"Kau begitu nikmat, aku sangat puas malam ini."'Aku atau tubuhku?'
"Kuharap dilain kesempatan kita dapat bertemu lagi, manis ...."
'Tidak akan pernah.'
Brak!
Bunyi pintu yang ditutup keras menjadi akhir kisah seorang pria manis di pagi hari ini.
Kondisi tubuhnya terlentang lemas, sedangkan kedua mata rubahnya memejam seiring deruan nafasnya yang teratur.
Otaknya memutar kembali semua kejadian yang selama ini ia alami.
"Hiks ...."
Selalu seperti ini. Ia benci, namun tak bisa untuk berhenti. Karena hanya ini satu-satunya jalan hidup yang bisa ia pilih.
Menjadi seorang pemuas nafsu. Atau bisa disebut ... gigolo.
Terdengar menjijikkan memang, tapi ia bisa apa? dia hanya seorang perantau yang kurang beruntung di sini. Keadaan membuatnya memaksakan diri untuk menjual satu-satunya hal berharga dalam hidupnya.
Tring!!!
Tring!!!
Trkng!!!
"H-halo?" tanya pria manis itu.
"Renjun? kau dengar aku?"
"Aku mendengarmu, Haechan. Ada apa?"
"Kau dimana? apa kau baru selesai melayani seseorang?"
"Ya ... seperti biasa. Kenapa?"
"Malam ini kembalilah lebih cepat, ada yang ingin aku bicarakan padamu. Aku tunggu di apartemen, ya?"
Tut!
Renjun menghela nafas panjang, memandang kosong kearah benda pipih miliknya itu sebelum bangkit perlahan dan mendudukkan dirinya sembari meringis pelan.
"Bahkan pinggang ku rasanya hampir patah, shhh ...."
Dengan tertatih-tatih Renjun memungut bajunya yang berserakan dilantai, lalu memakainya kembali.
Kepalanya menengok sedikit kearah laci disamping ranjang, lalu ia mendapati sebuah amplop tebal beserta cek yang terletak diatasnya.
"Setidaknya Kim Jungwoo itu masih ingat bayarannya," gumam Renjun tersenyum kecil.
Lantas pria manis itu dengan cepat memasukkan semua kedalam tas jinjing kecilnya, lalu melangkah pergi meninggalkan kamar hotel yang sudah seperti kapal pecah jika dilihat-lihat.
'Omong-omong, Kim Jungwoo itu sangat gagah sekali. Tidak ada salahnya juga jika suatu hari nanti kita berbagi peluh diatas ranjang lagi.'
Renjun dengan segala pikiran dewasanya terkadang memang meresahkan.
_____Ceklek!
"Haechan aku pul- OH MY GOD! siapa kau?"
"Hei? kau lupa padaku?"
"J-jeno Lee?"
"Aku kembali, seperti perkataanku dulu. Bagaimana kabarmu? apa kau masih menjadi gigolo hm?"
"PERGI! AKU TAK INGIN MELIHAT WAJAHMU LAGI! DASAR BRENGSEK! AKU MEMBENCI- mmmphhh ...."
Laki-laki tampan bernama Jeno itu mencium bibir Renjun tanpa aba-aba, membuat Renjun terkejut bahkan tak menyelesaikan ucapannya.