02. DIA DAN SHAFIRA.

406 32 0
                                    

"Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa jadi anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari atau setahun. Namun jika anda menyerah, rasa sakit itu akan terasa selama nya"

Happy reading!

.

.

.

Follow kiyuxta


Shafira berjalan di lorong yang gelap dan sunyi. Ia baru saja pulang dari tempatnya bekerja, memang Shafira bukan seperti Sahera yang ada di keluarga yang berkecukupan. Sedangkan keluarga Shafira? Ibu yang sakit-sakitan dan ayah yang pemabuk, Dan pukulan yang ayahnya berikan sudah menjadi makanan sehari-hari Shafira. Ia selalu berdoa kepada Tuhan agar hidupnya di mudahkan.

Shafira terpaksa berjalan melewati lorong ini, karena ini adalah akses Tercepat. Jika ia melewati jalan yang biasanya ia lewati ia akan kecapekan karena rumahnya dan tempat kerjanya lumayan jauh dan membutuhkan waktu yang lama.

Lama Shafira berjalan menyelusuri lorong itu, tiba-tiba ia bertemu dengan segerombolan preman.

Deg!

Jantung Shafira berpacu lebih cepat, tak kala ia melihat preman-preman tersebut menatap dirinya dengan tatapan lapar. Andai ada jalan lain di sini, ia pasti akan melewati jalan tersebut, namun sayangnya tak ada jalan lain selain jalan preman tersebut. Mau tak mau Shafira harus melewati jalan tersebut karena terpaksa, ingat! Terpaksa!.

Shafira berjalan tergesa-gesa untuk melewati para preman-preman tersebut.

"Eh ada neng cantik nih" preman tersebut mengedipkan satu matanya yang membuat Shafira ingin mual saja.

"Lepas!" Ujar Shafira saat Salah-satu preman itu memegang tangan suci nya.

"Ayo neng, main sama aa" ujar preman tersebut genit.

Shafira menatap tajam preman tersebut "Gak makasih, amit-amit gue main sama preman bau tanah kayak Lo!"

Mendengar ucapan pedas yang keluar dari mulut Shafira, membuat preman tersebut naik pitam.

Tiba-tiba preman tersebut mencengkram erat tangan Shafira.

"Lepasin gue!"

"Gak, Lo harus main sama gue!!"

"LEPASIN GUE ANJING!" Teriak Shafira.

Preman tersebut membawa Shafira ke sebuah rumah tua yang memang dekat.

Bugh!

Tiba-tiba Seseorang menendang bahu preman tersebut.

"Akhhh.....jancok!"

"Berani kok sama cewe? Jantan gak sih Lo?" Preman tersebut menatap tajam pria yang telah menendang bahunya itu.

"Ini bukan urusan Lo!"

"Tentu ini bukan urusan gue, tapi jangan juga Lo kasar sama cewek! Gue jadi gak percaya kalo Lo itu jantan!"

"Bacot!" Ujar preman tersebut lalu ia memukul brutal pria tersebut.

HENTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang