The Day When it All Begin

25 1 0
                                    

The Day When it All Begins

Sebuah ruangan gelap dengan pencahayaan yang minim berada di dalam ruangan bawah tanah di distrik 6 wilayah selatan ibu kota Eurasia, Basyrus. Matahari sudah tenggelam 15 menit yang lalu dan suasana kota seperti kota mati. Semua orang bergegas kembali menuju tempat mereka tinggal tanpa berani membuka jendela rumah mereka walau hanya sekedar memeriksa keadaan di luar. Seorang pemuda tersenyum bahagia.Seperti setan yang begitu bahagia bisa menarik manusia ke dalam neraka.

********

Matahari sudah terlanjur tenggelam ketika seseorang melihatnya di atas langit. Yang ada hanyalah awan putih di atas tanah salju dingin yang menusuk. Semua orang tidak akan keluar dari rumah mereka, bahkan ketika mereka menyadari bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk berada di luar ketika para tentara berhamburan di jalan mencari gerombolan pemberontak.

Sebuah grup tentara dengan persenjataan lengkap berjalan melintasi daerah perumahan kumuh di bagian selatan distrik 6 dengan sebuah unit kendaraan infanteri lapis baja dan kendaraan angkut lapis baja yang mengiringi langkah kaki mereka. Sebuah unit infanteri yang terdiri dari 25 orang mengelilingi dua kendaraan berat itu dan membentuk perimeter seluas 10-15 meter di sekelilingnya. Di dekatnya ada 5-7 orang yang mengawal kendaraan berat itu untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi kendaraan yang lemah bagi serangan kejutan ini.

Jalan sangat gelap dan tanpa penerangan yang cukup, seseorang tidak akan bisa melihat dengan jelas jalan di depannya. Seorang prajurit duduk di atas kap kendaraan infanteri itu sambil menghisap sebatang rokok yang tinggal setengahnya.

"Tempat ini sangat sepi. Aku bahkan bisa mendengar suara retak kaca di telingaku. Apa benar ini sudah masuk jam malam, Yonah?"

Pria itu meletakkan batang rokoknya itu di bagian kanan bibirnya sambil beberapa kali memindahkannya ke tengah bibir dan ke samping kiri bibirnya beberapa kali. Angin malam begitu kencang bertiup dari arah utara sementara para prajurit berjalan semakin jauh ke dalam area perumahan ini.

"Hei, Yonah, kau sudah memberitahu istrimu kan kalau kita pulang pagi lagi hari ini?"

Pria itu membalikkan kepalanya untuk memanggil seorang kawannya yang berada di bangku kemudi. Seorang pria gagah dengan kumis tipis dan baret hijau. Matanya begitu tajam dan tegas seperti ingin mengatakan bahwa dia siap mendengarkan apapun yang kau katakan. Tangannya yang sangat berotot menjulur keluar dari balik jendela samping kendaraan itu.

"Ya, kau tahulah Kolonel Fergu tidak akan mengizinkan kita pulang begitu saja kalau giliran kita belum selesai dengan genap."

"Mau pergi ke bar sebentar sebelum pulang?"

"Entahlah, aku yakin Alicia sedang menungguku di rumah saat ini."

Pria perokok itu mengambil rokok itu dari mulutnya dan menghembuskan asapnya ke luar dan bercampur dengan embun dingin udara musim salju.

"Aku ingin minum sampai pagi kalau bisa. Aku sudah lama tidak minum-minum dengan tenang sejak dua tahun yang lalu."

"Ha ha ha. Kau harus segera mencari wanita, bung."

"Jika bisa. Untuk apa aku harus menghabiskan uangku demi wanita yang suka sekali membeli baju yang berbeda setiap dua minggu sekali, hah? Kau beruntung bisa mendapatkan Natalia yang begitu baik dan tidak suka menghabiskan uang untuk hal tidak penting seperti itu kan."

Pria yang berada di balik kursi kemudi itu, Yonah, tertawa begitu keras. Memecah kesunyian malam bersama dengan para tentara lainnya yang terlihat serius memeriksa area sekeliling mereka dengan seksama.

"Kau harus berusaha, bung. Memang sulit mencari wanita seperti itu di jaman penuh dengan uang seperti ini, tapi kau harus selalu berusaha agar bisa mendapatkan wanita yang kau inginkan."

My Little SorcererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang