1 Juli 2022
Langkah Alit yang sedang terburu itu terhambat oleh dua gadis yang menghadang. Alit menaikkan sebelah alis, menatap dua gadis yang malu-malu mengutarakan maksudnya. Ini bukan yang pertama terjadi. Gadis tomboi itu sudah sering didatangi gadis yang memiliki sikap serupa.
"Jadi ...?" Alit bersedekap. Meskipun sudah bisa menebak tujuan mereka, ia tetap menunggu salah satu dari mereka membuka mulut.
"Emm ...." Kedua gadis di hadapan Alit saling mendorong, meminta satu sama lain untuk bicara.
Alit menghela napas. Ia berjalan ke melewati kedua gadis tersebut.
"Tunggu, Lit." Langkah Alit kembali terhenti oleh cekalan di pergelangan tangan kanannya.
"Apaan!? Dari tadi enggak ngomong. Gue buru-buru!" Alit yang memang sedang ada janji temu itu mulai tidak sabar. Beberapa kali ia melirik jam yang melingkar di tangan kirinya.
"Titip buat Arfan." Gadis yang memiliki rambut lurus sebahu mengulurkan paperbag biru berukuran sedang.
"Ini juga." Gadis lain yang memiliki rambut panjang bergelombang mengulurkan paperbag berwarna merah muda.
Alit belum mau menerima keduanya. "Buat gue, mana? Ongkir! Hari gini, enggak ada yang gratis!" Ia menekankan kata 'Gratis'. Alit tidak mau menjadi kurir tanpa bayaran.
Kedua gadis yang berdiri di depan Alit tersenyum, lalu gadis dengan rambut panjang bergelombang mengulurkan paperbag lain, kali ini berwarna cokelat.
"Nah, gitu dong. Misi aman." Alit menerima ketiga kantong tersebut dan segera berlalu.
"Jangan lupa, Arfan suruh telpon!"
Alit hanya melambaikan tangan mendengar seruan itu.
Ponsel di saku celana Alit bergetar. Ia segera menerima panggilan telepon tersebut.
"Iya. Lagi jalan ke sana. Bawel!" Alit sedikit berlari, rambut yang diikat tinggi ikut berayun seirama dengan langkahnya. Seharusnya Alit sudah duduk bersama pemilik hadiah di tangannya ini, tetapi gara-gara hadiah-hadiah ini, ia jadi terlambat. Waktu kebersamaan dengan Arfan jadi berkurang.
Alit melirik pada paperbag itu, ada rasa getir di hatinya. Sempat terlintas untuk menyembunyikan barang-barang tersebut dalam tas dan dibuang nanti. Akan tetapi, Alit tidak melakukan hal tersebut. Ia hanya menghela napas sambil menggeleng. Harus berpura-pura menjadi kurir pengantar barang seperti biasa.
Arfan yang sedang makan sambil bermain ponsel mendongak. Ia sedikit terkejut, karena Alit meletakkan paperbag tersebut dengan kasar.
"Kalo enggak ikhlas, mending enggak usah diterima." Arfan menggeser paperbag itu ke ujung meja. Ia tidak penasaran dengan isinya, sudah terbiasa bagi Arfan menerima hal serupa.
Kemudian, Arfan mendekatkan mangkuk berisi mi ayam ke depan gadis yang baru saja duduk di depannya itu. Seperti biasa, mereka menghabiskan waktu makan siang bersama di kantin kampus. Jadwal kelas selanjutnya dimulai pukul setengah dua siang, mereka masih ada waktu sedikit untuk bersantai.
Alit langsung memakan mi yang dipesankan sahabatnya itu, setelah menambahkan sambal dan saus, serta mengaduknya.
"Minum gue mana?"
"Beli sendiri, lah."
Alit mencebik. Tidak marah. Hanya bersikap seperti yang biasa dilakukan. Gadis itu berdiri, berniat membeli minumannya sendiri.
"Gue sekalian, ya?"
Alit berlalu tanpa menjawab seruan Arfan, tetapi ia kembali dengan dua cup berisi minuman dingin. Lalu melanjutkan makan yang tertunda.
Alit membaca buku untuk menghabiskan waktu istirahat. Arfan sekarang duduk di sebelahnya, sedang bermain dengan ponsel, lalu meletakkan ponsel di meja dengan kesal. Alit melirik sekilas mendengar helaan napas lelaki di sebelahnya. Gadis itu cuek melanjutkan bacaan sambil menganggukkan kepala mengikuti irama musik dari earphone yang terpasang di telinga kirinya. Beberapa teman bergabung, tetapi sibuk dengan ponsel masing-masing.
"Dih, jadi cewek ribet banget!"
'Oh ....' Mendengar perkataan Arfan, Alit langsung mengerti permasalahan lelaki itu.
"Lit."
"Hemm." Alit menggumam. Ia mendengarkan musik dengan suara pelan, dan memastikan ia bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh Arfan.
"Ada enggak, sih, cewek yang enggak ribet?"
"Ada." Alit menjeda sejenak. "Gue," lanjutnya.
Alit yang semula bersikap cuek, kini menoleh pada Arfan yang sedang mengamati dirinya. Pandangan lelaki yang sudah menjadi sahabatnya semenjak SMA itu turun, lalu naik lagi. Seperti sedang meneliti tubuh gadis tomboi itu.
"Lo, cewek?"
"Sialan, lo!" ucap Alit dengan nada kesal. Ia mendorong kepala sahabatnya itu. Sementara Arfan terkekeh.
Mendengar lelaki di sampingnya terkekeh ria, serta bisa melihat lubang kecil yang muncul di pipi kanan lelaki tersebut membuat hati Alit terasa ringan. Inilah sebab gadis tomboi itu senang menghabiskan waktu bersama. Meskipun hanya duduk tanpa melakukan apa pun seperti saat ini. Tanpa sadar bibit Alit tersenyum tipis.
"Berantem lagi?" tanya Alit setelah menguasai diri. Ia tidak mau terlihat begitu senang hanya karena satu senyuman.
"Dila minta putus. Pas gue kabulin, malah marah nggak jelas."
"Ya, kali lo kabulin. Itu tandanya dia minta dirayu," ucap Irwan, salah satu teman yang duduk bersama mereka. Beberapa teman yang terkekeh mendengar ucapan Arfan. Mereka merasa geli dengan sikap tamannya itu.
Alit, yang merupakan perempuan satu-satunya di antara mereka hanya terdiam, berpura untuk tidak peduli. Namun, ada sedikit rasa senang di hatinya. Arfan kembali berstatus jomblo akan semakin banyak memiliki waktu untuk dihabiskan bersamanya.
Sudah lama Alit menyadari perasaan yang lebih dari teman pada sahabatnya itu. Bahkan gadis tomboi itu sempat berniat untuk mengungkapkan isi hati, tetapi ia urungkan. Alit takut jika pernyataan cintanya akan membuat kecanggungan antara mereka. Lebih parahnya, bisa membuat Arfan menjauh, bahkan pergi dari hidupnya. Alit tidak mau itu terjadi. Bisa tertawa dan menghabiskan waktu bersama, sudah cukup bagi Alit. Ia tidak memedulikan statusnya sebagai siapa. Hanya berada di sisi lelaki itu, sudah membuat Alit senang.
Bersambung...
____________________
Naskah lain di Olimpus Match Battle1. Viloise--@Chimmyolala
2. The Lucky Hunter--@Dhsers
3. Tersesat di Dunia Sihir--@Halorynsryn
4. Aku Bisa--@okaarokah6
5. Kurir On The Case --@AmiyaMiya01
6. Is It Our Fate?--@ovianra
7. Crush--@dhalsand
8. Keping Harapan--@UmaIkhFfa
9. Cinta Alam Untuk Disa--@DenMa025
10. Memutar Waktu--@dewinofitarifai
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH : Be There for You
Teen FictionSudah lama Alit menyadari perasaan yang lebih dari teman pada sahabatnya itu. Bahkan gadis tomboi itu sempat berniat untuk mengungkapkan isi hati, tetapi ia urungkan. Alit takut jika pernyataan cintanya akan membuat kecanggungan antara mereka. Lebi...