Hai semuaa, apa kabar?
Masih nungguin cerita ini, kan?
Maaf yaaa lama update soalnya kemarin disibukan oleh sesuatu yang tidak disangka heheJadi lanjut baca, yuk?
Happy Reading
"Gue mau Agi, Ra. Gue suka dia."
Gelora yang sedang berbalas pesan diponsel terpaksa mendongak dan menatap Arizona. Gadis itu heran mengapa Arizona sangat menginginkan Sembagi. Dan Gelora sangat tidak menyukai ambisi Arizona yang satu ini.
"Lo sesuka itu sama dia?" tanya Gelora ingin tahu.
Tanpa ragu Arizona mengangguk, membuat Gelora mengangkat alisnya. "Gue baru pertama kali lihat lo kaya gini. Emang apa sih yang lo suka dari cewek jutek kaya dia, Ar? Perasaan selama ini gak ada yang pernah nolak lo, gue yakin si Agi tuh cuma jual mahal aja. Cuma pengen dikejar doang."
"Agi bukan cewek kaya gitu," sanggah Arizona seraya menggeleng. "Pertama kali gue lihat dia, gue udah tertarik. Gue juga mikir dia bakal kaya cewek-cewek yang lainnya. Tapi ternyata gue salah, Agi beda."
"Kaya yang lo bilang tadi, gak pernah ada cewek yang nolak gue. Dan Agi jadi satu-satunya cewek yang ngelakuin itu, bahkan kayaknya dia benci banget sama gue," Arizona terkekeh.
"Terus kenapa lo ngejar cewek yang jelas-jelas benci sama lo, Ar? Kaya gak ada cewek lain aja."
Arizona menggeleng. "Lo gak bakal ngerti, Ra. Semakin dia benci, semakin gue pengen milikin dia. Gue bakal bikin dia jatuh cinta sama gue. Itu baru namanya menantang."
Gelora mengesah nafas seraya geleng-geleng kepala. Tidak mengerti lagi dengan jalan pikiran sahabatnya itu. Baru pertama kali Arizona menceritakan perempuan yang dia sukai sampai seperti ini. Biasanya lelaki itu tidak pernah membahas pacar-pacarnya, tapi sekarang hampir setiap hari Arizona berbicara tentang Sembagi. Gelora sampai muak mendengarnya.
"Lo yakin?" tanya Gelora. "Yakin kalau lo itu emang beneran suka, bukan sekedar penasaran, atau karena lo gak terima ditolak sama Agi?"
Sekali lagi tanpa keraguan Arizona mengangguk. "Yakin."
"Apa yang bikin lo seyakin itu sama perasaan lo?"
Arizona mengelus-elus dagunya. "Gue..., gak pernah ngerasa deg-degan dideket cewek manapun. Gue gak pernah mikirin satu cewek buat waktu yang lama. Tapi Agi berhasil bikin gue rasain itu semua."
"Aneh emang," Arizona terkekeh. "Tapi waktu ketemu Agi, kadang gue gugup sendiri. Dada gue berdebar, atau kadang gue gak bisa nahan senyum waktu lihat muka dia."
"Terus apa yang mau lo lakuin? Gue lihat Agi deket sama si bisu," ujar Gelora malas seraya menyandarkan punggung pada sofa.
Otak Arizona berpikir keras. Sembagi bukan gadis yang mudah didapatkan. Dan Arizona belum pernah dihadapkan dengan perempuan semacam itu. Bagi Arizona, mengejar-ngejar perempuan adalah hal tabu. Namun sekarang, mengejar Sembagi menjadi sesuatu yang menyenangkan.
"Menurut lo gue harus gimana?"
Pertanyaan aneh itu membuat Gelora tersenyum miring. Tentu saja Gelora ingin Arizona menjauh dari Sembagi. Siapa yang rela jika orang yang disukai mengejar gadis lain?
Tapi sayangnya Gelora hanya bisa menelan kalimat tersebut untuk dirinya sendiri. Gelora tidak ingin persahabatannya dengan Arizona rusak karena perasaan sepihaknya. Lagipula Gelora sangat sadar diri jika statusnya dengan Arizona tidak akan berubah sampai kapapun.
Gadis cantik berdarah Indonesia - Inggris itu menghela nafas. "Mau gue bantu?"
Tawaran Gelora membuat Arizona menatap gadis itu dengan sebelah alis terangkat. "Bantu apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Sansekerta (Selesai)
Teen Fiction"𝙰𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚎𝚍𝚊. 𝚃𝚊𝚙𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗𝚔𝚊𝚑 𝚍𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚋𝚎𝚍𝚊𝚊𝚗. 𝙻𝚊𝚗𝚝𝚊𝚜 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚍𝚒𝚊𝚜𝚒𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗?" Sansekerta harusnya punya banyak teman dan digandrungi banyak perempuan. Parasnya...