9.

116 32 11
                                    

Sejak pertemuan pertamanya dengan Wony beberapa jam yg lalu, Hueningkai terus menghela nafasnya berat. Seperti ada sesuatu tertahan dalam hatinya.

Gadis itu benar tunangannya, cincin yang sejak awal tidak pernah ia gunakan selama tugasnya didesa kini ia tatap lama. Kai & Wony, terdapat ukiran bertuliskan nama mereka disana.

Wony saat ini sedang berada di rumah Taehyun, Ryujin mengusulkan untuk membawanya kesana karna tidak ada ruang dan tempat untuk Wony tempati di puskesmas.

Berbicara mengenai Taehyun, ada rasa mengganjal dalam hati Kai ketika mengingat pria manis itu. Kai tidak tau jelas menyebutnya apa, tapi rasa panas dikepalanya tiba-tiba mereda sesaat ketika mengingat keduanya di pasar malam tadi malam. Senyumnya lalu mengembang.

Ini jam 2 pagi tetapi Kai masi tidak bisa terpejam karna pusing memikirkan tunangannya dan juga Taehyun. Tapi ia harus memaksakan tidur karna ia harus bekerja jam 8 pagi nanti.

Paginya dirumah Taehyun, Ryujin sedang terburu lari kekamar mandi karna ia terlambat bangun pagi. Sementara Wony sudah duduk didapur bersama ibu Taehyun. Berbincang-bincang mengenai kedatangannya sekalian ijin untuk tinggal sementara.

Ibu Taehyun baru tau jika Kai sudah memiliki tunangan. Dan kalo boleh jujur ibu Taehyun tidak heran jika Wony adalah orangnya, perempuan ini sopan dan juga cantik sangat cocok dengan Kai.

Namun, Ibu Taehyun juga tau jika Taehyun memiliki rasa pada dokter muda itu, walaupun setiap ditanya Taehyun selalu mengelak dan menyangkal.

Pintu kamar Taehyun terbuka, menampilkan Taehyun yang masi acak-acakan dengan kaus hijau lumut favoritenya. "Hai Taehyun.." Wony menyapa dan dibalas dengan senyum yg ramah dari Taehyun.

Tidak ada yang bisa Taehyun benci darinya, jelas ia tau jika disini dia yang salah. Ia berkali-kali meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak jatuh pada dokter Kai, tapi mau sekeras apa ia mencoba meyakinkan dirinya ia tetap menyukai dokter Kai. Bahkan mungkin sekarang ia sudah jatuh cinta terlalu dalam pada Dokter itu.

Wony menghampiri Taehyun lalu mengulurkan tangannya, "kita belum kenalan kan semalem, kenalin aku Wony, kamu mungkin gatau tapi aku tunangannya Kai" Taehyun membalas jabatan tangan Wony dan tersenyum kaku sambil mengangguk "Taehyun" balasnya singkat.

Setelahnya tidak ada percakapan yang serius, Wony kembali mengambil duduk disebelah ibu Taehyun dan Taehyun pergi mengambil segelas air untuk diminum.

Tidak lama setelah Ryujin rapi dan siap untuk berangkat, Wony mengatakan untuk ikut. Wony tidak perlu merapikan diri karna sejatinya dia sudah terlihat rapi dan cantik hanya perlu merapikan diri sedikit.

Selepas kepergian kedua perempuan itu Taehyun kini bergantian duduk disebalah ibunya. Walaupun Taehyun tidak mengatakan apa-apa, ibunya tau jika putranya kini senang dilanda gundah gulana.

"Heh melamun aja, makan" Taehyun lalu menatap ibunya lama.

"Kenapa kamu atuh? Kepikiran dokter Kai ternyata udah punya tunangan?" Taehyun menatap ibunya sedikit terkejut lalu menggeleng.

"Terus, kenapa kamu lemes gitu atuh? padahal tiap pagi biasanya buatin bolu" Taehyun bahkan lupa dengan kesehariannya yg satu ini.

"Aku udah tau dokter Kai punya tunangan dari lama buk, tapi gimana ya buk hati aku gabisa bohong" Taehyun lalu menatap ibunya. Wanita paruh baya itu tersenyum menatap putranya.

"perasaan kamu toh ya nda salah, suka sama siapa aja ya hak mu, tapi kalo kamu tau seseorang itu udah punya ikatan, kamu harusnya udah tau apa yang paling benar buat kamu lakuin sekarang." tidak ada bahasa yang memojokkan, tidak ada kata-kata yang membuat Taehyun merasa menjadi orang jahat disini.

Dengan hanya sedikit senyuman hangat dan arahan kecil. Taehyun jadi sedikit tenang.

Hal pertama yang Hueningkai lihat saat pagi-pagi selesai membereskan rak obat-obatan adalah Wony, tunangannya. Perempuan itu juga memisahkan diri dari Ryujin saat ia melihat Kai. 

Perasaan awkward menguasai perasaan dokter muda itu saat ini. Ia menghela nafas panjang, sementara Wony hanya menatap Hueningkai dengan senyum anggunnya, seperti biasanya.

"gimna kabar kamu?" tanya Wony mendekat. Hueningkai membelas dengan perasaan setengah-setengah "baik.. kaya yang kamu lihat".

Setelah sapaan singkat mereka berdua berjalan menuju bangku panjang yang menghadap kearah halaman luas puskesmas.

"Ga heran kamu betah disini ya.." Hueningkai tidak menanggapi.
"tempatnya nyaman, tenang, sejuk, suasananya jauh banget dari kota" Wony menatap Hueningkai. Ada jeda dari pembicaraan mereka karna Hueningkai lebih memilih diam.

"kamu suka sama dia?" ucapan Wony kali ini membuat Hueningkai menolehkan wajahnya menatap mata Wony.

Mungkin satu-satunya yang tersirat disana adalah kehilangan. Tapi Hueningkai juga tidak yakin dengan itu.

"kamu suka sama Taehyun kan" ujarnya sambil senyum bergetir lalu kembali menatap halaman yang luas.

"aku kenal kamu ga sehari, dari cara kamu ketawa sama ngeliat dia semalem, aku tau dia itu beda dihati kamu, dan aku iri banget" Hueningkai menunduk, ada perasaan lega, lega karena tidak perlu menutupi perasaannya didepan tunangannya. Dari awal dia tidak ingin membohongi hatinya, begitu juga membohongi wony.

"tapi kita tetap harus ngomongin soal pernikahan kita Kai" Kai merasa jantungnya jatuh kala mendengar perkataan Wony. Kai sebenarnya hampir membulatkan tekatnya untuk membatalkan rencana pernikahannya dengan Wony.

Namun tidak tau kenapa, Kai sejak tadi hanya bisa diam.

"kai, apa aku masi ada kesempatan?" perkataan Wony membuat Kai bertanya dalam hati. Apa yang terjadi dengan Wony?

"Apa aku egosi? Dulu aku kira Sunghoon sosok yang paling tepat buat aku. Bahkan sempat mau batalin perjodohan kita cuman buat pertahanin dia. Tapi dua minggu yang lalu aku ngeliat dia sama cewe lain, ciuman. Trus aku tiba-tiba kepikiran sama kamu." Wony menatap Kai lama, ia tersenyum mengingat kejadian dua minggu lalu.

"kamu ga pernah nolak, juga ga pernah nerima perjodohan kita. Kamu juga ga pernah ngeluh, waktu aku ngomongin soal mantan pacarku. Kamu baik banget, sabar. Dan jujur selama seminggu kemarin aku kepikiran buat mulai semuanya sama kamu." Wony kini sedikit berkaca-kaca. Dan sama seperti sebelumnya Kai hanya bisa diam mendengarkan.

"tapi kayanya aku udah telat.." kini Wony menangis. Air matanya turun, dan Kai disana tepat disebelahnya masih setia mendengarkan sambil menatap tunangannya itu kasihan. 

Kai bergerak mendekat, memeluk gadis itu sambil mengusap punggungnya lembut.  Hatinya masi patah dan sakit, bohong jika Wony bilang ia tidak sedih dan sakit hati. Tangisnya bahkan terasa begitu bergetar dipelukan Kai. 

Dan dari kejauhan Taehyun melihatnya.  Melihat sepasang tunangan itu saling berpelukan.

Hati Taehyun sakit, sakitnya bukan main bahkan. Ia memegang dadanya sambil bernafas dalam-dalam. Dan tanpa Taehyun sadar, air matanya jatuh.

Kini keputusannya sudah begitu bulat, ia akan menjauhi dokter muda pujaan hatinya itu. Ia tidak mau merusak hubungan orang yang sudah terikat janji. Juga tidak mau menjadi orang jahat dikisah orang lain.

Taehyun lalu pergi. Mencari tempat bersembunyi untuk menenangkan diri.  Siapa sangka Taehyun yang jarang menangis dan mengeluh, malah menangisi seorang lelaki sekarang?

Untuk Taehyun, itu sangat tidak keren sama sekali.

Tbc


Dah lama bgt ga update ya. Sampe TXT comeback loh AND GILAA CB INI KACAU PARAH KU SUKA BGT LAGUNYA MVNYA SEMUANYA.

anw maaf ya kalian lama nunggu updatean dan makasih udah nungguin cerita ini. (agak ga nyangka + seneng juga ternyata masi ada yg nungguin). Kalo gitu Happy reading, sorry kalo ada typo

i wanna be with u - ningtyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang