Sejak Lisa berjalan keluar dari tempat kerjanya ia merasa tengah dibuntuti oleh seseorang, membuat perasaannya juga sedikit tak enak. Ia segera mempercepat langkahnya. Berusaha menenangkan diri saat melihat sebuah mobil berhenti tepat di depannya sebelum ia berjalan untuk menyeberang jalan menuju gedung apartemennya. Hari ini ia lembur karena itu ia pulang sedikit larut, jalanan cukup sepi karena masuk gang.
Mobil yang berhenti itu membuat langkah Lisa juga terhenti. Beberapa orang pria keluar dari mobil yang berhenti di depannya itu, ia berusaha mundur beberapa langkah, karena mereka kini berjalan cepat menghampirinya.
"Siapa kalian?, " Tanya Lisa, menutupi wajah paniknya, hanya empat orang, mungkin ia bisa mengalahkan mereka dengan mudah.
"Jangan panik, jangan panik."
Kata-kata itu yang terus dirapalkan Lisa dalam pikirannya.
Dengan cepat Lisa membalik tubuh pria yang memegang lengannya, ia menendang perut pria itu hingga membuat tiga pria lain terkejut melihat keahlian bela diri Lisa.
"Bodoh!!!."
Lisa telah berhasil melumpuhkan dua pria saat mobil lain ikut menepi, seorang pria berperawakan besar turun dari sana. Dada Lisa bergetar saat melihat pria yang kini tersenyum mengejek ke arahnya, David.
Lisa mundur sedikit, kemampuan bela diri David tergolong luar biasa, ia sudah pernah menghadapi pria itu.
"Apa kabar Lisa, " Kata David tenang.
"Kau!!."
"Benar, bukankah kemarin kita sempat bertemu? Saat aku menabrak kekasihmu itu."
"Kau pikir kali ini kau akan lepas dariku, " Lisa dengan cepat merangsek ke depan dan menendang perut David hingga pria itu tersungkur ke belakang.
David menahan anak buahnya yang terkejut dan hendak menolongnya yang mundur beberapa langkah karena tendangan Lisa.
"Kau masih sangat luar biasa, sungguh disayangkan karena tugas kami adalah untuk menghabisimu."
Tak banyak bicara Lisa terus merangsek maju, tak menyerah bahkan saat pukulan David beberapa kali mengenai lengannya.
"Lisa!!."
Para penyerang Lisa itu berhenti menyerang saat mendengar seseorang yang berteriak, perempuan paruh baya terlihat turun dari mobil. Ibu Seokjin, David mengenali wanita itu, berlari menghampiri mereka. Woo Dohwan, pria yang kini lebih dulu merangsek kedepan dan menghajar anak buah David. David mengenal lelaki itu, pria dingin, pengawal utama keluarga Kim, Dohwan memiliki kemampuan luar biasa dalam berkelahi, David mengetahui itu. Ia tak mungkin bisa menjalankan tugasnya bila pria itu ikut campur.
Ia tak menyia-nyiakan kesempatan saat Lisa lengah ia segera memukul tengkuk gadis itu hingga pandangan Lisa kabur, David segera menahan tubuh Lisa yang terjatuh.
"Hadapi Woo Dohwan, aku akan membawa pergi wanita ini."
"Ya ketua!!."
David baru akan melangkah dengan Lisa yang berada di gendongannya saat seseorang memukul punggungnya, David memaki kasar.
"Lepaskan menantuku berengsek!!!."
"Bawa dia!!, " David berteriak marah. Tak ada cara lain, akan muncul banyak orang bila ia tak segera membawa pergi Lisa.
David menyuruh sopir yang menunggu di balik kemudi untuk ikut memasukkan ibu Seokjin. Ia menduduki kursi di sebelah pengemudi setelah berhasil memasukan Lisa dan ibu Seokjin ke bangku penumpang.
Ibu Seokjin dengan ketakutan memeluk Lisa yang tengah pingsan, memeriksa keadaan gadis itu dengan air mata berlinang.
Dohwan yang melihat David berhasil membawa pergi ibu Seokjin dan Lisa, membabwli buta untuk menghadapi pria-pria yang kini masih mengeroyoknya. Hingga salah satu dari mereka mengeluarkan pisau tanpa Dohwan sadari dan menusuk perut pria itu.
Dohwan merasakan sakit luar biasa tapi ia tak bisa diam saja saat mobil yang membawa Lisa dan Ibu Seokjin menjauh. Ia mengerahkan tenaganya untuk mendorong pria-pria yang masih mengerubunginya untuk berlari menuju mobilnya, menyetir untuk mengikuti mereka.
Dohwan nenahan dengan satu tangannya luka tusukan di perutnya yang ternyata sudah mengeluarkan banyak darah. Ia memencet tombol darurat di mobilnya yang langsung terhubung ke ponsel Seokjin.
"Ya, Dohwan-a!!."
Ia meeingis kesakitan, kesulitan untuk berbicara sambil terus menelpon, darah terus mengalir dari perutnya membuat ia hampir kehilangan kesadaran.
"Nyonya Kim dan Nona Lisa diculik, tuan muda, kami,,, "
*******
"Kami sudah berhasil membawa Lisa, sedikit ada masalah, ibu Seokjin harus ikut bersama kami."
"Bawa ke alamat yang sudah aku berikan padamu, anak buahku akan mengambil alih semuanya, " Irene tersenyum saat mendapatkan telepon dari David.
Sekali lagi ia berhasil mengelabui seseorang dengan mulut manisnya. Ia mengatakan pada David bahwa Jaewook menyuruh orang kepercayaannya itu untuk menculik Lisa. Mereka telah terlibat banyak urusan bersama dan lama mengenal jadi kata-kata Irene tak bisa dianggap angin lalu oleh David. Apalagi sejak keluar dari penjara David tak banyak mengunjungi Jaewook, jadi Irene diuntungkan dengan kenyataan itu. Ia berhasil menggunakan kemampuan David untuk menangkap Lisa.
Irene tersenyum miring, ia akan memberikan pelajaran bagi wanita angkuh itu. Kata-kata tajam Lisa kemarin lalu pandangan tanpa takut gadis itu telah melukai harga diri Irene, ia ingin sekali menyiksa Lisa hingga memohon ampun padanya.
"Oppa,,, " Pandangannya beralih pada Alex Lee, sang kakak yang kini duduk di sampingnya, tengah menyesap kopinya dengan santai, "kita harus bergegas, kalau Jaewook mengetahui aku membawa Lisa dia tak akan tinggal diam."
"Jadi yang kau bicarakan tentang Jaewook yang menyukai kekasih Seokjin itu benar?, " Kata Alex, ia mengelus rambut adiknya sayang.
Irene mngangguk dengan raut muka sedih, di depan kakaknya lah ia selalu menjadi dirinya sendiri, gadis lemah dan manja, "bukankah menyebalkan, semua orang menyukai gadis itu, Seokjin bahkan tak melihat perjuanganku selama ini."
Alex tersenyum, "kau lebih cantik dari kekasih Seokjin itu Irene-a, jangan berfikir macam-macam. Seperti yang kau katakan, kita akan menyingkirkannya dan membuat Kim Seokjin menjadi milikmu."
Irene mengangguk dengan antusias, ia memeluk kakaknya dengan senyum bahagia.
"Jaewook tak akan tinggal diam bila mengetahui aku menculik Lisa. Bagaimana kalau dia menghabisiku Oppa."
Alex memisahkan pelukan mereka lalu tersenyum cerah ke arah sang adik, "Irene-a, kau tak pernah melakukan kejahatan, apapun itu, apa yang kau lakukan dari awal hingga akhir akan menjadi tanggung jawab Oppa. Kau tak pernah melakukan apapun, " Kata Alex.
Jang Nara
Siapa yang pingin aku buat part khusus Irene dan Alex. Kedua saudara itu kenapa bisa jadi mirip kek psikopat? Ayuuu komen,, sepi sepi bae.... Luv alll
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Difficult "KSJ"
Fiksi Penggemar-Karena acara ngambeknya saat Namjoon malah meninggalkannya untuk bulan madu ke empat di konser mereka di Bali, Seokjin tak pernah membayangkan bahwa ia akan bertemu dengan gadis baik hati dan cantik seperti Lisa. Gadis yang memiliki semua kriteria...