Bee membuka matanya sambil menggeliat.
Ia memang selalu tidur dengan nyenyak ketika diizinkan untuk tidur di ranjang Daddynya. Apalagi ketika Daddy mendekapnya semalaman setelah aktivitas ranjang mereka. Uhhh..., makin susah Bee untuk bisa keluar dari ranjang.
Tapi sekarang sudah jam 9, ia perlu mandi karena sudah membuat janji untuk belajar bersama teman-temannya.
Masih setengah mengantuk, Bee menarik selimutnya untuk bangun. Betapa kagetnya Bee ketika menemukan Daddynya masih berbaring di sebelahnya.
Tidak biasanya Dominic masih tidur hingga jam 9. Daddynya adalah pria yang rajin dan selalu bangun pagi untuk berolah raga atau menyiapkan sarapan. Hanya ada satu alasan mengapa pria itu masih terlelap hingga jam segini.
Bee meletakkan tangannya ke dahi pria itu dan benar saja. Panas.
Oh tidak.
Dominic membuka matanya merasakan sentuhan tangan Bee. Wajah pria itu yang lesu dan lelah membuat Bee semakin cemas.
"Daddy? Kau tidak apa-apa?" Bee bertanya dengan wajah khawatir.
"Sepertinya Daddy sakit, Princess," Dominic mengerang lemas. "Bisakah Princess merawat Daddy?"
Bee langsung menegakkan punggungnya duduk di ranjang. Belum berpakaian setelah aktivitas mereka semalam, dada Bee yang besar dan putih, berayun ketika gadis itu menganggukkan kepalanya keras-keras.
"Ya, tentu saja, Daddy. Kau selalu merawatku ketika aku sakit. Sekarang giliranku merawatmu. Katakan apa yang kau perlukan dan Princess akan ambilkan untukmu."
Dominic tersenyum lemah. Tenggorokannya terasa kering. Entah karena ia sedang sakit atau karena pemandangan indah di depannya.
Jika saja ia lemas, yang dibutuhkannya saat itu adalah benda kenyal itu di mulutnya. Tapi tentu saja Dominic menahan diri. Ia tidak ingin menulari putri kesayangannya dengan penyakitnya. Akan repot kalau mereka berdua sama-sama sakit.
"Bisakah ambilkan Daddy obat demam dan air minum, Princess?" Dominic bertanya.
"Tentu saja, Daddy. Segera."
Bee buru-buru berdiri dan melompat keluar dari ranjangnya lalu berlari keluar.
"Bee.... Pakai bajumu...."
Dominic meneriaki Bee dengan suara lemah, tapi tentu saja Bee tidak mendengar dan sudah menghilang dari dalam kamar. Meninggalkan Dominic menggeram dalam hati dan bersyukur akan keputusannya untuk tidak memiliki pekerja yang menginap di dalam rumah.
Tidak bisa di bayangkan jika ia memiliki supir atau tukang kebun ketika Bee berkeliaran seperti itu. Bisa-bisa ia dipenjara karena sudah menonjok wajah pelayannya karena merasa cemburu.
Walau jika dipikir-pikir, kesalahan ada pada Bee, teta saja Dominic tidak peduli. Tubuh Bee adalah miliknya. Tidak ada seorang pun yang boleh melihat tubuh putrinya selain dirinya. Titik.
Ia perlu menghukum Bee karena sudah berkeliaran keluar kamar tanpa pakaian. Tapi mungkin nanti. Ketika tenaganya sudah pulih.
Bee berlari kembali ke dalam kamar dengan wajah memerah dan terengah-engah.
"Sorry lama, Daddy," Bee meraih lengan Dominic dan membantu pria itu duduk. "Aku perlu mencari tempat untuk meletakkan air minummu."
Dominic menatap benda di tangan Bee dengan wajah kebingungan.
"Princess, hanya karena Daddy sakit, bukan berarti Daddy adalah bayi dan kau adalah Mommy. Daddy masih tetaplah Daddy, dan Daddy tidak minum dari dot bayi. Lagipula, kau dapat dot bayi dari mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Princess [Tamat]
RomanceKisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821 Available dalam bentuk PDF di Nihbuatjajan.com, karyakarsa, trakteer Rank 1 #daddydom 28-7-2022 Rank 1 #panas 11-8-2022 Rank 1 #dominan 20-8-2022 R...