Kriinngg.... Kriinngg....
Brak!!
Ku matikan jam alarm ku dengan memukul nya dengan tangan ku lalu menutupi tubuh ku lagi mengunakan selimut ku sampai menutupi kepala ku.
Byuurr
"DINGIIINNN!!!!"
Aku pun langsung bangun setelah merasakan ada air dingin yang mengguyur ku.
"CEPAT BANGUN DASAR PEMALAS!!! KAU TIDAK LIHAT SEKARANG PUKUL BERAPA!!" Teriak ibu ku yang ternyata pelaku yang mengguyur ku dengan air dingin.
Aku pun melihat jam yang ada di meja dekat ranjang milik ku. Dan sekarang baru pukul 06.45. Hari ini kelas ku di mulai pukul 08.00.
"Tapi, hari ini kelas ku di mulai pukul 08.00." Balas ku pelan.
"KAU MENGGUNAKAN ALASAN ITU UNTUK BANGUN SIANG HAH!! SEKARANG CEPAT MANDI!!" Ujar ibu yang masih berteriak dengan garang nya kepada ku sedang kan semua kakak ku di luar hanya melihat ibu yang memarahi ku(menyiksa ku) dengan tatapan tidak peduli.
"Baiklah. Aku akan mandi sekarang." Jawab ku yang masih mengumpulkan seluruh kesadaran ku.
Sreek
"CEPAT MANDI SEBELUM AKU MENYERET MU KE LAUT!!" Tegas ibu yang menyeret kaki ku ke kamar mandi yang ada di kamar ku.
Setelah membuka pintu kamar mandi, ibu membanting ku ke lantai kamar mandi yang ada di kamar ku yang sangat dingin akibat udara dingin yang masuk melalui ventilasi udara.
"Auh... Sakit." Rintih ku sambil mengelus elus punggung ku yang mendarat pertama di lantai.
Sakit? Lebih dari itu. Ditambah luka yang ibu buat sebelumnya kepada ku belum sembuh, jadi lebih sakit.
"Sekarang cepat mandi sebelum aku menyiram mu dengan air panas." Lalu ibu ku menutup pintu kamar mandi ku dan keluar dari kamar ku.
"Ayah.. Ini sungguh sakit.. Kakak sudah tidak ada yang peduli lagi dengan ku. Akan kah saat nya sudah tiba tidak ada salah satu dari keluarga kita yang akan menolong ku? Hanya Fang satu satu nya yang sudah membantu ku dan memerhatikan ku selalu serta selalu ada setiap aku membutuhkan nya. Aku rindu saat saat dulu semasa ayah masih ada disini." Keluh ku yang mulai meyalakan shower dan memulai ritual mandi ku.
-----------------------------
"Aku adalah hantu yang tanpa seorang pun menolong
Aku terus melayang dan berada pada kekosongan tanpa akhir
Seperti awan yang biasa dilihat itu
Lupakanlah aku
Aku cuma ingin melihat pemandangan yang sama
Aku hanya ingin merasakan semua hal itu
Bahkan aku ingin melihatnya juga."Aku berjalan menuju walaupun sekarang masih pukul 07.05. Daripada tubuh ku hancur oleh 'nya' nanti.
Entah kenapa sejak pagi bangun tidur tadi kepala ku sangat pusing.
"Hei ayolah. Kenapa kepala ku sangat pusing? Apakah efek dari luka benturan kemarin?" Gumam ku sambil memegangi kepala ku. Ya. Tadi pagi aku melepas perban yang melilit kepala ku saat mandi tadi.
Perlahan tapi pasti pandangan ku mulai buram dan akhirnya.....
Bruk
----------------------
Fang pov
Hari ini kelas di mulai pukul 08.00. Tapi,sekarang masih pukul 07.20.
Memang sengaja aku berangkat pagi agar aku bisa bertemu dengan sahabat sejak kecil ku Hali. Dia memang bisa berangkat pagi. Jadi hari ini aku sengaja berangkat awal agar bisa bertemu dengan nya lebih awal.
"Selamat pa-" Setelah aku membuka pintu kelas, tidak ada siapa pun selain diri ku. Bahkan Hali sekali pun.
"Apakah hali belum berangkat? Tapi tidak mungkin dia belum berangkat. Setiap kali berangkat sekolah dia 'kan siswi yang pertama kali sampai di kelas." Gumam ku.
"Sebaiknya aku tanya ayah saja." Ayah ku adalah seorang Kepala Sekolah di sekolah ku dan Hali.
---------------------------
"Assalamu'alaikum." Salam ku sambil membuka pinturuangan milik ayah.
Kalau aku tidak salam atau mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan milik ayah ku, maka aku bisa kena hukum oleh nya nanti.
Aku bisa melihat ayah ku yang sedang menelpon dengan seseorang.
"Baiklah. Terima kasih."
"Ayah. Apa Hali sudah berangkat?" Tanya ku langsung sambil berdiri di depan meja nya.
"Ayah juga tidak tahu. Bukan kah seharusnya kau yang tahu? Kau berangkat pagi sekali untuk bertemu dengan nya bukan?" Balas ayah.
"Tapi, saat aku masuk ke kelas aku tidak melihat Hali. Bahkan tas nya pun belum ada. Tidak mungkin kalau Hali terlambat. Dia selalu berangkat awal karna paksaan dari ibu nya itu." Ujar ku panjang lebar sedangkan ayah hanya terkekeh.
"Apa yang lucu ayah?" Tanya ku tidak puas hati.
"Hali izin selama beberapa hari karna ia sedang sakit." Jawab ayah.
"Apa? Sakit? Sakit apa?" Tanya ku langsung.
"Dia demam. Tadi saat berangkat sekolah, ia pingsan di jalan dan di nawa ke Rumah Sakit." Jelas ayah.
"Lalu, yang tadi menelpon ayah itu siapa?" Tanya ku lagi sambil menunjuk handphone milik ayah.
"Dokter yang memberitahu ayah kalay Hali tidak masuk sekolah hari ini." Jawab ayah.
"Anak ayah khawatir sama sahabatnya sendiri ya~" Goda ayah.
"Ya iya lah. Dia adalah satu satunya sahabat ku yang sudah ku anggap sebagai saudara ku sendiri. Ayah tahu 'kan kalau ibu nya itu sangat tidak peduli kepada nya begitu juga kakak nya." Sahut ku.
"Iya iya. Ayah tahu."
"Ayah. Apa aku bisa absen hari ini?" Tanya ku.
"Kenapa absen?" Tanya ayah balik.
"Aku ingin menjenguk Hali. Aku sangat khawatir dengan nya." Jawab ku memohon.
"Tidak boleh. Sekolah dulu." Balas ayah.
Jawabannya pasti seperti itu setiap kali aku meminta absen untuk satu hari.
"Lah.... Plis...." Aku memohon sambil membentuk tangan ku seperti orang yang sedang salaman.
"Tidak. Nanti pulang sekolah saja. Ayah akan minta Kaizo untuk mengantarkan mu ke Rumah Sakit nanti." Ujar ayah.
Aku pun akhirnya hanya bisa pasrah lalu menjawab "Baiklah."
#Bersambung#
Akhirnya yang part 8 nya jadi juga.
Menurut kalian ceritanya kek gimana?
Garing? Ngga nyambung? Atau lainnya?
Tolong komen.
Sab, 2 Julai 2022
Sampai ketemu nanti
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Seperti Hantu Yang Tak Terlihat
DiversosCerita ini mengisahkan tentang hidup seorang gadis yang bernama Halilintar. Ia seperti hantu yang tak terlihat di kehidupan keluarganya. Apakah Halilintar akan menghilang tanpa diketahui oleh keluarganya? Apakah Halilintar akan mendapatkan kasih sa...