A - 1

82 12 11
                                    

Happy Reading...

"Apaan kamu. Ga gaada yang macam gitu. Aku gamau ya kalau sampe berhubungan dengan kakak kelas" Aira menatap tajam perempuan dihadapannya ini.

Adira hanya memutar bola matanya. Ia merasa jengah dengan Aira yang sejak setengah jam lalu mendumel terus. Lagipula yang namanya dare harus dilakukan bukan.

"Ini udah kesepakatan ya nona Aira. Pokoknya mau ga mau lo harus lakuin apa yang memang harus lo lakuin"

Aira mengeluarkan jurus andalannya "Adira cantik, baik, rajin menabung tapi bohong. Sebagai sahabat aku yang baik karna satu-satunya. Tolonglah ya beri sedikit keringanan"

Dengan menggoyangkan tangan Adira sambil menatap harap semoga saja perempuan itu mau mendengarnya.

"Ga usah gitu liatnya karna ga akan mempan di gue. Sekarang lebih baik lo pikirin gimana caranya selama 1 minggu lo berhasil deketin kakak kelas sesuai kesepakatan" telak sudah perkataan Adira. Tidak bisa diganggu gugat.

Aira menghela nafas pasrah, jika sudah seperti ini dia sendiri yang pusing. Senjata makan tuan namanya kalau begini. Ia yang niat awal ingin menjaili Adira malah ia yang kena batunya.

"Ok fine Adira shayang. Kamu benar-benar ahlakhes sekali sebagai sahabat" Aira menjatuhkan kepalanya kemeja belajar. Tiba-tiba kepalanya pusing memikirkan dare itu.

Adira mengelus rambut sahabat yang sudah ia anggap sebagai adiknya dengan sayang. Adira sudah tau jika perempuan itu ingin mendekatkannya dengan pria. Karna memang sejak ia memasuki sekolah menengah atas belum pernah sekalipun ia menjalin kasih dengan pria manapun disekolahnya.

"Kalau gitu gue pulang dulu ya. Besok pagi harus udah mulai darenya ya zeyenk" Aira berdiri hendak mengantar Adira

Adira mendudukan kembali Aira dikursi belajarnya "Ga usah anterin gue. Lo belajar sekaligus pikirin gimana caranya buat besok. Inget hukumannya kalau dare itu sampe gagal"

"Ga apa-apa nih ga aku anter sampe depan rumah?"

"Ga apa-apa Aira, gue bisa sendiri kok"

"Yaudah kamu hati-hati. Kalau ada apa-apa kabarin aku ya"

Adira menjitak kepala Aira dengan pelan

"Apaansih. Rumah kita tuh sampingan kalau lo lupa" geram lama-lama Adira. Mengulur waktu sekali memang perempuan itu.

Aira hanya nyengir menunjukan giginya yang rapih "kan takutnya keinjek semut kamunya"

"Bodoamat ye zeyenk. Dah gue pulang dulu" Adira berjalan keluar dari kamar Aira.

Aira merenung kembali memikirkan bagaimana caranya untuk mendekati kakak kelasnya lebih dulu. Secara Aira ini jones alias jomblo ngenes yang ga pernah merasakan apa itu perasaan dugun-dugun apalagi sakit hati.

Dulu saat menginjak bangku smp saja ia malah manjauh saat ada laki-laki yang mendekatinya. Sekarang ia malah harus mendekati laki-laki lebih dulu.

Beberapa saat berfikir. Aira mengusak rambut kepala frustasi sampai terdengar bibi mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk bi"

Bibi Oyem yang sudah sejak kecil mengabdi kepada keluarganya masuk sambil bawa susu "Maaf non, bibi cuma mau ngecek non Aira sudah tidur atau belum. Bibi juga bawain susu hangat kalau non Aira mau. Kenapa non belum tidur ini sudah pukul 11 malam loh non. Besok non telat sekolah."

"Pas banget bi. Aku memang lagi haus" Aira meminum susu yang dibawa bi Oyem hingga sisa setengah gelas.

"Kalau non Aira mau cerita. Bibi siap dengerin cerita non" Aira tersenyum lantas meminta bi Oyem duduk dikasurnya

"Aku lagi pusing banget bi. Gimana caranya buat deketin cowok duluan"

Bi Oyem menyatukan alis heran. Selama ia mengasuh nonnya ini, belum sekalipun ia mendengar Aira berbicara tentang cowok.

"Ada apa non? Tumben non Aira bertanya seperti itu?"

Aira menghela nafas lesu "Aku dapet dare dari Adira bi. Darenya minta aku buat deketin cowok dalam seminggu. Kalau ga bisa aku bakal dapet hukumannya"

Bi Oyem tersenyum menggenggam tangan Aira
"Non kalau memang non ingin mendekati laki-laki terlebih dahulu yang pertamakali harus non pastikan. Non jangan sekalipun terlihat terlalu semangat. Non harus tarik ulur buat laki-laki itu penasaran sama non, itu bakal lebih mudah non dapetin perhatian dia" jelas bi Oyem berusaha membantu Aira

Aira mendengar dengan seksama penjelasan bi Oyem. Ia jadi tau apa yang harus ia lakukan

"Gitu non. Non ngerti sekarang?" Aira mengagguk mantap

"Aku ngerti bi, makasih ya bi buat masukannya. Bibi ini emang terbaik" Aira mengacungkan jempolnya sambil tersenyum menatap bi Oyem

"Syukur kalau memang penjelasan bibi bisa bantu non. Nah sekarang non tidur ya, biar besok ga telat sekolahnya"

"Ok siap bibi cantik Aira" Bi Oyem bersyukur melihat Aira tersenyum seperti sekarang. Ia harap senyuman Aira tidak pernah hilang dari wajah cantiknya.

:
:

:
:

:
:

:
:

:
:

Aira Ainsley

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aira Ainsley



To be continued...

Terimakasih sudah mampir kecerita aku...

Jangan lupa vote dan komen ya temen-temen...

A I R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang