13. Rasa suka

8 3 0
                                    


Kamu suka sama anak saya?"

Deg.

"Mama, papa. K-kalian kenapa bisa ada disini?" Daniya reflek mendorong Evan sedikit menjauh darinya.

Gedebuk!

Evan langsung cepat-cepat berdiri seperti tidak terjadi apa-apa ia menahan malu, sakitnya gak seberapa tapi malu nya jadi sejarah. Mana jatohnya gak elit lagi nyungsruk ke lantai dingin di liatin suster cantik di ujung sana.

"Evan lo abis ngapain, jatoh ceritanya. Hahah"

Muka Evan tidak bersahabat menatap Daniya kesal. "Awas lo ya, kalo bukan cewe bakal gue jitak." gumam Evan masih bisa di dengar oleh Daniya.

"Apa, mau jitak emang berani,Wlee."

Daniya bersembunyi di balik punggung tegap Ayahnya. Arga yang badanya di gelayuti putri kesayangan nya risih menaralik tangan Daniya keluar dari persembunyian.

"Ngapain sih, nyumput-nyumput nanti di sumputin setan beneran, loh." kata Arga.

"Ayah, jangan gitu. Nanti dateng beneran gimana?" cicitnya.

"Ya tinggal lo ajak ngobrol, Kan beres." dengus Evan.

"Lo masih marah. Ya, sama gue."

"Nggak."

"Daniya, kamu belum jawab pertanyaan tante yang tadi. Sayang." kata santika.

Daniya tampak malu-malu di depan Santika wajahnya sudah merah merona seperti udang rebus baru di tanya begitu, Daniyaa hanya tersenyum kikuk antara senang dan gugup.

"Dan, temuin Aska lagi sana. Tadi malem kan lo belum jadi nemuin malah pulang."

"Kasian pasti Aska nunguin lo dateng, Dan mangkanya belum mau bangun." suruh Evan.

"Iya nak."

Dia memberanikan diri masuk keruang ICU banyak alat-alat menempel di tubuh Aska yang tidak Daniya ketahui apa namanya, sangat sulit menjalani hidup seperti Aska. Cobaan selalu datang bertubi-tubi menimpa Aska rasanya Daniya ingin membawa Aska pergi jauh ketempat yang lebih aman tapi tidak bisa.

"Hey, Aka. Aku dateng." sapanya yang tidak mungkin bisa aska dengar.

"Kamu seneng gak?"

"Gak seneng ya, aku dateng."

"Buka mata kamu, Aska. Disini banyak orang yang sayang sama kamu termasuk aku."

"Kamu cape ya, sama dunia yang gak begitu adil, Aska tau kan maksudku. Dunia itu memang tempatnya cape ka, makanya kita di suruh banyak-banyak bersyukur masih bisa bernapas tanpa bantuan oksigen apa pun."

"Tapi sekarang udah beda ka, kamu bernapas aja harus pake alat bantu sedangkan aku masih bisa bernapas tapi sesek ka,liat kamu terbaring lemas di depan mataku sendiri."

"Mungkin kamu gak bakal ngerti perasaan yang udah lama aku pendem dari pas awal kamu masuk kelas, banyak tatapan remeh yang berusaha aku tepis saat liat kamu masuk kelas. Aku benci itu Aska!"

"Sekarang mana yang berani ngerendahin kamu sini biar suruh lawan aku."

"Haha lucu, aku ngomong sendiri sama kamu tapi malah di jawab sama mesin monitor yang setia nungguin kamu sadar."

"Yaudah aku pamit pulang ya. Udah lega sekarang serasa plong aja udah bisa cerita panjang lebar ke kamu Aska.
Makasih udah mau jadi pendengar yang baik."

Tit...titt.

Mesin monitor menunjukan garis hijau lurus tanda tidak ada kehidupan lagi yang perlu di selesaikan.

"Aska, kamu gak lagi becanda kan." Daniya terus mengguncangkan badan Aska tapi di tahan oleh dokter Ibrahim."

"Stop! anda bisa menyakiti pasien saya." larang Dokter Ibrahim.

"Sekarang juga anda keluar dari ruangan ini! sus tolong bawa dia keluar."

Kabut putih perlahan menghilang menyisahkan bau tidak sedap menyengat di hidung Daniya rupanya  Hafzah memberikan kaus kaki Ramdan ke pada Daniya agar cepat sadar dari ngigau menyebut nama Aska.

"Daniya bangun! bentar lagi pak Toto dateng, bodo amat lah. Gue tinggal nih lama lama."

"ASKA!"

"Udah sadar lo, ciee nyariin Aska."

"Aska mana, dia gak masuk?" kata Daniya bertanya panjang lebar.

"Lo lupa Aska masih di rumah sakit," seru Riska meletakan tas di samping tempat duduk Daniya.

"Gue pingin kesana tolong dispenin sehari aja plis." Ia langsung membereskan buku dan pena asal kedalam tas menuju gerbang sekolah.

"Eh, Daniya pagi ini kita ada ulangan harian Matematika minat, lo gak ikut?"

"Gue gak minat."

"Daniya mau kemana kamu? bentar lagi bel sekolah berbunyi." seru Pak Toto dari kejauhan.

"Rumah sakit pak."


Bersambung.
-ATASKA-

ATASKA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang