3

5 1 0
                                    

• Selamat Membaca •


Disini lah aku sekarang. Duduk di bus barisan tengah.

Sendiri!

Sita benar benar membuat ku kesal. Dia yang memaksaku untuk ikut dan sekarang dia asik bersama teman barunya.

"Hai. Gw boleh duduk disini?" Tanya seorng lelaki remaja yang aku tahu siapa dia. Aku bingung kenpa dia memilih duduk denganku di banding kursi kosong lainnya? Tentu saja itu membuatku heran. Dia tidak tahu apa, pandangan semua orang kini tertuju pada ku. Ish

Aku mengangguk, lalu menggeser tubuhku agar mengisi ruang kosong di sana lalu kembali menatap jalanan.

"Gw rein." Seruan juga uluran tangannya mengalihkan pandangan ku

Aku menyernyitkan dahi bingung, tapi tetap menerima uluran tersebut

"Risa kan?"

"I- iya" jawabku

Dia rein. Salah satu manusia populer di sekolah, temannya arka. Aku tahu dia. Yaa semuanya tahu dia. Tapi kenapa bisa dia mengenal ku?

Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya lalu menyerahkan nya padaku "Buku Lo kan?" Tanya nya dengan tersenyum. Melihat aku yang tak kunjung memberikan reaksi dia kembali berbicara

"Gw Nemu di perpus, dan sorry ya gw baca,, gw cuma baca biodatanya doang ko. Ga sampe yang lain. Serius" ucapnya di akhiri dengan mengangkat dua jari.

Lucu. Satu kata menurutku. Dia lucu, tidak seperti yang orang lain bilang, dan tidak seperti yang aku bayangkan.

"Makasih" ucapku seraya mengambil buku yang sempat hilang. Lalu mengalihkan pandangan ke jalanan

Yah buku catatan ku yang hilang di perpustakaan. Waktu itu aku sempat mencari nya tapi tidak kutemukan. Dan tanpa di sangka dia kembali padaku.

Rasa canggung mulai menyelimuti di antara kami. Namun laki laki itu kembali berucap

"Btw, Lo suka kiasan? Puisi? Musik? Suka nulis kata kata gitu?"

Aku kembali malihat wajahnya, aku tersenyum membuatnya kembali berbicara

"Hehe, gw,, yaudah yaudah. Jujur gw baca. Tapi ga semua ko. Sumpah"

Begitu lah manusia. Selalu penasaran dengan milik orang lain. Jujur, Aku pun begitu, yah tidak bisa menyalahkan siapa siapa karna faktanya semua manusia hampir sama, apalagi dalam hal ke kepoan.

Aku hanya diam, tidak berbicara juga tidak menampakkan ekspresi marah, terkejut, atau apapun, karna aku sudah menduga itu.

"Lo,, ke ganggu ya sama gw?"

"Yaudah kalau gitu gw pindah" lanjutnya dengan mengangkat setengah bokongnya

"Aku lebih suka musik." Jawabku sambil menatapnya, membuat rain mengalihkan pandangannya ke wajahku. Jadi lah kita saling bertatapan.

Sedetik kemudian rain kembali mendudukan bokongnya

Mobil terus melaju, jalanan hari ini tidak macet walaupun sekarang hari Minggu. Biasanya jalanan macet dipenuhi dengan anak muda yang berkeliaran menggunakan motor, apa lagi jalanan menuju pantai. tapi hari ini tumben sekali. Cuaca juga sangat mendukung tidak panas juga tidak hujan.

Yah aku bersyukur! Cuma bilang doang tumben banget ga macet, Bukan berarti aku tidak bersyukur!

Perjalanan tidak membosankan sama sekali. Anak anak lainnya terus bernyanyi dan membuat lelucon yang sesekali bisa membuat ku tersenyum. Rain juga selalu mengajakku berbicara dan menceritakan kelakuan teman temannya yang meninggalkannya sendirian ketika acara kemah dulu.

"Kenapa ga duduk sama temen temen kamu?" Tanya ku

"Ah mereka nyeselin. Mending disini sama Lo. Lagian gw ada perlu juga sama Lo"

Aku menyernyitkan dahi

"Pertama, gw harus balikin buku Lo. Kedua Lo asik. Ketiga yaaa ntah lah kaki gw jalan sendiri." Lanjutnya

"Pertama, dari siapa kamu tahu kalau buku ini punya ku? Kedua, dari mana kamu tahu aku asik? Ketiga kenapa?" Tanyaku

"Pertama, Gw nanya ke temen, yang namanya Farisha azira itu cuma satu. Yaitu Lo."

"Kedua, semenjak Lo bilang suka musik, wajah Lo antusias banget nunjukin kalau Lo asik."

"Ketiga,, ga ada alasan." Lanjutnya

"Semuanya butuh alasan." Ucap ku

"Ada yang ga butuh alasan"

"Apa?"

"Cinta."

.

Angin sepoi sepoi menabrak kulit tanpa permisi. Suara ombak terdengar memenuhi telinga. Suasananya sangat pas untuk orang yang sedang di mabuk cinta. Iyuhh.

Semua anggota musik berkumpul di area yang sudah di tentukan. Katanya si bakal ada permainan, gatau permainan apa tapi aku harap semoga ajh ga bikin ribet.

Aku satu tenda dengan sita, lini, dan mawar. - just info

S

emua anggota musik berkumpul di area yang sudah di tentukan. Katanya si bakal ada permainan, sebagai hiburan. Karna dari tadi, kami terus menerima ocehan para alumni yang datang, juga sedikit materi dari pembina.

Untuk permainannya mudah saja. Kita hanya membuat tim berisikan sekitar lima sampai Enam orang saja.

Cara bermainnya tinggal berikan beberapa gulungan kertas kepada seseorang dalam setiap tim dengan bergiliran. Salah satu dari mereka harus maju kedepan tim untuk meragakan, lalu anggota tim harus menebaknya, tapi orang yang berada di depan tidak boleh bicara dan harus original, lucu atau mungkin sedikit aneh.

Huh sungguh merepotkan.

"Oke, kita kurang satu orang" ucap lini

"Siapa ya, emmm" sambung sita sambil melirik mencari orang yang belum mendapatkan tim

"Menurut Lo siapa lagi ris?" Tanya mawar padaku

Aku menggeleng, tidak tahu. Akhhhh kenapa harus bertanya padaku. Aku saja tidak mengenal siapapun selain mereka.

"Guys semuanya udah pada dapet tim? Kalau udah kita mulai." Teriak  lusi

"Ka. Kita kurang satu orang"

"Ada yang belum dapat tim?"

"Aish., Oke lah, kalau ga ada berarti,, Li Lo masuk tim mereka." Saut sena pada temannya- Roli

"Lah? Gw?"

"Siapa lagi?"

"Oke, seru ni ikut maen haha"

Permainan nya asik tidak garing seperti yang aku pikirkan. Seru sekali, dari awal sampai akhir ku lihat semuanya tertawa bahagia. Aku juga sesekali tertawa melihat tingkah konyol teman teman.

Semuanya menebak secara bergilir, dan kini giliranku. aku berdiri dihadapan tim ku. Namun bukan hanya mereka yang melihat melainkan hampir sebagian anggota lain melihatnya.

Aku membuka lalu melihat pada gulungan kertas yang ku pegang dan di sana terpampang jelas tulisan monkey. Yang mana aku akan meragakan ciri ciri dari binatang tersebut.

"Oke aku mulai"

.

.

.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Irama MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang