#03. Planning

31 5 1
                                    


Sejak beberapa hari yang lalu aku mendengar adik kecilku tengah mengeluh pada kakak perempuan kami. Ia bilang bahwa ada seorang pria yang terus-menerus mengejarnya dan ingin menikahinya.

Jujur ketika mendengar nya aku ingin tertawa tapi.., melihatnya kerepotan seperti itu karenanya membuatku tidak tega padanya.

Kalau tidak salah dulu aku pernah melihat nama Sugawara senpai tertulis di buku tulisnya. Hmm apa dia menyukainya ya?

Sepertinya sampai sekarang pun ia terlihat tidak seperti orang yang sedang jatuh cinta? Apa dia memendamnya?

"Nee onee-chan! Bagaimana ini?? Ia memintaku untuk bertemu dengannya di sekolah besok" aku menoleh pada adik perempuan ku yang tengah merengek pada kakak perempuan kami. Sepertinya ia sedang cerita

"Yaah bagaimana ya [Name]~?" Miwa neechan mengambil bantal yang ada di sofa kemudian duduk dan memeluknya sambil mendengarkan cerita adik kami.

Sementara [Name] duduk di karpet sembari melipat kedua tangannya diatas paha Miwa nee.

Aku yang tadinya sibuk berkutat dengan ponselku di buat penasaran olehnya dan malah diam-diam ikut mendengarkan ceritanya.

* * *


"Onee-chan ayolahh"

"Hmm memangnya kau tidak mempunyai perasaan apapun padanya?" Tanya Miwa dan di jawab gelengan mantap oleh [Name].

"Tapi sepertinya ia tulus denganmu, ku dengar ia ada—" Miwa hanya tersenyum ketika [Name] memotong ucapan nya.

" 'Ii idilih prii timpin, sing pingisihi siksis tirmidi di Miyigi' kan? Neechan pasti ingin mengatakan itu, ya kan?" Miwa terkekeh kemudian mengusap rambut adiknya sayang.

"Yasudah kalau kau memang tidak memiliki perasaan padanya, temui saja ia kalau begitu"

Geh

[Name] memutar bola matanya malas, "Onee-chan!" dan ia kembali merengek.

"Untuk apa aku menemuinya? Kau tahu, aku saaaaangat malas bertemu dengannya! Ia pasti akan mengatakan hal hal bodoh lagi, huh!" [Name] beralih melipat kedua tangannya didepan dada nya.

"Seperti.. mengajakmu untuk menikah?" [Name] membulatkan matanya sedangkan Miwa menyeringai jahil ke pada adiknya.

"NEECHAAAN :("

"Aku setuju, kau temui saja dia besok" [Name] menyipitkan matanya menatap sang abang yang tiba-tiba nimbrung.

"Nani sore?" Tobio mengedikan bahunya.

"Kenapa tidak? Kau hanya harus menemuinya saja kan? Lagi pula besok kan kau libur"

"'hanya' apanya?!" Tobio hanya menatap datar adiknya kemudian kembali berkutat dengan ponselnya.

Sedangkan [Name] merengek memalingkan wajahnya pada sang kakak tertua.

"NEECHAAAN :(" Miwa tersenyum seakan paham apa maksud Tobio kemudian mengusap lembut rambut [Name].

"Temui saja, tidak akan apa-apa kok jika kau mengatakan yang sejujurnya" [Name] mengernyitkan keningnya,

'sejujurnya? Bukankah sudah sering ku katakan yang sejujurnya padanya? Apa maksud neechan?' Pikir [Name] sembari memanyunkan bibirnya.

"Humn baiklah akan ku lakukan" Miwa mengembangkan senyumnya kemudian mengepal kan tangannya ke atas.

"Bagus, berjuanglah! Kami mendukungmu!" [Name] bangkit kemudian hendak berjalan menuju kamarnya.

Live With You - 𝑆𝑢𝑔𝑎𝑤𝑎𝑟𝑎 𝐾𝑜𝑠ℎ𝑖 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang