25. Dirundung

2.2K 274 48
                                    

Yowepeee
Aku kembali dengan chapter baru..
Vote dan komen nya jangan lupa!

Pagi itu, Eza menghela nafas pelan. Keringat bercucuran. Dia mengambil wadah, untuk meniriskan ayam. Sebelum berangkat sekolah, dia menjalani rutinitas harian nya, yaitu bebenah rumah dan juga menyiapkan sarapan.

"Enak kok," kata nya.  Sebelum di hidangkan dia mencicipi nya, takut-takut rasa nya membuat hati kecewa. Dia mangut-mangut, rasa dari bumbu ayam ini tak begitu buruk.

Setelah menaruh di meja makan dia mengambil wadah bekal, ya selama Beberapa hari ini Eza rajin membawa bekal dari rumah. Dia terlalu malas kekantin karena tak ada teman.

Biasa nya kalau ada Novall.. ah mengigat itu Eza jadi Teringat sahabat nya.

Dia memasukan Nasi satu centong setengah dan juga satu potong paha ayam, dan jangan lupakan sambal kentang. Itu sisahan semalam.

Setelah siap, Eza melihat Jam. Dia hanya punya waktu setengah jam untuk bersiap dan berangkat. Maka dari itu dia terburu-buru. Terlebih lagi ini hari senin. Pasti masuk sekolah akan lebih cepat.

Eza menarik nafas nya panjang, cukup melelah kan. Tadi dia terbangun pukul 4, itu sudah menjadi rutinitas nya sekarang. Bangun di pagi-pagi buta agar tak telat sekolah.

Bergegas mandi dan memakai seragam, mencari dimana letak dasi. Namun sudah di cari kesana kemari tetap saja tidak ketemu.

"Oiya kan masih ada cadangan Dasi yang gak ada nama sekolah nya!"

Dia berjalan menuju keluar kamar, melihat Satria yang mengengam dasi yang dia maksut. "Loh, bang." Tunjuk nya. "Itukan punya gue, gue butuh ni. Dasi gue hilang." Kata nya meminta dengan gerakan ingin merampas dasi dari Satria.

Dengan cepat Satria mengindahkan dasi nya, "Is Za, dasi gue juga hilang yang cadangan sama yang asli. Gue pinjem punya lo dulu ya? Lo kan bukan osis jadi gak malu lah. Gue kan osis jadi malu kalo kena hukum gara-gara ga pake dasi."

"Pliss kali ini aja." Mohon nya.

Eza kemudian menganguk, tak mungkin dia menolak. Kalaupun Dia menolak abang nya akan terus memaksa nya.

"Oke thanks, btw dah buat sarapan?"

Eza menganguk singkat, terlalu malas menangapi.
Satria mencekal pergelangan tangan nya, membuat Eza berbalik. "Apa lagi bang? Gue udah mau telat!" Sentak nya.

Secara cepat Satria melepaskan cekalan itu, dan membiarkan Eza pergi dari situ. Sebenar nya Satria berbohong. Dasi nya ada dua, tapi entah kenapa dia melakukan hal yang tak seharus nya.

Mungkin itu kesenangan nya, maybe.

Eza memakai sepatu nya dengan terburu buru, sialan sepatu nya sudah lapar. Dia harus beli yang baru. Eza menyambar tas nya lalu memasukan Bekal dan teman teman nya. Lalu mengendong nya. Mencari kunci motor dan ya, langsung menjalan kan nya tanpa berpamitan.

Satria menatap nya dari ujung tangga, melihat adik laki-laki nya itu berlari dengan tergopoh-gopoh. Dia menaiki mobil, adik nya motor metic. Eza tersenyum bangga.

"Udah gue bilang, lo akan selalu di bawah gue,"

Guma Satria, Eza lelaki itu mencoba menambahkan kecepatan motor nya. Dengan dalih agar ceoat sampai. Semoga, dia tidak di hukum.

Vlaeza Roman (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang