Dear Diary,
Hari ini, tanggal 18 Juni 2021. Aku, Rendra dan Jodi pergi bersama, ke taman alun-alun kota yang terletak ditengah kota.
Banyak hal yang tidak bisa aku ungkap dengan kata-kata. Kebahagiaan singkat ini, akan menjadi kenangan yang tak akan pernah aku lupakan.
.....Andara menutup buku diary-nya dan kembali menyimpannya diantara buku-buku mata kuliahnya.
Andara tinggal dirumah Jodi, kedua orang tuanya meminta Andara untuk tinggal bersama. Karena kedua orang tua Andara sudah meninggal dunia saat kecelakaan lima tahun yang lalu.
"Dara!" Suara Jodi, Andara langsung bergegas menemui Jodi yang sudah pasti berdiri dibalik pintu.
"Ada apa?" Sahut Andara ketika pintu kamarnya sudah terbuka dan menampakkan sosok jangkung Jodi.
"Temenin aku!"
"Kemana!"
"Ayo, cepetan ganti baju! Aku tunggu di depan!"
Jodi meninggalkan Andara yang masih kebingungan dengan ajakan yang tiba-tiba.
Dengan mulut masih menggerutu tidak jelas, Andara bergegas mengganti pakaiannya.
"Kita mau kemana sih, mana sudah malam lagi!" Dara menghampiri Jodi yang sedang bersender dimobil bagian depan dengan memasukkan sebelah tangannya disaku.
"Jenuh! Temenin nonton!" Jawab Jodi ketus, dan segera beranjak dan membuka pintu kemudi.
Dara menghela nafas berat, "dasar orang kaya! Nonton saja harus ke bioskop!" Gerutu Dara seraya membuka pintu mobil sebelahnya. "Di, kalau mau nonton kenapa tidak dirumah saja. Kan fasilitas televisi kamu sudah canggih!"
"Bawel!"
Dara diam mendengar jawaban Jodi dengan nada ketus. Ia meremas jemari yang bertaut diatas pangkuannya, ia kemudian memalingkan wajahnya menatap jalanan yang ada disamping jendela.
Tes tes tes
Rintik air hujan mulai muncul dipermukaan kaca jendela mobil. Hati Andara langsung berdesir. Hujan mengingatkannya akan peristiwa naas yang dialami kedua orang tuanya. Seketika, air matanya menggenang dipelupuk matanya.
Jodi melirik ke kursi samping, Dara masih menatap pemandangan lewat jendela samping. Ia tahu, jika hujan selalu membuatnya menangis. Ia menghentikan mobilnya dipinggir jalan, karena hujan sangat deras.
"Dara!" Panggil Jodi, ia menyentuh pundak Dara yang bergetar. Jodi menggeser tubuhnya dan meraih tubuh Dara yang bergetar karena tangisannya. "Jangan menangis!" Tangan kanannya membelai kepala Dara lembut.
"Aku masih tidak bisa melupakan kejadian itu, Di. Terlebih, hujan ini selalu membuat aku sakit dan kembali mengingat kejadian itu!"
Jodi memeluk erat tubuh Andara, ia tahu dengan jelas kejadian waktu itu disaksikan oleh kedua matanya. Tabrakan beruntun yang terjadi di jalan tol membuat kehilangan kedua orang tua Andara.
"Sudah jangan menangis, kalau kamu menangis, kita pulang saja!"
Andara menarik diri dari pelukan Jodi. "Jangan, kamu kan mau nonton. Kita lanjutkan saja perjalanan ke bioskop!"
"Tapi, aku tidak tega melihat kamu seperti ini!"
Andara tersenyum, "aku akan mencoba kuat saat menghadapi hujan! Ayo, lanjut perjalanan!"
Jodi kembali ke posisi duduk awal. Dan menyalakan mesin mobil, sesekali ia melirik Andara yang memejamkan mata.
"Dara, sudah sampai!" Jodi menepuk pipi Andara yang terlelap. Andara menggeliatkan badannya dan membuka mata.