Sekolah mengizinkanmu bersekolah dengan warna rambut mu yang seperti itu 'kan?!" Gertak Lisa.

"Mana ada!! Memang rambutku ini sudah seperti ini sejak lahir dan itu bukan alasan!!!" Gertak ku balik kepada Lisa yang membentakku tadi.

"Wah.. Garangnya~ Takutnya kita~." Ucap Zita.

Lalu mereka bertiga tertawa sangat keras.

"Hei. Bagaimana kalau kita buat kepalamu bengkak dulu?" Ucap Zita yang lalu menjambak rambutku lalu membanting kepalaku disisi wastafel.

Bisa kulihat darah segar yang mengalir dari belakang kepalaku.

"Wah... Kepalanya berdarah ya?~ Apakah sakit?~ Apa perlu kami menolongmu?~ Oh! Tentu tidak!!" Ujar Lisa.

"Kau 'kan kuat. Jadi tidak akan pernah meminta tolong!! Huh! Dasar sok kuat!" Kata Zita.

"Mari kita kembali. Nanti ada yang curiga lagi." Lalu mereka pun menginggalkan ku sendirian dengan darah yang masih setia keluar dari belakang kepalaku.

Aku terus memegang belakang kepala ku yang berdarah sampai akhirnya semua yang ku lihat menjadi gelap dan aku pun kehilangan kesadaranku.

Sebelum kesadaranku benar benar hilang, aku seperti mendengar suara yang familiar di telingaku.

"Hali! Kau baik baik saja?!" Ya. Itu adalah suara Fang. Dan akhirnya aku pun kehilangan kesadaran ku sepenuhnya dimana semua yang ku lihat itu gelap.

#Bersambung#

Note:Hambar gak ya? Garing gak ya? Nyambung gak ya? Gaje gak ya? Ngehibur gak ya? Yang baca tolong komen ya

Aku Seperti Hantu Yang Tak Terlihat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang