18. 🌵Nevan Sebagai Teman 🌵

100 27 2
                                    

"Bibir lo nyaut mulu, mau gue cium?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bibir lo nyaut mulu, mau gue cium?"

Mika mendelik tajam kearah Arki. "Sakit jiwa lo!"

Setelah itu, Mika berlalu dari hadapan Arki karena setiap kelas sudah bubar. Bisa jadi bahan gosip jika Mika tetap berada di sana. Lagi pula Mika hanya memberikan Arki minum, tidak ada niat lain atau caper.

Namun, tangan Mika tiba-tiba ditarik oleh Arki. Arki membawa Mika melewati orang-orang yang kebetulan bergerumul di koridor.

"Lo apa apaan sih?" Mika meronta-ronta. Mencoba menepis tangan Arki, tapi rupanya tangan cowok itu jauh lebih kuat.

"Lo kalo berbuat baik jangan setengah-setengah." Arki membawa Mika masuk ke UKS yang kebetulan sepi. "Obatin gue," titahnya setelah duduk di atas ranjang UKS.

Mika menghela napas dengan tatapan jengah. Cowok itu sangat semena-mena. "Lo emang susah buat bersyukur ya?"

"Akh! Sakit banget!" Arki berpura-pura kesakitan dengan erangannya.

Setelah memutarkan bola matanya, Mika berjalan ke arah rak lemari untuk mencari kotak P3K. Ia sedikit berjinjit untuk menggapai benda yang dicarinya.

Sedangkan Arki hanya diam di tempatnya sambil terus memandangi pergerakan Mika. Tak sengaja ia melihat tumit kaki cewek itu, terlihat jelas ada noda darah yang masih segar. Dalam diamnya, Arki berdecak, sudah tahu sepatu itu kecil masih saja dipakai.

Setelah mendapatkan kotak P3Knya, Mika kembali menghampiri Arki. Mika berdiri di depan cowok itu, dengan Arki yang duduk membuat mereka jadi sejajar.

Mika mulai membersihkan luka di bibir Arki yang sudah kering dengan hati-hati agar cowok itu tidak makin kesakitan. Mika tak menyadari posisi wajah mereka terlalu dekat, sedangkan Arki yang menyadari hal itu lantas menahan napasnya dengan mata yang berkedip berkali-kali.

Namun, matanya tak berkedip lagi saat melihat wajah Mika secara jelas. Dimulai dari matanya yang berkedip setiap beberapa detik, bibir merah muda yang mengatup dan sedikit mengerucut, hidung kecil yang mancung, dan keringat tipis di wajahnya.

Hal itu membuat mata Arki nyaris terkunci untuk melihat wajah cantik dan manis di depannya. Arki tak tahu Mika akan secantik ini dilihat dari dekat. Arki sampai menahan-nahan diri untuk tidak meneguk air ludahnya, karena hal itu akan jelas terlihat lewat jakunnya.

Mika yang awalnya memusatkan fokusnya pada luka Arki, tak sengaja matanya terangkat dan bertemu dengan iris mata Arki yang berwarna coklat gelap.

Mika sempat terpaku beberapa saat oleh mata tajam menusuk itu. Sebelum akhirnya ia tak kuasa, karena matanya seperti ditusuk oleh tatapan itu. Untuk mengalihkan kegusarannya, Mika menyibukan diri dengan P3K yang terletak di samping Arki.

"Bocah banget lo harus berantem segala. Emangnya gak ada cara lain buat nyelesain masa-."

Perkataan Mika terpotong saat tangannya tiba-tiba ditarik oleh Arki untuk kembali menghadapnya. Lalu, dengan suara beratnya Arki berkata, "Rata-rata cowok nyelesain masalahnya pake otot. Terkadang kita harus babak belur dulu supaya masalahnya cepet selesai dan kita juga dapet kepuasan tersendiri kalo menang."

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang