BAGIAN 34 : BANTUAN UNTUK SAGARA

484 61 32
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

Happy Reading!!

.
.
.
.
.

34. BANTUAN UNTUK SAGARA

Jonathan mengerjabkan matanya. Ia menghela nafas. Beberapa hari berada di tempat berbau obat ini sangat membosankan. Ditambah ia tak bisa melakukan apapun selain berbaring. Ia sangat mengutuk orang-orang keji itu yang telah membuat keadaannya seperti ini. Ah ayolah! Seorang Jonathan Virendra tidak bisa untuk hanya berdiam diri. Ini bukan Jonathan yang sebenarnya.

Jonathan berdecak. "Ngeselin juga jadi orang sakit."

Layar TV di depannya sudah tak menarik dimatanya. Satu-satunya benda yang seharusnya bisa mengusir kebosanannya diruangan ini sudah tak berguna. Ia merindukan ponselnya yang sekarang entah dimana keberadaannya. Entah rusak atau hilang ia tidak tau.

"Bian gimana ya tuh anak? Waktu itu kan gue harusnya jemput dia."

Sial...

Jonathan baru saja menyadari sepupunya itu yang dimana harusnya ia jemput waktu itu.

"Apa? Baru inget sama gue lo?"

Jonathan tersentak kaget. Bagaimana tidak? Sosok yang baru saja melintas di kepalanya tiba-tiba muncul dibalik pintu. Ditambah tatapan mengintimidasi Bian membuat Jonathan semakin mengerutkan keningnya.

"Lo kok bisa disini?"

Bukan bagaimana. Pasalnya ia diberitahu Bang Arsa jika untuk sementara keberadaannya harus disembunyikan. Bahkan ia juga tidak memberitahu orang tuanya. Lantas bagaimana sepupunya tahu?

"Apa yang nggak gue bisa?"

Jonathan mendelik mendengar nada sombong dari seorang Sabian Renggana Restapa.

Bian perlahan mendekat. Berdiri di samping ranjang Jonathan. Sedangkan Jonathan, ia terus menatap Bian masih dengan tatapan bingungnya. Tanpa di sangka, Bian malah menoyor kepala Jonathan hingga si empu memekik tak terima.

"Anjing! Apaan sih lo!"

"Otak bego jangan dipelihara. Lo mau ngejalanin misi besar nggak ngasih tau orang. Kalo lo gugur di tengah peperangan lo sama Miracle gimana? Gini aja lo udah mau di jemput malaikat maut," omel Bian.

"Kalaupun gue bilang nggak ada korelasinya sama lo. Lo dimana gue dimana. Lagian gue bisa kayak gini bukan karena gue bego atau ceroboh. Emang mereka targetinnya gue. Trus yaudah gini jadinya," jelas Jonathan yang lagi-lagi mendapat toyoran dari Sabian.

"Gue lagi sakit bangsat!" murka Jonathan.

"Sakit tapi bisa marah-marah," cibir Bian.

"Yang sakit tangan bukan mulut gue."

"Dan yang gue pukul kepala bukan tangan lo."

"Serah dah serah. Salah mulu hidup gue."

"Emang. Baru sadar? Buktinya lo dibandingin mulu sama tetangga."

Jonathan dibuat tak berkutik seketika. Ia melemparkan tatapan tajamnya ke arah sepupunya itu.

"Udahlah. Gue kesini cuma mau ngasih tau ke lo, kalo gue bakal bantuin lo ngelawan Miracle," ungkap Bian membuat Jonathan terkejut.

"Lo tau darimana tentang Miracle?"

"Gue." Vanya memasuki ruang rawat Jonathan dengan langkah santai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DUA BELAS KSATRIA GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang