1. Tak seberuntung itu

16.3K 637 42
                                    

"Atas nama Nath,"

Kala menoleh saat teman nya berseru, bukan karna terikan yang mengganggu, namun karna orang dengan nama itu tak juga muncul.

"ATAS NAMA NATH!"

Nath, Kala mengerjap kecil. Nama itu mengapa terdengar tak asing. Ah bahkan hampir satu minggu sekali Kala selalu mendengar nama itu.

Nath, memesan Ice Latte di hari jumat tepat pukul lima sore. Namun hingga sekarang Kala tak pernah bisa melihat wajah itu.

Kala tak tau Nath merupakan seorang lelaki atau perempuan. Dan Kala ingin tau, Siapa Nath sebenar nya.

"Atas nama Nath ya Kak?"

Ia menoleh saat teman kasir nya berujar, menyerahkan gelas pelastik berlogo Pelangi yang menjadi nama Cafe tempat ia berkerja.

"Kakak nama nya Nath? Nathali ya?"

Gadis yang mengambil pesanan itu tersenyum lembut, tak lama menggeleng samar. "Bukan, Saya temen nya Nath."

"Nath itu laki-laki."

Laki-laki, Kala menyimpan itu dalam memori kepala nya. Nath merupakan seorang lelaki.

Diam-diam Kala tersenyum kecil, ia mendapatkan satu informasi tentang Nath.

Dan Nath, Akan menjadi salah satu pinta nya.

Kala ingin tau siapa Nath, bagaimana wujud lelaki yang tiap Jumat memesan Ice Latte itu.

"Kal?"

Kala menoleh, mata nya menatap Anggun yang menepuk bahu nya pelan.

"New Order."

Ia bergegas pergi, melangkah menuju bar kembali. Mulai membuatkan apa yang ada dalam note yang sebelum nya di tulis Anggun.

Sudah cukup lama Kala berkerja di sana sebagai Barista, meluangkan sedikit waktu senggang nya usai pulang sekolah untuk mencari uang.

Kala, Tak semiskin itu untuk harus berkerja paruh Waktu. Ia hanya merasa bosan jika terus berada di rumah.

Karna ia akan merasa begitu kesepian.

"Udah?"

Gadis itu mengangguk dua kali sebelum meletakan gelas berisi Cold with ke hadapan kasir sebelum di ambil oleh pelanggan.

"Udah sore, makan dulu sana. Lo baru balik sekolah kan?"

Kala mendongak, tersenyum tipis. "Nanti aja, Belum laper."

"Makan Kala, udah gue beliin sekalian tadi titip Ian." Anggun berujar penuh paksa, karna jika tak begitu Kala tak mungkin mau makan.

Padahal di antara mereka Kala menjadi yang paling kecil dan begitu di jaga.

Dapat ia lihat Kala menghembuskan nafas nya pelan, sebelum melepas apron yang sebelum nya ia kenakan.

Menepuk bahu Anggun sekilas, "Pinjem korek."

~•~

"Gini kelakuan kamu kalo Bunda sama Papah gak ada?"

Gadis yang tengah menenteng sebuah jaket itu menoleh, menatap kearah Sofa ruang keluarga di mana terdapat Hyun dan Kirana di sana.

Kala bungkam, tak ingin menyahut apa-apa karna memang ini salah nya. Terlalu asik mengobrol membuat ia lupa waktu dan berakhir telat sampai di rumah.

"Kemana kamu? Pergi? Jalan-jalan? Ngerjain tugas gak mungkin kan sampe selarut ini!"

"Liat tuh Rona, Kuliah ke dokteran, berprestasi, gak pernah pulang telat. Kamu terlalu di manja sih!"

Kala, Dan 10 Pinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang