494. Krakatau Bumi

871 60 1
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan seneng dulu nikahnya bukan sekarang,"

Jiskala menggigit bibirnya takut. Ia memang sedikit lega ketika tadi Putra menuruti kemauannya menikah setelah wisuda, tetapi mendengar ayahnya masih keras kepadanya membuat jantung Jiskala kembali berdebar kencang.

"Ayah maaf..."

"Ayah sengaja mempertemukan kamu dengan keluarga Hardin biar kamu tau kalau keluarga Hardin bukan orang sembarangan jadi kamu bisa berhati-hati untuk bertindak. Hardin, cucu Hamengku Bumi pendiri perusahaan batubara Krakatau Bumi. Hardin bisa aja jadi pewaris tunggal perusahaan batubara itu karena Hamengku Bumi cuma punya anak satu yaitu papanya Hardin. Putra Bumi pernah cerita, kalo Hardin masuk bisnis karena emang disiapin buat pengganti dia,  sedangkan adiknya lebih memilih buat jadi dokter ngikutin mamanya. Adiknya yang kuliah kedokteran juga lagi dibangunin rumah sakit di daerah Jakarta Pusat. Sampe sini kamu paham kan? Dengan siapa kamu berpacaran?"

Jujur, Jiskala terkejut. Ia tidak pernah tau latar belakang kekasihnya karena ia hanya fokus kepada Hardin tanpa memikirkan latar belakangnya. Bukannya senang tau kekasihnya anak konglomerat, Jiskala justru takut karena ternyata kekasihnya sekaya itu. Ia takut, ia tidak bisa menyeimbangkan dirinya dengan Hardin.

"T-terus.. kenapa pak Hardin milih jadi dosen? Padahal dia sekaya itu?" tanya Jiskala pada ayahnya tanpa mengalihkan pandangannya pada pemandangan laut malam hari di depannya.

"Putra cerita tadi, Putra bilang Hardin gak mau keliatan sukses dengan cara instan karena mengandalkan kekuasaan ayahnya. Setelah selesai kuliah dan dapet gelar sarjana, Hardin daftar pekerjaan di perusahaan ayahnya sesuai dengan aturan perusahaan. Bisa dibilang dia daftar di Krakatau Bumi layaknya calon karyawan biasa, jadi Hardin sampai ke posisi puncak perusahaan itu karena usahanya sendiri. Hal yang bikin Putra kecewa, habis Hardin berhasil ningkatin profit perusahaan Hardin pilih untuk kuliah S2. Terus keluar dari perusahaan dan pilih buat jadi dosen karena mimpinya dari smp. Hardin sederhana banget, dia gak pernah menyinggung keluarganya yang hebat, tapi semua orang tau dia bukan anak sembarangan karena nama akhirnya Bumi,"

Kalimat akhir Daris membuat Jiskala ketakutan lagi. Pacarnya bukan anak sembarangan. Sebetulnya Jiskala tidak perlu takut karena keluarganya bisa dibilang sejajar dengan konglomerat itu, apalagi posisi Daris sebagai komisaris salah satu perusahaan BUMN bukankah Jiskala tidak perlu takut ataupun insecure karena kelas sosialnya?

"Ayah mau? Menantu ayah orang kayak pak Hardin?"

Daris mengangguk, wajahnya terlihat serius.

"Mau. Ayahnya Hardin teman ayah, juga Putra tipe orang yang rendah hati. Dia kalo berteman gak liat latar belakang orang itu, dia mau berteman sama siapa saja. Jadi kamu gak perlu khawatir Putra akan memandang rendah kamu ataupun akan memberi kamu milyaran uang untuk menjauhkan kamu dengan Hardin. Ayah liat tadi Putra suka ke kamu nak. Dia nyaman ketika ngobrol sama kamu. Jadi, kamu gak perlu khawatir. Kamu cuma perlu memperbaiki diri kamu dan lebih berhati-hati dalam bertindak karena kamu memacari anak Putra Bumi,"

Jiskala tersenyum kecut. Entah mengapa perasaannya tidak enak, ia takut ia salah bertindak dan mencoreng nama keluarga Bumi.

"Gak usah insecure. Kamu cocok sama Hardin, kamu gak kalah keren sama keluarga Bumi. Jadi, ayah minta tolong buat mencintai Hardin dan gak bikin dia kecewa karena kelakuan kamu. Hardin udah baik ke kamu, ayah, juga Cala. Kita kembali bertiga gini juga karena Hardin kan?"

Gadis itu menelan ludahnya kasar. Ia bisa melawan rasa insecure sewaktu masalah Nana, sehingga ia hanya perlu berusaha melawan rasa insecure karena latar belakangnya yang berbeda jauh dengan Hardin.

Jiskala menggenggam tangannya sendiri lalu menghadap kepada Daris.

"Yah... Aku janji. Mulai sekarang Jiskala bakal bikin ayah seneng dan gak malu-maluin ayah. Jiskala juga bakal berhati-hati biar pak Hardin gak kecewa sama Jiskala. Doain Jiskala bisa ya yah? Marahin Jiskala kalo Jiskala salah,"

Daris tersenyum, anak gadisnya ini sudah dewasa.

Ia mengusap kepala Jiskala sambil tersenyum.

"Makasih udah mau memperbaiki diri ya nak?"

Jiskala tersenyum lalu memeluk ayahnya. Hingga Niscala datang dan ikut memeluk mereka berdua yang ternyata Cala dari tadi mendengar percakapan Jiskala dan Daris

"Cala juga mau pelukan gini,"

Tidak lama, Jiskala menguraikan pelukannya. Ia memandangi ayah dan juga kakaknya bergantian.

"Bunda Yura apa kabar?"

Niscala terbelalak mendengar pertanyaan Jiskala.

"Bunda lagi sibuk ngurusin bisnisnya ke Dubai makanya lupa sama Cala, tapi gak papa. Cala doanya juga bunda lupa sama Cala biar kita bertiga juga bunda Inna gak ada yang ganggu,"

"Kalian gak perlu pikirin Yura. Sekarang ada bunda Inna, pernikahan ayah juga bunda seminggu lagi. Kalian gak usah mikirin dia, fokus ke pernikahan ayah saja ya?"

Si kembar mengangguk dan kembali memeluk ayahnya.

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang