CHAPTER 1

5 1 0
                                    


Iri.
Noah ingin menjadi seperti mereka. Anak-anak beruntung yang dipeluk, atau dimarahi setelah orang tua mereka melihat isi rapot. Bahkan ada yang dipukul pantatnya oleh sang kakak karena ia memperoleh 4 nilai merah. Kapan ia berada di posisi itu? Apa perlu ia menunggu bunda bangkit dari kubur? Sesekali  Noah ingin membanggakan hasil kerja kerasnya selama 1 semester penuh kepada orang yang ia cintai, terutama kepada sang ayah.

Hh,  ayah…..

“duh pantat semok gue.” Haikal berjalan kearahnya dengan mengelus pantat yang sempat dipukul  Mahen. Ia duduk di sebelah Noah yang memandanginya aneh.

Jahilnya Haikal mencubit pipi seputih kapas milik Noah. “unyu deh dedek Noah.”
Noah beringsut mendekati Jenan yang sibuk memainkan gawainya, “No, awas nyenggol, gue lagi push rank.”

“Haikal, kalo semester dua kamu dapet nilai merah, abang bakalan ngomong ke ayah biar kamu di masukin ke pondok sekalian.”

Ancaman  Mahen sukses membuat cowok berkulit kuning langsat memanyunkan bibir  dan berdecih, “gak asik ah bang, mainnya ngadu.”

  Mahen melepas almamaternya, “No, gak ambil rapot?”

Noah menggeleng, “Jester kambuh.”

Haikal menggalungkan tangannya ke leher Noah “mau gue ambilin?” ia menaik turunkan alisnya.

“dih ogah gue. Mending gak ngambil rapot sampe lulus daripada harus lo ambilin.”

“Noah.” Reyhan berjalan dengan tangan kanan menenteng rapot, dan tangan kiri membawa es boba yang dibelikan  bang Dimas sebelum ambil rapot. Ia duduk disamping  Mahen.
“papa lo ada di ruang kepala sekolah bareng kakak gue juga.”

Mimik muka Noah berubah seketika. “ngapain?’

“gak tau. Palingan ketemu om Tian buat ngomongin olimpiade sains lo yang di Singapura bareng gue, sama Ziana.” Tukas Reyhan kemudian kembali menikmati boba pemberian bang Dimas.

Noah meragukan papanya. Tidak mungkin ‘kan seorang rapper tersohor di Asia itu meluangkan waktu hanya untuk membahas perihal olimpiade yang akan diikuti anak sulungnya? Sementara dunianya selama ini selalu tentang  si bungsu di Keluarga Wern yang mengidap skizofrenia, dan gagal jantung. Noah selalu menekankan pada dirinya sendiri semenjak mama meninggal kalau ia tak boleh mengharapkan apa pun dari ayahnya, walau sekedar mengambil rapot satu semester sekali.
Mahen yang juga anak sulung pasti mengetahui apa yang dirasakan Noah. Namun bedanya Mahen beruntung masih mendapat perhatian yang cukup dari ayah, dan bunda. Mereka tidak membeda-bedakan antara Mahen, Haikal dan adik perempuannya yang sekarang kelas 10 SMA.

“samperin gih.” Noah menggeleng. Ia menolak titah Mahen.

“gak, baru inget tadi pagi papa bilang mau ngurus surat pindahnya si Jes.”

“pindah kemana?” Naren yang sedari tadi asik berkuat dengan kamera akhirnya buka suara.

“Singapura. Disana ada bibi gue yang siap ngerawat Jester.”

Jika mengingat-ingat kembali pada kenyataan yang ada, ia sangat cemburu. Jester mendapat banyak cinta baik dari papa atau dari keluarga papa, dan keluarga almarhumah mama. Sedangkan ia terasingkan, tak ada yang berpihak padanya. Setiap acara keluarga, Jester menjadi pusat perhatian bak artis papan atas. Betapa beruntungnya Jester.

“gimana kalau habis bel pulang langsung ke rumah sakit jengukin Jester?” Usulan Jenan hanya disetujui Mahen, Haikal, Reyhan, dan Naren.

“kalian aja yang jenguk. Gue mau ke makam mama sebelum berangkat besok.” Tolaknya.

“bareng lah, gue pengen ke makam baba, sama mamak gue. Dah lama gak nengokin.” Noah menoleh kearah Reyhan yang menepuk punggungnya pelan. Lelaki itu memberikan senyum manis kepada Noah yang berakhir mendapatkan persetujuan.

“yaudah gue, sama Reyhan nyekar. Kalian aja yang ke rumah sakit. Gue titip salam buat Jester.” Setelah berucap demikian, lelaki itu melamun. Jenan meletakkan ponselnya, ia bertukar tatap dengan Mahen, dan Haikal. Haikal membalas dengan menaikkan kedua bahunya.

“kak Jenan.”
Karena panggilan Naren kepadanya, Jenan hampir menyemprotkan air yang ia minum. “kesambet apa lo manggil gue pake embel-embel begituan?” Naren memberi isyarat mata.

Jenan melongok ke belakang, pantas saja Naren memanggilnya demikian. “papah ngapain kesini? Rapot Jenan, sama Naren udah diambil mamah tadi. Jenan nggak turun kok rangkingnya.”

“emang bukan rangkingmu yang turun, tapi akhlakmu.” Karena ucapan papahnya, semuanya tertawa terbahak-bahak termasuk adik 5 menitnya, Naren.

“papah beliin kamu rokok sepabriknya buat reward. Kamu bisa ngerokok sepuasnya di perpus, atau uks.” Ucap papahnya yang terdengar sarkasme.

“aduh-aduh, pah sakit tau.” Papah Jenan dan Naren atau akrab disapa  Om Jay oleh Reload Gang itu memelintir telinga Jenan hingga sang empu meringis kesakitan.

“Naren, sebutin nominal harga kamera yang pengen kamu beli. Nanti papah transfer uangnya.”

Mata Naren berbinar. “makasih, pa.” Naren peluk papahnya. Ia menjulurkan lidah, bermaksud mengolok-olok sang kakak yang bermuka masam. Jenan membalasnya dengan acungan jari tengah.

“alah, gue bisa minta mamah. Tadi pagi mamah udah janjiin PS5 kalo gue berhasil masuk 3 besar, wleeeee.” Jenan lari setelah berhasil mengolok Naren yang berada di pelukan papahnya. Dikejauhan, Jenan kembali mengolok Naren dengan menepuk-nepuk kedua pantatnya persis anak kecil.

Noah tersenyum kecil.

Sekali lagi dia iri melihat kedekatan si kembarnya Reload Gang Bersama sang papah. Ah, sudahlah   sudah ada jalan takdirnya masing- masing dari Tuhan. Mungkin jalan takdirnya memang begini, seperti orang asing dengan ayahnya sendiri.

“Theo, gue duluan.” Om Jay menepuk bahu Theo yang tak lain adalah ayah Noah.

Theo Darius Wern, rapper asal Indonesia yang memegang rekor kredit lagu terbanyak se-Asia Tenggara, dan ia memiliki setidaknya 2 lagu hits setiap tahunnya. Ayah dari Noah itu sering melakukan kolaborasi dengan artis kenamaan dunia. Bahkan media mengkabarkan dalam waktu dekat, Theo akan berkolaborasi dengan salah satu group kpop yang sedang naik daun.

“Noah, ikut ayah sekarang.” Suara Theo terdengar mengintimidasi. Mau tidak mau Noah bangkit dari duduknya tanpa sepatah kata pun. Ia terlalu malas beradu argument dengan sang ayah, kalau ia menolaknya.

🐬🐬🐬🐬🐬

Hello guys, gue Noah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello guys, gue Noah.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BE THERE FOR YOU | Zhong Chenle (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang