Chapter 1

211 26 17
                                    

- part story.


Sudah sekitar setengah tahun lamanya, mereka tidak lagi bertemu satu sama lain. Semua ini terjadi berkat insiden itu, insiden dimana Zhongli menyerahkan gnosisnya pada Signora, bukan Childe. Secara tak langsung, hubungan mereka terus merenggang. Ya, bagaimana tidak? Childe yang selama ini mencari Sang Archon Liyue, Morax, ternyata adalah temannya sendiri.

"Mungkin sudah waktunya untukku bertemu dengannya. Apakah Childe akan memaafkanku? Aku telah memberinya waktu untuk memulihkan pikirannya," monolog pria bersurai coklat bernama Zhongli. Saat ini ia sedang menutup kotak bekal berisi makanan yang telah ia siapkan untuk Childe.

Hampir semalaman ia mempelajarinya; cara memasak gurita. Untuk seorang yang membenci seafood, ini memerlukan cukup waktu baginya untuk mempersiapkan ini. Dan cukup memuaskan ketika proyek masakannya telah selesai sebelum fajar tiba.

Setelah bekal itu telh disiapkan, ia berangkat dari rumahnya menuju Northland Bank, tempat Childe bertugas. Begitu sampai, ia bertemu dengan Ekaterina, resepsionis bank tersebut.

"Selamat pagi tuan Zhongli, sepertinya anda baru menampakkan batang hidung anda setelah enam bulan menghilang. Apakah anda ingin bertemu dengan tuan Childe?" sapa Ekaterina dengan ramah.

"Ah iya, seperti Ekaterina yang biasa; selalu peka ya..." puji Zhongli.

"Ahaha, anda tidak perlu memuji saya seperti itu, kalau begitu saya akan mengantar anda ke ruang tuan Childe, karena hari ini beliau memiliki jadwal yang cukup renggang untuk bersantai bersama anda."

"Baiklah, terimakasih Ekaterina." Wajah Zhongli tiba-tiba merona saat membayangkan pertemuannya dengan Childe nanti.

*
"Saya hanya mengantar anda sampai disini untuk privasi anda sekalian, jadi silahkan nikmati waktu anda, tuan Zhongli," kata Ekaterina lalu pergi meninggalkan si surai coklat didepan pintu ruangan Childe.

Semoga Childe suka dengan masakanku.

Tok-tok, pintu diketuk dan tak lama ia mendengar suara familiar yang sangat ia rindukan.

"Masuk."

"Childe, apa kabar?" Berbeda dari yang diharapkan, si ginger menatapnya seolah berkata 'bagaimana bisa orang ini datang?'

"Wah, wah... Lihat siapa ini? Enam bulan menghilang tanpa jejak dan sekarang orang itu malah datang kesini dengan wajah berseri-seri seolah tanpa dosa?" Ejekan Childe membuat senyuman Zhongli memudar, tapi aku tidak bisa menyerah sekarang. Ayo Zhongli, kamu pasti bisa!

"C-Childe, apa perasaanmu telah membaik? Aku datang untuk meminta maaf sekalian juga aku membawakan makanan favoritmu, lihat?" katanya sembari memperlihatkan bekal yang ia persiapkan semalaman.

"Apakah wajahku terlihat telah membaik dari luka yang kamu berikan kepadaku? Kamu membohongi dan mengkhianatiku dalam sekali langkah," balas Childe lalu ia berdiri dari kursinya.

"Tidak Childe, aku tidak bermaksud-"

"Tidak bermaksud begitu? Lalu kemana kamu saat aku menunggumu untuk diberikan penjelasan? Setelah sebuah boneka rusak, boneka itu akan dibuang. Begitukah aku dimatamu?" lanjut Childe yang mulai melangkah perlahan.

"A-Aku tidak emnganggapmu sebagai boneka, Childe. Kamu itu te-"

"Teman? Apakah kamu betulan menganggapku begitu? Atau kedatanganmu kesini karena ingin memintaku membantumu atau membayar makananmu?"

"Childe-"

"Morax, hebat sekali kamu membodohiku degan tingkahmu yang lugu itu? Mungkinkah selama ini kamu mengalahkan musuhmu dengan cara seperti itu? Sungguh pengecut." Hati Zhongli terasa semakin hancur begitu mendengarnya.

Padahal aku juga terus berharap agar kamu dapat menjernihkan pikiranmu dan setelah itu kita bisa makan dan bercanda lagi seperti biasa. Aku juga tidak bisa memberitahumu. Bagaimana pun aku adalah dewa kontrak, mau semirip apapun aku dengan manusia, aku tidak bisa luput dari kontrak itu sendiri.

Melihat Zhongli tidak menjawab, hal ini membuat Childe yakin jika semua yang ia katakan adalah kebenarannya.

Aku sudah lelah, jika tahu begini seharusnya aku tidak perlu datang lagi ke tempat ini, lagipula hubungan kami sudah hancur hanya karena kesalahpahaman.

"Jadi apa yang kukatakan barusan itu benar ya? Haha, coba lihat ini." Childe merebut dengan kasar kotak bekal yang sedari tadi Zhongli remas. Childe membuka kotak bekal itu dan membawa sepeser harapan di mata Zhongli, dan sayangnya Childe menyadarinya.

"Bau sekali, apa ini betulan makanan? Mungkinkah ini lauk yang sudah basi?" Childe mengotak-atik makanan itu dengan jarinya yang masih kotor karena berkas-berkas dimeja.

"Huwek, menjijikan," katanya lalu membuang seisi bekal itu ke wajah Zhongli.

Surai coklat tak merespon, ia mengigit bibirnya dan menahan tangis.

"Tidak suka ya, diperlakukan seperti ini? Aku juga tidak suka saat melihatmu tersenyum kearahku. Rasanya aku ingin merobek mulutmu yang menjijikan itu." Kata-kata Childe barusan lebih menyayat hati dibanding ejekan Childe yang lain, rasanya seolah tidak ada gunanya perasaan yang ia miliki kepada ginger selama ini.

"A-Aku kesini hanya untuk meminta maaf..." Suaranya serak, hatinya bagai ditimpuk oleh batu besar. Ia benar-benar ingin menangis sekarang. 

"Oh benarkah? Kupikir kamu ingin membuatku menjadi bonekamu lagi, menjadi bidak catur tak berguna, dasar pria sinting pfft- duh... Maaf ya, aku sungguh keceplosan, aku hanya mengatakan apa yang sangat ingin kukatakan selama ini kepadamu."

"Kalau begitu... aku minta maaf..."

"Jika kamu ingin minta maaf, enyahlah dan dunia ini, lagipula siapa yang ingin menangisimu?" ejeknya. Yang ia tidak ketahui, mungkin saja perkataannya tadi bisa menjadi bumerang baginya.

"...Ya, kalau begitu aku permisi."


to be continued -


Words : 745


---

a/n :

Hola! Beberapa orang pasti gak asing sama tema cerita ini, yap benar sekali!! Aku ganti akun karena lupa password, jadi yang '!!Tartali Oneshot!!' itu aku drop yaa. Aku gabisa login soalnya, jadi ganti kesini. Ceritanya akan kubuat jadi beberapa part, biar panjang sesuai janjiku sebelumnya di cerita yang ituu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tartali Oneshot [angst]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang