Bab 16 Tidur

6K 210 0
                                    

"Enaknny makan apaan nih?" Tanya Adinda.

"Seblak gimana?" Tanya Dean.

"Nah ide bagus, kan nggak mahal!" Sela Lena.

"Hmm... Bener-bener!" Ucap Dean.

"Buruan pesen pake gojek, yang pedes biar enak!" Pesan Adinda.

"Kuy lah, " jawab Gean.

Gean segera memesan makanan lewat driver ojol.

"Ben pesen nggak?" Tanya Gean.

"Nggak, " jawab Ben yang masih dengan buku bacaan nya.

"Ya udah, " jawab Gean.

(◕ᴥ◕)

Tepat pukul 09.10 pagi pesanan mereka datang, Gean segera mengambil pesanan nya dan Adinda sibuk menata meja menyiapkan air minum, es syrup dan yang lainnya.

"Wah tumben rajin, " ledek Dean.

"Heh, Lo pikir gue nggak pernah rajin?" Tanya Adinda.

"Emang kagak pernah kan, kalo kalian nggak percaya liat aja kamarnya, " ledek Lena.

"Heh... Jangan ngeledek ya Lo! Kamar gue rapi tau!" Kesal Adinda.

"Iyalah, kan ada pengganti baru. Jadi ya di rapiin, " ledek Dean.

"Ah, gue siram kuah seblak juga Lo lama-lama!" Kesal Adinda.

"Udah-udah, buruan makan. keburu mie nya ngembang, " protes Lena.

"Tumben bener?" Tanya Gean.

"Makan gratis Gen.." sela Dean.

"Pantes otaknya encer, " ledek Gean.

"Apa-apa? Makan-makan!" Ucap Lena antusias.

Setelah selesai makan, ketiga teman Adinda yang masih berseragam sekolah itu pamit keluar untuk kembali ke sekolah. Kenapa bisa bolos? Gampang, Dean dan Gean itu sering parkir motor di luar parkiran sekolah. Jadi kalo bolos kan enak ambil motor nya.

"Gue balik dulu, " ucap Dean.

"Ya balik sono!" Gurau Adinda.

"Silahkan di lanjut romantis-romantis nya, " ledek Dean.

"Apa-apaan sih Lo pada!" kesal Adinda.

"Jangan terlalu romantis, ntar kebablasan, " ucap Gean.

"Kan udah sah Gen, " Sahut Dean.

"Oh iya lupa, hehe! Kita balik dulu Din!" ucap Gean.

"Ya, hati-hati!" teriak Adinda.

(◕ᴥ◕)

Malam hari.

Di kamar Adinda.

Adinda masuk kamarnya dengan memegangi perutnya yang sedikit perih, kemungkinan karena makan seblak yang sangat pedas tadi pagi. Memang kebiasaan Adinda, suka makan pedas sampai perutnya sakit padahal lambungnya tidak kuat makan pedas.

"Ben di mana dah? Oh iya, tadi kan di masih kado sama anak-anak, " gumam Adinda.

Adinda membuka laci meja rias nya dan mengambil kotak kado di laci itu. Adinda membukanya dan masih terdapat bungkusan di dalamnya.

"Wah yakin ini anak-anak yang bungkus, sampe nggak kayak lihat gini, " gumam Adinda saat melihat bungkusan yang lusuh, tidak rapi, kucel tidak karuan.

Sreekk..

Adinda pun menyobeknya dengan gunting karena kesal sejak tadi tidak bisa di bukan. Bagaimana caranya di buka? Seluruh sisi di Lena dan masih so solasi sampai seperti tampilan paket pos.

Adinda melihat ada dua foto di dalamnya dan sebuah catatan.

Adinda melihat ada dua foto di dalamnya dan sebuah catatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto mereka bertiga pertama kali kenal satu sama lain.

Foto mereka bertiga pertama kali kenal satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto bersama Lena. Aduh! Bahkan Adinda lupa ini kapan di ambil nya.

Adinda tersenyum saat membaca surat di balik foto pertama dan kedua.

Foto kita yang ganteng jangan sampe ilang! Cerobohnya di buang dulu! Walau udah jadi istri orang, jangan songong woy! Kita masih sahabat Lo cewek bar-bar! ;)

Selamat menempuh hidup baru bestie, jangan lupa kasih gue ponakan minimal lima belas debay, maksimal dua puluh... Aku mah Baek gak minta banyak :)

Membaca catatan di dalam kotak itu membuat Adinda tersenyum bahagia m ia merasa beruntung memiliki teman se-solid mereka. Setidaknya Adinda memiliki seseorang yang bisa di percaya dan bisa membuatnya tertawa.

"Kenapa senyum-senyum? Kasmaran?" Tanya Ben yang baru masuk.

"Apaan sih? Bukan tau!" Kesal Adinda.

"Trus ngapain?" tanya Ben.

"Nih lihat, bagus kan fotonya? Kece nggak? Iyalah, kan gue yang fotoin, " ucap Adinda membanggakan dirinya.

"Tanya tapi di jawab sendiri, rasa ya ni anak, " ucap Ben gak peduli dan malah beranjak ke kasur.

"Woy! Nyebelin banget sih Lo!" kesal Adinda.

"Tidur woy! Besok sekolah!" ucap Ben.

"Ih, gue tampol pake beton juga Lo lama-lama!" kesal Adinda.

"Lo tidur sekamar atau gue tidurin Lo!" kesal Ben.

"Gak takut! Lagian gue udah sering Lo tidurin kok, " jawab Adinda enteng.

Ben memasang wajah datar kesal pada Adinda. Benar-benar! Apakah karena kecerdasan Adinda yang parah atau terlalu polos? Bukan itu yang di maksud oleh Ben.

"Lo..." kesal Ben.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang