Gia mematikan laptopnya dengan terburu-buru, punggungnya sudah meronta ingin diluruskan di kasur empuk miliknya. Selepas laptop dibereskan, Gia melompat ke atas kasur dan langsung mengeluarkan suara parau kelelahan.
"enak banget rebahan" eluh remaja jompo bernama Egia Tarasiyah atau yang biasa dipanggil Wina.
Sedari tadi gadis itu terus menerus bergelut dengan tugasnya yang baru selesai dikerjakan detik itu juga. Ia menghela nafas lega karena bisa mengumpulkan tugasnya malam ini juga tanpa harus di teror oleh deadline.
Ponselnya yang sedari tadi bergetar pertanda ada pesan masuk pun tidak dihiraukan olehnya, kebanyakan pesan tersebut pasti dari grup kelas ataupun teman-temannya yang meminta file tugasnya.
Ia berdecak kesal saat memikirkan nya, jadi Gia putuskan untuk tidak membuka ponselnya dan membiarkan ponsel itu hanya mengeluarkan lagu-lagu favoritenya.
Tok.. Tok..
"Giaaa" panggil seorang wanita paruh baya dari luar pintu kamarnya, Gia hanya berdehem untuk menjawabnya, jujur dirinya sudah hampir terlelap saat ini.
"Keluar dulu, ada yang mau dibicarakan sama Bapak" jelas wanita paruh baya yang biasa dipanggil Ibu.
Gia menggulingkan tubuhnya lalu menutup kepalanya dengan bantal, ia memukul kasur berulang kali, emosi karena istirahat nya terganggu.
"Ya, nanti keluar" ucap Gia agak keras, agar Ibunya dapat mendengar suaranya dengan jelas.
Setelahnya ia tidak lagi mendengar suara Ibu, Gia hendak melanjutkan tidurnya sebentar, namun mengingat kepribadian Bapaknya yang seram membuatnya langsung terbangun dengan tegap.
Gia keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang keluarga, gadis itu kaget saat melihat kedua kakak laki-lakinya sudah duduk seraya berbincang dengan orangtuanya disana, yang menjadi pertanyaan nya adalah kapan kedua kakaknya pulang kerumah? Dan dimana keluarga mereka, kenapa tidak ada suara keponakannya yang sangat cerewet itu?
"Kapan nyampe, kak?" tanya Gia sesaat setelah duduk di salah satu sofa.
"Pulang kerja tadi, terus langsung otw kesini"
Gia hanya mengangguk pelan, ia merasa aneh dengan situasi yang ada, lalu mencoba menyibukkan diri dengan memakan puding yang telah disiapkan oleh Ibunya.
"Jadi, ada suatu hal penting yang mau Bapak sampaikan ke kalian semua, terutama kepada Gia.." ucap Bapak dengan suara pelannya, namun membuat jantung Gia berdegup sangat kencang. Ia merasa menjadi objek utama pembicaraan sore hari ini.
Pembicaraan tentang dirinya? tentang apa itu? Ia berpikir ulang tentang kehidupannya, dia tidak merasa melakukan sesuatu kesalahan di kampus ataupun dilingkungan tempat tinggalnya, jadi kenapa mendadak ada deeptalk dan menyangkut tentang dirinya?
"Nanti malam ada keluarga sahabat Bapak yang hendak bertamu ke rumah kita dan membawa suatu pembahasan penting"
"Tentang apa, pak?" tanya Jevi, kakak kedua Gia. Tampaknya Jevi pun merasa sangat penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan oleh Bapaknya sore ini.
Tian, kakak pertama Gia pun hanya terdiam mendengar seksama, sesekali ia menyeruput teh hangat nya.
"Pasti Tian masih ingat dengan pak Dimas yang dulu sering berkunjung kerumah. Malam ini, Dimas dan keluarganya akan berkunjung ke rumah dalam rangka silaturahmi serta ingin mengenalkan anak laki-laki nya kepada Gia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with u?
Romance"Keputusan lo nggak berarti disini, lagipula orang tua didalam akan tetap menjodohkan kita berdua" "Dan selagi itu semua terjadi, mainkan permainan ini lalu selesaikan dengan rapih" Jeno tidak membiarkan Wina untuk membalas perkataan pria itu, ia te...