Prolog

548 32 12
                                    

Di dalam sebuah ruangan ada banyak orang yang duduk di hadapan meja panjang, mereka semua sedang meeting. Terlihat seorang lelaki berjas, tampan, menawan dan mempesona itu membulak balikan halaman dari sebuah dokumen proposal bisnis. Tatapan matanya tajam, kedua alisnya menyatu dan dahinya mengkerut. Tanda tidak setuju dengan pengajuan proposal bisnis yang baru saja di bacanya. Siapakah dia? lelaki itu adalah CEO dari perusahaan tersebut sekaligus pemimpin dari meeting hari ini.

" Saya menolak pengajuan kerja sama ini." ujarnya tegas setelah meletakan dokumen itu secara asal di atas meja.

" Tapi pak perusahaan ini telah__"

" Saya bilang TOLAK! Anda sudah membacanya bukan? Proposal ini jelas menginginkan bunga sebesar tujuh puluh persen. Dan hal itu akan merugikan perusahaan, jika anda cermat dalam hal ini anda tidak akan memberikan proposal ini pada saya." Belum sempat direktur keuangan menyelesaikan kalimatnya lelaki dengan tatapan tajam menusuk itu sudah memotongnya.

Kini direktur keuangan itu tidak dapat mengatakan apapun lagi, jika seorang CEO sudah memberi keputusan siapapun takkan ada yang bisa membantahnya.

" Maafkan atas kesalahan saya, pak direktur." Ucap Reyn selaku direktur keuangan yang sudah lama bekerja di perusahaan terbesar itu.

Lelaki itu hanya mengerjapkan, " Sampai detik ini anda mengerti?"

" Ya, pak presdir."

Semua orang yang berada di ruangan itu mengangguk mencoba menutupi ketegangan dalam meeting bersama boss besar itu yang selalu teliti, bijak dan tegas dalam pekerjaan.

" Selesai rapat hari ini." ujar lelaki itu lalu keluar dari ruang meeting bersama sekretarisnya. Sementara orang orang yang mengikuti rapat tadi langsung mengambil nafas, merasa sesak akan ketegangan meeting tadi.

" Pak direktur?" ujar sang sekretaris.

" Ya?"

" Untuk salah satu mahasiswa Universitas Washington yang selama ini mendapat beasiswa dari perusahaan, mengalami penurunan nilai. Harus saya apakan untuk mengurus ini?"

" Mengapa kau bertanya? Cabut saja beasiswanya."

" Baik pak direktur."

Bukannya pelit, tapi lelaki itu berfikiran jika sesuatu yang ia anggap tak berguna takkan membawakan hasil apapun dan tak dapat diuntungkan.

🥀

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana menurut kalian? Di tunggu saran dan komentarnya yaak🤗 yuk ikutin terus kisahnya🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana menurut kalian? Di tunggu saran dan komentarnya yaak🤗 yuk ikutin terus kisahnya🔥

JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang