24| A Lil Part To Next Level

38 7 0
                                    

Warning: Steamy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning: Steamy.

­___

"Or we can make a big deal?"

Masih berkecamuk di kepalanya antara harus menikmati rayuan Edgar atau menolaknya mentah-mentah. Shena makin tidak bisa berpikir tenang. Degupan jantungnya sudah berpacu sangat kencang yang bisa laki-laki itu dengar dengan jelas.

Lagi, Shena mencoba menghentikan sentuhan Edgar yang semakin turun dari pinggangnya.

"Stop," suaranya tercekat. Mencoba mengembalikan akal sehatnya.

Dengan satu tarikan napas, Shena mulai mengeluarkan suara lebih tenang. Ia berbalik membalas sorot mata meneduhkan yang Edgar berikan padanya. Menekan dada Edgar dengan kedua telapak tangannya yang justru membuat Edgar mengunci tubuhnya dengan pelukan.

"Get the fuck out of here."

Tanpa mengindahkan perkataan Shena, laki-laki itu membimbing langkah kaki Shena untuk mundur sampai tidak ada lagi ruang di belakang tubuhnya. Merapat pada pintu kamar yang masih tertutup rapat. Edgar menarik kedua tangan Shena ke atas kepala, menguncinya dengan satu tangan. Sedangkan tangannya yang lain meraih dagu Shena agar mempertemukan tatapan mereka.

Edgar kemudian menyesap bibir Shena, mengulumnya untuk meredam pekikan yang Shena coba buat. Perlahan kuncian tangannya mengendur. Kini beralih membawa lengan Shena berkalung pada lehernya. Membiarkan Shena semakin jauh untuk kembali marah padanya.

Tangan itu bergerak mengelus tengkuk Edgar. Shena tidak bisa lagi berbohong untuk tidak menikmatinya. Meski awalnya menolak keras, akhirnya ia membalas ciuman Edgar.

"Tell me, you want me too."

Shena melenguh begitu tautan bibir keduanya sengaja dilepas oleh Edgar. Kepalanya berputar saat merasakan Edgar kembali menggerayangi lekuk tubuhnya.

Shena tidak tahu apa yang sebenarnya ia inginkan. Rasanya terlalu berat untuk mengatakan tidak. Tapi, ia tidak punya cukup keberanian untuk memberi jawaban iya.

Edgar kembali memagut bibirnya. Satu tangan yang tidak pernah ia duga akan melakukan hal untuk menyetujuinya.

Shena menarik handle pintu hingga terbuka. Mempertemukan tubuh mereka dengan tempat tidur tanpa memutus ciuman yang semakin dalam. Jemari itu kembali menuntunnya untuk melucuti pakaian Edgar. Melepas jas juga menarik ujung turtleneck supaya Edgar melepasnya.

Ini sudah terlalu jauh dan Shena ingin lebih.

Shena meremas kuat seprai putih itu untuk meredam lenguhannya saat tangan Edgar menyusuri bagian belakang tubuhnya. Bergerak liar mencoba menurunkan resleting di punggungnya. Ciuman di lehernya masih berlangsung. Perlahan semakin turun diselingi sesapan dan gigitan di kulit mulus itu.

Shena memejamkan mata. Perasaan liar menggerogoti. Bagaimana embusan napas Edgar menerpa kulitnya begitu lembut. Shena tidak bisa menolak menikmatinya.

Edgar memindahkan jemari lentik itu yang semula membelai lengannya kini melingkupi punggungnya yang terbuka. Menyalurkan sapuan serta tekanan kuat di punggungnya. Edgar kembali melumat bibir Shena, menyesap kuat bibir bawah itu hingga si pemilik melenguh kencang.

STALEMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang