01. SYASYA!!

414 24 0
                                    

"SYASYA!!"

Pekikan dari seorang gadis menggelegar memenuhi lorong kelas.

"SYASYA TUNGGU!" teriak gadis itu sambil berlari.

Gadis dengan mata sipit itu terus berlari, tas berwarna kuning yang ia gendong pun ikut bergerak seirama langkah kakinya, bahkan gantungan bebek yang terpasang di resleting tas kuning itu ikut bergoyang dengan hebatnya. Mungkin saja jika bebek itu hidup dan bisa bicara pasti akan merutuki gadis yang membuatnya mual ini.

"SYASYAA!!" pekiknya lagi memanggil sosok Syasya.

Kaki yang berbalut sepatu Jordan itu berhenti melangkah–berbalik arah, lalu menatap gadis yang memanggilnya dengan tatapan jengah.

"Bisa gak sih gak usah panggil gue Syasya." Suara bariton terdengar. Ya sosok Syasya merupakan seorang laki-laki.

Gadis dengan nametag Starla Xaviera itu sibuk menormalkan nafasnya yang tersengal sehabis berlari. "Kan, itu...emang nama lo Sya," ucap gadis itu terputus-putus.

Sosok Syasya membusungkan dadanya, memperlihatkan nametag miliknya yang berada di kemeja OSIS sebelah kanan.

"ARSYARENDRA ANDRIANKA! Bukan Syasya!"

Starla menatap cowok di depannya ini dengan tatapan tidak perduli. "Sama aja! Ayo Sya!" Starla pun berjalan terlebih dahulu menuju kelasnya.

Arsya memandang gemas gadis menyebalkan ini yang sayangnya sahabatnya sedari kecil.

Dua belas tahun yang lalu, entah keberuntungan atau kemalangan yang menimpanya. Sosok gadis kecil berusia lima tahun bersama sang ibu datang ke rumahnya. Kedatangan mereka untuk berkenalan sebagai tetangga baru, dan apesnya gadis kecil menyebalkan itu tinggal persis di samping rumahnya.

Dengan gemas Arsya menarik rambut panjang Starla yang dikucir menyerupai ekor kuda–dengan ujung rambut yang terlihat curly tersebut, mengakibatkan kuncir rambut kuning berbandul bebek itu lepas dari rambutnya.

Tepat dua detik sebelum Starla berteriak, Arsya sudah lebih dulu berlari.

"SYASYA BEBEKQI GUE!!" teriak Starla memanggil kunciran bebeknya.

Langkah Arsya berhenti saat merasakan bandul bebek itu copot dari kunciran kuning yang ia pegang.

"Mana bebekqi gue?!" ucap Starla yang sudah di depan Arsya dengan garangnya.

"Bebeknya lari Star." Arsya memberikan kunciran kuning itu kepada pemiliknya.

"Yah Arsya, kok bisa sih?"

"Gak tau. Kincir rambut lo murahan kali."

"Kalau lo lupa, ini elo yang ngasih Arsya!"

"Lah gue?" Arsya menunjuk dirinya sendiri. "Oh iya gue ingat, itu dapet geratis btw, gak tau lupa dapet bonus apaan."

"Ya ampun Syasya, gak niat banget ngasih orang pake barang geratisan."

Arsya merangkul pundak mungil Starla melangkah kembali menuju kelas mereka. "Masih untung gue kasih," ucap Arsya menanggapi ucapan Starla barusan.

"Btw Sya, lo kok berangkat duluan sih, jahat banget gak mau nunggu gue."

"Kata Tante Wulan lo masih mandi, ya gue duluan. Lo kan kalo mandi semedi dulu."

"Ih enggak ya! Mama bohong, padahal gue lagi pake sepatu tadi."

"Ya, ntar pulang sekolah bareng gue."

"Rangkul-rangkulan mulu jadian kagak!"

Arsya dan Starla refleks menoleh ke arah belakang. Di sana sudah ada dua sahabat mereka yang juga saling merangkul.

ARSYARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang