Kim Sohyun menatap keduanya sepasang suami-istri yang duduk berwibawa. Sohyun bingung sendiri ia tidak tau kenapa ia bisa mengiyakan permintaan Tuan Minho yang memintanya datang ke rumahnya, padahal malam ini ia akan berkencan sesuai dengan perkataan Yuqi tadi siang.
Tapi kenapa ia malah ada disini. Dirumah keluarga Kim, rumah yang begitu luas dan indah bak seperti istana mungkin tidak cocok dikata rumah. Rumah ini begitu luas, bahkan semua para maid yang begitu banyak persis seperti cerita dongeng-dongeng.
Sohyun melihat dirinya. Dari atas sampai bawah. apa ia salah memakai pakaian santai saat diluar rumah? Ia hanya memakai T-shirt dan celana jeans yang pas ditubuh nya pakaian yang santai dan sopan untuk ia pakaian. Tapi kenapa Nyonya Kim dan Tuan Kim malah tersenyum melihat nya, memang ada yang salah dengannya. Atau mungkin make up nya berantakan, dengan cepat ia mengusap wajahnya ia takut apa ia takutkan benar karena ia memakai make up begitu buru-buru.
"Lucunya." Ujar Nyonya Kim membuat Sohyun terdiam. Ia masih ingat pertemuan nya dengan Nyonya Kim siang tadi, tidak ada senyuman hangat yang ada tatapan sinis yang ia dapat. Tapi kenapa sikap Nyonya Kim kini terlihat berbeda, sejak awal ia datang senyum Nyonya Kim tidak luntur saat menatap nya membuat Sohyun bingung sendiri. Ada apa dengan keluarga ini? Benar-benar sulit ditebak, batin Sohyun.
"Sekretaris Kim maaf aku menghubungi mu secara mendadak. Aku dengar putraku akan menghadiri acara party putri Tuan Kang yang merupakan salah satu kolegan kita, apa itu benar? " Tanya Tuan Kim membuka suara.
"Benar Tuan Kim. Putri Tuan Kang sedang berulang tahun, beliau mengundang Sajangnim untuk hadir di acara tersebut."jawab Sohyun ia sudah memberitahu semua apa yang akan dilakukan atasnya. Seperti acara undangan ulang tahun putri salah satu kolegan bisnis, yang mengundangnya secara pribadi.
"Kalau begitu kau harus ikut." Ujar Tuan Kim membuat Sohyun melongo tak percaya. Bagaimana ia bisa ikut sedangkan ia tidak diundang di acara tersebut.
"Tapi Tuan Kim.. "
"Kalau Taehyung kami akan mengatasinya. Lagipula Taehyung itu anak yang tidak mudah dekat orang lain, ia cenderung akan menghindari orang-orang tidak kenal dekat dengannya. Aku takut Taehyung tidak nyaman disana nanti, jadi kami memintamu menemaninya." Jelas Nyonya Kim yang sedari awal ikut mendengarkan pembicaraan keduanya.
Sohyun tidak menjawab. Ia tidak tau harus jawab, sedangkan ia harus berkencan. Ia melihat jam sudah menunjukkan jam kencan yang lewat dari perjanjian, mungkin jika ia mengikuti permintaan Tuan Kim ia mempunyai alasan kenapa ia tidak datang.
"Kami akan memberi mu bonus jika kau mau menemani putraku." Ujar Tuan Kim membuat Sohyun dari lamunannya.
"Bukan itu masalahnya Tuan. Tapi.. " Sohyun menjeda ucapannya. Ia menatap dirinya yang berpakaian santai, tidak mungkin ia ke pesta memakai pakaian santai.
"Ahh.. Soal bajumu aku mempunyai banyak gaun. Sepertinya akan cocok di tubuhmu, tunggu disini aku akan mengambilnya."titah Nyonya Kim lalu berjalan menuju salah satu kamar.
Sepeninggal kini hanya Tuan Kim menatap Sohyun dengan senyum misterius membuat Sohyun merasa canggung karena hanya mereka berdua. Tuan Kim memberikan sebuah kotak persegi panjang, yang Sohyun ketahui sebuah kotak untuk sebuah perhiasan.
"Terimalah." Titah Tuan Kim seraya menyodorkan benda tersebut.
"Apa ini Tuan Kim? " Tanya Sohyun.
"Bukalah." Titahnya lagi. Tanpa ragu Sohyun membuka kotak tersebut, ia melihat sebuah perhiasan yang lengkap. Sohyun tidak tau kenapa Tuan Kim memberinya sebuah kotak perhiasan, apa ini yang bonus yang Tuan Kim janjikan.
"Berikan perhiasan itu pada putri Tuan Kang sebagai hadiah dari Taehyung." Jelas Tuan Kim yang membuat Sohyun tersadar, berarti perhiasan ini bukan untuknya Sohyun sudah berpikir yang tidak saat Tuan Kim memberikan kotak perhiasan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Kim
General Fiction"Kim Sohyun salah satu staff di perusahaan Kim's Corp. Kini harus naik jabatan sebagai sekretaris, saat pemimpin perusahaan kini berganti pemimpin. Sohyun pikir bekerja sebagai sekretaris sangat lah sulit. Namun, siapa sangka kesulitan itu bertambah...