End

12.6K 489 60
                                    

Happy reading and enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading and enjoy~

Hari yang dinanti-nanti. Arthur mengundang orang-orang yang berada di desa. Acaranya diadakan di dua tempat, rumah sakit dan juga rumahnya Nathalie. Karena tidak mau mengganggu pasien yang lain, sehingga mereka akan mengadakan janji pernikahan di rumah sakit, lalu setelah itu sebagian tamu yang datang diarahkan ke rumah Nathalie.

Yang melihat janji mereka hanya orang-orang terdekat, seperti kelurga Arthur dan juga tetangga Nathalie. Sementara mereka yang tidak terlalu dekat dengan pengantin berada di rumah Nathalie untuk mencicipi makanan yang sudah terhidang. Mereka sudah bersiap, tinggal menunggu pastor datang.

Sampai detik ini pun Nathalie belum juga bertanya. Padahal sewaktu ia didandani bibi Margaret sudah bertanya dan sedikit mendesaknya. Nathalie tidak ingin menyesal jika mendengar jawaban Arthur. Bagaimanapun ia ingin pernikahan ini berjalan lancar.

Jantungnya berdebar hingga rasanya ingin keluar dari tubuhnya. Arthur berdiri di sebelahnya sembari menggenggam tangannya. Lelaki itu sedikit tertawa saat merasakan tangan Nathalie yang dingin.

"Apa kau gugup, Nathalie?"

Nathalie hanya berdehem untuk menjawab. Ia mual karena terlalu gugup. Arthur berbisik dengan suara yang terdengar sensual. Bisikannya semakin membuat Nathalie merinding, ia belum pernah mendengar nada suara Arthur yang seperti itu.

"Aku jadi ingin memakanmu, kau terlihat cantik sekali."

"Ka-kau juga tampan." Arthur tersenyum simpul, wajah lelaki itu berseri-seri. Bahagia terpancar jelas di wajahnya. Mengapa Arthur bisa sebahagia itu, sementara ia segugup ini?

"Aku menunggu di luar, ya. Sebentar lagi pendeta sampai."

"Bi-bisakah kau memanggil bibi Margaret?"

"Apa pun yang kau inginkan."

Bibi Margaret bagai ibu kedua bagi Nathalie. Wanita itu bersikap hangat dan banyak menolong Nathalie selama ini. Ia merasakan kasih sayang dari Margaret.

"Bibi, aku takut." Nathalie langsung mengadu.

"Apa yang kau takutkan, Nathalie?"

Orang-orang bilang, jika menjelang pernikahan memang banyak didatangkan keraguan. Dan sekarang Nathalie mengalaminya, ia sendiri tidak tahu apa yang membuat hatinya takut.

"Tidak tahu," jawabnya sendu.

Margaret, meremas pelan tangannya. "Tenangkan dirimu, sayang. Semua baik-baik saja. Kau tidak perlu takut, yakinlah ini yang kau inginkan, ini yang kau impikan. Kau bisa menjalaninya dengan baik seperti hari-harimu yang lain."

Nathalie menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Pintu ruang inap tempat Nathalie berada di buka, beberapa orang terdekat seperti orang tua Arthur dan juga kembarannya berada di dalam ruangan, sementara beberapa orang yang lain melihat dari luar kamar.

Slave BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang